Bab 5

117K 14.5K 217
                                    

Hai🙋

Yuri kembali dengan part baru nih.

Maaf ya, untuk dobel up kayaknya Yuri belum bisa, tapi Yuri bakal usahain buat update setiap hari.

Typo harap tandai!

Selamat Membaca 📖

-★-

Kerumunan di tengah kantin itu banyak yang menarik perhatian murid-murid, di tengah kerumunan sedang terjadi percekcokan antara kakak kelas dan adik kelas.

"Lo yang nabrak gue!" Tunjuk si Kakak kelas pada Adik kelasnya.

"Enak aja, Kakak tuh yang nabrak. Nih, buktinya aja gue yang jatoh!"

Esta, Adik kelas yang di perlakukan tidak adil jelas tidak terima. Dia tidak salah, tapi si Kakak kelas cewek nya ini yang gak mau ngalah.

Agnes tidak terima dengan perlawanan balik dari Esta, dia mendorong pundak cewek itu. "Gak usah bacot. Tinggal minta maaf aja apa susahnya sih?"

"Karena gue gak salah, gue gak mau minta maaf. Lagian gue yang jatoh kok gue yang harus minta maaf. Kakak tuh yang harusnya minta maaf!" Ucap Esta membuat Agnes semakin geram.

Cewek itu mengangkat tangannya, dia ingin menarik rambut adik kelas kurang ajar itu. Sayangnya, tangan lain lebih dulu menahan dan mencengkeram pergelangan tangannya.

"Lo—GAK USAH IKUT CAMPUR!" Agnes menghentak kasar tangan itu.

Riella bergeming, dia menatap Kakak kelas satu tingkat nya itu tajam. Agnes yang di tatap seperti jelas tidak takut, dia melotot lebih garang pada Riella.

Namun alarm pertanda bahaya berbunyi di kepalanya. Riella tidak sendiri, di belakangnya ada Rebecca si cewek jago bela diri dan di sisinya ada Marissa si cewek pintar dalam hal manipulasi.

"Pergi!" Bentak Riella tanpa ekspresi.

Agnes mengepalkan tangannya menahan geram, dia ingin membalas Esta tapi jika ada Riella maka dia yang akan bahaya. Mundur lebih dulu adalah jalan yang baik.

"Awas lo!" Ancamnya menunjuk Esta.

Esta yang di tunjuk seperti itu menyingkir memberikan jalan dengan wajah polosnya. "Silahkan Kakel .. belagu!" Masih dengan senyum polosnya, Esta menatap wajah Agnes yang memerah.

Marissa mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Ngapain masih ngumpul?" Pertanyaan Marissa sontak membubarkan kerumunan itu.

Rebecca sedikit memiringkan kepalanya saat ekor matanya tak sengaja menatap ke arah lutut adik sahabatnya itu. "Lututnya luka. Mau di obatin?"

Esta berkedip, menepuk lututnya pelan dia menatap ketiga kakak kelasnya. "Gak perlu."  Ucapnya mengalihkan pandangan ke Riella.

"Makasih." Esta berlalu dari hadapan ketiga cewek yang masih terpaku di tempat itu.

Riella tersadar karena tepukan di pundaknya. Sedikit menoleh ke belakang, dia menatap meja yang di tempati Esta. "Dua kali dia ngomong sama gue. Hah, dia kenapa?"

Marissa berpikir positif, dia merangkul pundak Riella. "Mungkin dia mau baikan sama lo. Seharusnya lo senengkan kalo itu terjadi?" Tanyanya menaik turunkan alisnya menggoda.

Senyum tertahan muncul di bibir Riella, dia merangkul pundak kedua sahabatnya bahagia. "Jelas. Itu adalah hari yang paling gue nanti-nanti kedua setelah gue bisa di terima Rigel."

Become The Antagonist's Sister?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang