Halo🙋
Apa kabar?
Sorry banget Yuri yang gabut ini gak update lama, padahal udah lewat target. Makasih udah yang mau nunggu, Sayang Yuri deh❤️
Zaman ini masih ada corona, yang udah vaksin jangan abai sama prokes. Yang balum vaksin juga jangan abai. Mari kita sama-sama buat Indonesia terbebas dari corona!
Ada typo tandain please!
Selamat membaca📖
-★-
25 menit menempuh perjalanan akhirnya Mercedez Benz itu berhenti setelah memasuki sebuah gerbang yang menjulang tinggi, lebih tepatnya di halaman depan sebuah Rumah mewah.
"Ayok Sayang," Milla mengajak kedua Putrinya turun. Riella lebih dulu, dia memandangi lekat-lekat Rumah yang akan di tinggalinya itu.
"Ini Rumah keluarga Mommy?" Tanya Esta pelan, matanya masih terpaku pada Rumah mewah di hadapannya.
Milla tersenyum, dia merangkul pundak kedua Putrinya. "Ayok kita masuk," Dia melirik Supir Pribadinya, "Tolong bawa barang-barangnya kedalam." Titahnya diangguki supir.
Ketiga perempuan beda usia itu melangkahkan kakinya memasuki Rumah besar nan mewah. Ruangan besar dengan interior mewah menyambut pandangan kedua gadis yang asing.
"Keluarga Mommy, mana?" Tanya Esta penasaran. Sedangkan Riella menatap seluruh penjuru dengan intens.
"Kayaknya mereka masih di luar, atau—"
"—Mommy udah pulang?" Suara itu memotong ucapan Milla yang belum selesai.
Seorang pemuda berdiri di anak tangga dan menatap lurus kearah Esta, Riella, dan Milla. Ada senyum hangat muncul di bibirnya ketika melihat Milla, begitupun dengan Milla yang balas tersenyum.
"Iya, Mommy baru aja pulang. Tumben kamu ada di Rumah, biasanya kelayapan mulu." Kata Milla sedikit menyindir.
Pemuda itu tertawa kecil mendengar sindiran Mommy nya. Melangkah lebar, dia berjalan cepat kearah Milla dan merangkul Mommy nya itu dengan akrab.
"Kan mau ada anggota keluarga baru, masa aku nggak ikut nyambut sih. Gak sopan," Ujarnya tersenyum tipis melihat Milla yang mendengus.
"Anggota keluarga baru?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir Esta. Terlihat jelas bahwa gadis itu ngebug dengan apa yang pemuda di hadapannya ucapkan.
"Iya, anggota keluarga baru." Senyumnya semakin lebar ketika melihat dua saudara perempuan itu, "Selamat datang di kediaman Adias, Esta dan Riella."
Esta tertegun, sedangkan Riella berdesis tidak suka. Tatapan gadis itu sangat tajam ketika netranya bersibobrok dengan netra milik pemuda itu.
Melihat kedua putrinya yang diam, Milla merangkul kedua pundak pemuda di sebelahnya bermaksud mengenalkan. Dia tersenyum manis pada kedua Putrinya.
"Kenalin, Natanael Jonathan Adias. Anak Mommy juga, yang berarti saudara kalian."
"Kok bisa?" Beo Esta cengo.
Nathan terkekeh, "Bisalah, kan Mommy lo nikah sama Daddy gue. Itu udah bikin dia sah jadi Mommy gue, dan kalian jadi saudara gue."
"Saudara tiri." Lanjut Riella menyambung ucapan Nathan dengan penuh penekanannya.
Nathan tidak merasa terpancing dengan Riella, pemuda itu malah dengan senangnya menebar senyum bahagia. Dia mendekat pada Esta, tangannya terulur begitu saja dan mengelus lembut rambut pendek gadis itu.
"Akhirnya, gue punya adek juga." Gumamnya terdengar sendu di telinga Esta. Keduanya saling menatap sampai akhirnya suara deheman keras berasal dari Riella membuat mereka teralihkan.
"Kamar Riel sama Esta dimana? Aku rasa Esta juga capek dan pengen cepet-cepet istirahat." Ujar Riella mendelik pada Nathan. Tanpa sepengetahuan Milla, Riella langsung menepis kasar tangan Nathan dan menarik Esta kedekatnya.
"Bibi, tolong anterin Riel sama Esta ke kamar yang udah di siapin ya." Salah satu Wanita berseragam pelayan maju, membukuk sopan pada Milla.
"Baik Nyonya. Mari," Tanpa kata dan permisi, Riella menarik Esta agar mengikutinya.
Milla menatap punggung ringkih kedua putrinya yang sudah menjauh. Dia melirik Anak tiri yang sudah dianggap anak sendiri olehnya.
"Maaf jika sifat Riella kurang mengenakan buat kamu, sekali lagi Mommy minta maaf. Perlu pembiasaan agar sikap Riella berubah," Milla merasa tidak enak, Nathan sendiri malah tersenyum menenangkan Mommy nya itu.
"Nggak papa, hubungan Nathan sama Riel emang kurang baik. Mommy tenang aja, Nathan udah biasa sama sikapnya." Ujar Nathan membuat Milla sedikit bernapas lega.
Sekarang dia sedang memikirkan bagaimana kesan pertama yang Riella tunjukkan pada suaminya? Jika Esta, Milla bisa sedikit menebak karena dia pendiam. Sedangkan Riella, dia sangat blak-blakan.
Karena keblak-blakannya itu, Milla khawatir dengan apa yang akan terjadi nanti.
Lain dengan Milla, kini Riella sudah sampai di dalam kamar barunya. Gadis itu tengah berjalan mondar-mandir sembari menggigit kuku jari telunjuknya.
Raut wajahnya sangat serius karena otaknya juga sedang bekerja menyusul berbagai macam rencana untuk dia dan juga adiknya kedepannya.
"Apapun caranya, Esta gak boleh deket-deket sama Nathan. Kenapa? Ya karena cowok satu itu juga ada di pihak Grace, gua nggak mau dia pengaruhi Esta." Menghela napas pelan, Riella berhenti mondar-mandir.
"Pokoknya orang-orang yang ada di pihak Grace gak boleh deket sama Esta. Apapun caranya pokoknya gak boleh."
Dia menatap pintu kamarnya yang tertutup dengan tajam. "Nathan itu virus, maka dari itu gua harus jadi vaksin yang ampuh."
"Virus hilang, dunia aman!"
-★-
Pendek? Iya, soalnya Yuri lagi nggak semangat ngetiknya. Entah kenapa tapi mood Yuri agak sedikit anjlok di tambah Yuri yang sekarang mageran banget.
Kewarung depan Rumah aja Yuri males, bener deh. Aneh sendiri Yuri, atau mungkin bawaan karena lagi ada tamu bulanan?
Entahlah, semangatin aja moga-moga Yuri jadi mood lagi biar cepet update.
Semangatin nya pake vote sama komen juga ya. Target Yuri sekarang 1,3k. Kalo udah segitu, Yuri langsung cus ke Bab selanjutnya.
Thank you ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Antagonist's Sister?
FantasíaEverything for love, itu adalah sebuah judul dari novel romansa remaja yang akhir-akhir ini banyak di minati. Ringkasan yang singkat, Novel itu mengandung konflik yang tidak terlalu berat dan lebih banyak adegan romantis yang sangat di minati remaja...