𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟑𝟏

69 1 0
                                    

Alaska menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Rheana.

Baru hendak melepaskan seatbelt di tubuhnya tiba-tiba saja Alaska menahan tangannya. Alaska yang melepaskan seatbelt itu, kemudian matanya menatap ke arah Rheana, masih dengan posisi dirinya berada di depan Rheana.

"Ka.."

Alaska hanya diam, tangannya terangkat menyentuh pipi Rheana lalu wajahnya mendekat ke arah gadis itu. Jarak wajah mereka begitu dekat, sehingga dengan refleks Rheana memejamkan matanya.

Jantung Rheana berdetak kencang. Dia sama sekali belum pernah diperlakukan seperti ini. Andai bisa, mungkin Rheana sudah berlari pergi menghindari Alaska, sayangnya tubuhnya tak dapat bergerak kemanapun.

Tok tok tok..

Alaska terkejut, begitu juga Rheana. Mereka langsung menoleh ke arah jendela. Menatap Rafael yang tengah mengetuk-ngetuk jendela mobil.

"Ka...aku balik ya.." Ucap Rheana canggung, Alaska hanya membalas dengan deheman. Rheana meraih tas nya di kursi belakang, begitu Rheana membuka pintu, Alaska menahan lengannya.

"Maaf na...aku tadi gak bermaksud untuk—"

"It's okay" Rheana tersenyum, "Bye Kaisar...sampai jumpa besok"

Rheana keluar dari mobil lalu menutup pintu nya. Dia langsung berjalan masuk kedalam rumah, bersama Rafael yang mengikutinya dari belakang.

Pipi Rheana memerah, membuat Rafael tertawa.
"Haha, pipinya merah kayak badut" Katanya.

"Apa sih, ganggu aja" Rheana menundukkan kepalanya. Dia berjalan menaiki tangga, menuju kamarnya, di belakang sana Rafael masih setia mengikuti nya.

"Tadi kenapa Rheana deketan gitu sama Alaska? Emangnya nafasnya gak bau?" Tanya cowok itu kelewat polos.

"Enggak" Jawab Rheana, "kakak mah ganggu..padahal dikit lagi Rhea bakal di cium" Rheana cemberut.

"Ih bilangin bunda nih...Rheana mau cium-ciuman.."

Rheana melotot, "Jangan! Kalo kakak bilang, PS nya nanti rhea buang!"

"Jangan..." Wajah Rafael memelas.

"Makanya diem! Jangan jadi ember bocor" Ujar Rheana.

"Gak apa-apa. Ember bocor kan masih bisa di tambal.. Rheana gak bisa mikir ya?"

"Aaah! Kakak!" Rheana mendorong tubuh kakaknya keluar kamar, "Udah ah jangan ganggu! Aku capek" Lalu gadis itu menutup pintunya.

"Yaudah...selamat beristirahat Rheana adik Rafael paling cantik" Gumam Rafael sambil tersenyum.

"Na na na!!!" Audy berlari menghampiri Rheana yang baru saja masuk kedalam gedung sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Na na na!!!" Audy berlari menghampiri Rheana yang baru saja masuk kedalam gedung sekolah.

Rheana seketika menghentikan langkah nya, dia menoleh ke arah Audy.
"Iya Audy?" Tanyanya.

RHEALASKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang