24. suami istri

79 3 0
                                    

Cemburu suami istri itu adalah hal wajar karena dari rasa cemburu membuat pasangan kita tahu kalau cinta kita sangat besar. Hari ini anak pertama neng akan masuk paud sehingga hari ini sangat membuat neng khawatir kalau Alifa akan  menangis karena tidak ada orang yang dia kenal di sana.
   "Kak alifa sayang, sekarang kak Alifa masuk bersama bu guru,kak Alifa akan banyak teman di sana, jangan nakal ya,"kata neng kepada Alifa ketika sampai di gerbang sekolah Alifa.
   "Mama, kakak ingin ikut mama aja, kakak ga mau sekolah,"kata Alifa  sedikit merengek kepada neng.
   "Sayang papa, hari ini sayang akan sekolah, sayang akan dapat banyak teman baru, sayang  juga bisa bermain sepuasnya di sini bersama teman-teman,"kata Matin sambil dia jongkok di depan Alifa dan kemudian Dia mencium putri sambungnya itu.
   "Kakak ga mau main kakak mau mengaji dengan mama,"kata Alifa dengan wajah sedikit memonyong.
   "Nanti kalau udah pulang baru kakak akan mengaji dengan mama dan papa, tapi sekarang kakak sekolah dulu,"kata Matin lagi.
   "Ok, papa harus janji kita akan mengaji bersama!"pinta Alifa kepada matin sambil mengangkat jari kelingkingnya tanda persetujuan.
   "Papa janji, nanti papa akan pulang cepat untuk mengaji dengan Alifa,"kata Matin sambil mengaitkan kelingkingnya ke kelingking Alifa.
   "Ok papa,"kata Alifa sambil mencium pipi Matin dengan sangat bahagia lalu kemudian Alifa menyalamin Matin dan neng  dan kemudian Alifa pun mendekati guru yang sedari tadi menunggunya.
   "Aliffaa,"teriak torri yang tiba-tiba datang mengagetkan neng dan Matin.
   "Boleh saya  juga mengantar Alifa di hari pertamanya?"tanya torri.
   "Boleh,"kata neng sambil sedikit mengangguk kepalanya sedangkan Matin wajahnya langsung berubah.
   "Anak papa yang cantik, selamat hari pertama masuk sekolah ya, jangan nakal, papa bawain sesuatu untuk Alifa,"kata torri sambil mengeluarkan  kotak pensil.
   "Waahh, cantiknya, terima kasih papa,"kata Alifa sangat senang menerima pemberian torri.
   "Sama-sama, sekarang Alifa peluk dan cium papa,"kata torri sambil merentangkan tangannya, alifa segera memeluk torri dan kemudian mencium kedua pipi torri. Setelah selesai berpamitan maka Alifa segera di bawa masuk oleh gurunya.
   "Kenapa non tidak memberi tahu sayang kalau Alifa akan masuk sekolah hari ini?"tanya torri sambil sedikit kecewa kepada neng.
   "Sayang adalah papa Alifa, jika non sudah menganggap sayang tidak ada lagi ga pa-pa tapi jangan buat anak-anak kita tidak mengenal siapa papa mereka,"kata torri lagi melanjutkan ucapannya.
   "Maafkan neng, tapi neng tidak bermaksud untuk menjauhkan anak-anak dari torri,"kata neng sedikit takut dengan torri.
   "Apakah pantas di sebut seorang ayah jika saat dalam kandungan ayah selingkuh?"tanya Matin dengan penuh amarah kepada torri karena melihat neng yang takut dengan kemarahan torri.
   "Apa semua ini non? bukankah non telah berjanji akan menyimpan semua ini?"tanya torri  mendengar Matin mengetahui masa lalu mereka.
   "Perbuatan yang salah  tidak bisa terus di tutupi, aku tidak mengetahuinya dari neng melainkan Allah ingin menunjukkan kepada ku bahwa istriku ini adalah perempuan yang mulia, aku sangat bersyukur bisa memilikinya dan mulai saat ini jauhi keluarga ku karena jika kamu masih mendekati istri ku aku tidak segan-segan untuk berlaku lebih kasar lagi,"jelas matin membela neng yang hanya bisa diam dengan perkataan torri.
   "Baru dua hari menikah dengan mantan istri ku sudah berlagak di cinta sepenuhnya, aku yang hapal tanda posisi tubuhnya tentulah lebih dia cintai,"kata torri meyakinkan Matin kalau neng masih mencintainya namun Matin yang mendengar itu terbakar emosi sehingga dengan spontan langsung memberi tonjokan di wajah torri. Neng yang melihat itu segera meleraikan mereka sehingga dengan perasaan marah torri meninggalkan mereka berdua.
   "Mas seharusnya tidak perlu melakukan hal seperti tadi, hal itu akan berdampak buruk untuk mas sendiri,"kata neng sambil memasang sabuk pengaman lalu dia mengambil tangan Matin sambil melihat apakah tangan Matin tersebut terluka.
   "Apakah masih sakit?"tanya neng sambil meniup-niup tangan Matin.
   "Iya sakit sekali,"kata Matin sambil mencium kening neng secara tiba-tiba.
   "Mas tidak suka orang lain menyebutkan tentang tubuh istri mas ini, mata ini, hidung ini, bibir ini, pipi ini dan seluruhnya adalah milik mas,"kata Matin sambil  memegang apa yang dia ucapkan.
   "Torri memang keterlaluan, tapi mas tidak boleh menyangkal hal itu  karena neng pernah menjadi istrinya dulu,"kata neng.
   "Dia terlalu naif untuk mendapatkan neng kembali, tolong setelah ini berjanjilah untuk tidak meninggalkan mas,  neng adalah cinta sejati mas, neng adalah cinta terakhir mas, neng adalah kebahagiaan mas, mas Tidak sanggup untuk kehilangan neng lagi,"kata Matin sambil dia mencium tangan dan bibir neng sebagai ungkapan cintanya. Torri yang menyaksikan kebahagiaan Matin dan neng dari jauh merasa sangat menyesal karena jika dia dulu tidak berulah maka neng akan terus menjadi miliknya.

Bersambung,,

Jangan lupa kasih vote ⭐ dan komen ya

Terimakasih

Suami SesungguhnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang