Hai🙋
Lama banget Yuri nggak update, semoga aja masih ada yang setia nunggu ya😁
Yuri itu sebenarnya pengangguran, mana gabut lagi, tapi pas tiap mau ngetik malah nggak jadi karena tergiur sama cerita orang.
Berakhirlah berhari-hari ini Yuri maraton cerita orang dan ngegantung cerita sendiri.
Untuk author" di luar sana, mohon jangan di tiru ya sikap Yuri ini. Takut ntar readers nya pada kabur, wkwk canda kabur😂
Ada typo, ketik angka 1!
Selamat Membaca 📖
-★-
"Kalian ngapain?"
Esta tidak jadi terlelap, dia menatap ke pintu yang terbuka menampilkan seorang gadis yang menatap dirinya dan Arthur bingung atau heran.
"Kak Grace."
"Kalian ngapain berduaan di kamar kayak gini?" Tanya Grace lagi, dia masih berdiri di depan pintu yang terbuka.
Arthur mendadak sinis. "Setau aku, nama Kakak kamu itu Riella kan?" Esta mengangguk membenarkan. "Kalo begitu, dia siapa? Tadi kamu bilang, namanya Grace?"
Esta mengangguk lagi. "Dia Kak Grace, anak temen Papi aku." Jawab Esta memperkenalkan Grace pada Arthur.
"Sedikit saran sih, kalo mau masuk ke kamar orang itu ketuk pintu dulu. Jangan asal terobos aja, kamar kan privasi." Grace menunduk antara tidak enak dan malu dengan perkataan Arthur.
"Maaf ya Ta, tadi pas denger Bibi katanya kamu sakit makanya Kak Grace langsung ke sini sampai lupa ketuk pintu kamar kamu. Maaf ya Ta," Sebut Grace merasa bersalah.
"Lo tau, karena ulah lo cewek gue nggak jadi tidur. Padahal tadi dia udah mau tidur, tapi karena ketidak sopanan lo itu buat Esta jadi nggak bisa tidur." Arthur menekan kata-katanya, dia mendelik tajam. Hal itu membuat Grace menggigit bibir bawahnya menahan gugup.
"I-iya, gue tau gue salah. Lagi pula, lo dan Esta nggak seharusnya berduaan di kamar, apalagi dengan pintu tertutup. Itu bisa aja membuat kesalahpahaman atau malah Esta yang jadi bahaya." Grace menatap Esta yang hanya diam, sedangkan Arthur kini semakin mendelik.
"Gue tau gue brengsek. Tapi sebrengsek-brengseknya gue, gue nggak pernah ngambil kesucian perempuan. Apalagi ini Esta, cewek yang gue cinta." Esta tertegun, dia mendongak menatap Arthur yang masih menatap Grace dan melanjutkan ucapannya.
"Jadi, lo nggak perlu khawatir. Karena gue akan selalu menjaga diri gue dan juga Esta, kami nggak akan pernah melakukan hal terlarang seperti itu."
Grace bungkam, menunduk meremas jarinya. Dia tidak berani menatap kedua orang di hadapannya yang masih dalam posisi berpelukan itu, Grace cukup malu atas tindakan dia yang ceroboh dan cenderung tidak sopan.
"Sorry, gue salah." Lirihnya pelan.
Riella, yang memang sudah datang setelah Grace menerobos ke kamar Esta hanya diam bersandar di dinding. Dia memutar bola matanya dengan senyum sinis.
"Rasain. Makanya, jangan sok-sokan lo jadi orang. Malu sendiri kan?"
"Untung bukan gue yang malu-maluin." Cewek itu hendak pergi, tapi melihat pembantu rumahnya mendekat, Riella mencegat.
"Dia udah makan?" Wanita Paruh baya yang tidak terlalu tua itu menatap wajah Nona tertua Frederick bingung, dia sedikit tidak paham.
Dengan sopan, dia bertanya. "Maaf Nona, siapa yang Nona Riella maksud?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Antagonist's Sister?
FantasyEverything for love, itu adalah sebuah judul dari novel romansa remaja yang akhir-akhir ini banyak di minati. Ringkasan yang singkat, Novel itu mengandung konflik yang tidak terlalu berat dan lebih banyak adegan romantis yang sangat di minati remaja...