Bab 42

28.9K 3.3K 142
                                    

Halo

Nungguin aku up ya?

Ciee aku gantung, enak kan? Yojelas dong.

Hehe, becanda.

Maaf banget ya aku baru up, aku lagi mentok-mentoknya nih. Jadi pas up part kemaren aku niat banget mau up lagi, eh tapi aku malah ngantuk trs ketiduran. Pas bangun udh lupa buat ngetik apa.

Mendadak otak aku jadi gk bisa mikir part baru. Jadi ya gitulah baru bisa up sekarang.

Makasih udah nungguin dan ingetin aku.

Makasih juga udah DM buat ingetin aku. Lain kali mau DM lagi juga oke, biar aku inget. Ngegas juga lebih oke hehe

Selamat membaca 😊

Sejak pulang dari kantor, muka muram Kenzo sangat mengganggu penglihatan Sekar. Wanita itu duduk di tepi ranjang, mendekat pada suaminya yang murung. Entah apa yang terjadi.

"Kamu kenapa Mas?" Sekar bertanya baik-baik tapi reaksi Kenzo justru terkejut bukan main. "Aku ngagetin kamu ya, maaf."

Kenzo menggelengkan kepalanya pelan, "Nggak. Saya tidak papa."

"Bohong, kamu pasti lagi nggak baik. Buktinya tadi kaget kan, padahal aku nggak ngagetin," kekeh Sekar kesal menatap suaminya itu.

Kenzo menghela napas panjang, pria itu melonggarkan dasinya dan menggulung lengan kemejanya sampai sesiku. "Sekar, saya ingin bertanya pada kamu."

"Apa itu Mas?" Sekar merasa was-was. Dia pikir pertanyaan yang akan Kenzo tanyakan akan membuatnya tertekan.

"Tolong jawab jujur," Kenzo menjeda panjang ucapannya. Sementara itu Sekar semakin bertanya-tanya. "Apa selama ini .. kamu menekan Grace agar seperti Riella?"

Deg.

"Maksudnya?" Walau lidah kelu Sekar tetap bersuara merespon lengkap dengan raut bingungnya.

Mimik wajah Kenzo menjadi sangat serius, pria itu menoleh dengan tatapan tajam menatap langsung pada manik istrinya. "Saya minta kamu untuk jujur, apa selama ini kamu mendidik Grace dengan cara, membandingkannya dengan Riella?"

Sekar tertohok.

"Jawab Sekar. Saya butuh jawaban kejujuran kamu sekarang bukan kebisuan kamu!" desak Kenzo dingin.

"SEKAR!" tegur pria itu semakin mendesak.

"Iya, Mas, iya." jawab Sekar terdesak. "Emangnya kenapa kalau aku bandingin Grace sama Riella? Itu kan cara terbaik supaya anak itu bisa menjadi lebih baik, bisa menjadi yang aku inginkan dan membanggakan. Bukan seperti saat ini yang hanya mengejar prestasi yang tidak berguna," wanita itu mendengus kasar dengan eskpresinya yang berubah kesal sempurna.

Kenyataannya, apa yang Esta katakan memang kebenaran. Kenzo dibuat tak berkata-kata dengan ucapan Sekar dan perkataan Esta yang terngiang-ngiang dipikirannya.

"Lagian kan itu juga buat kebaikan Grace juga, aku ingin Grace masa depannya tertata dan berhasil seperti Riella."

Kenzo semakin dibuat bungkam dengan perasaan sakit dihatinya. Dia terbayang tatapan Riella saat melihatnya, benci dan penuh kecewa. Kini setiap detik hatinya terus merutukinya, walaupun otaknya mendoktrin bahwa apa yang dia lakukan itu tidak salah. Tapi kini Kenzo sadar bahwa dia memang salah, seperti kata hatinya.

"Kamu salah, Sekar." ucapan tiba-tiba Kenzo membuat Sekar menoleh sempurna padanya. "Kamu terlalu percaya diri, sampai kamu tidak sadar bahwa apa yang kamu lakukan itu salah."

"Kamu telah mendidik Grace dengan cara yang salah, sama seperti aku yang telah salah mendidik Riella hingga menciptakan api kebencian dihati mereka."

Sekar menatap bingung, "Kamu ngomong apa sih, Mas?" Ia sungguh tak mengerti dengan maksud Kenzo mengatakan itu.

Apa gejala awalnya sampai Kenzo mengatakan kata-kata seperti sekarang?

Apa mungkin itu rekan kerjanya? Tapi .... rasanya itu tidak mungkin. Lalu jika bukan itu maka ...

Esta? Bola mata Sekar hampir membulat sempurna. Wanita itu menggeram tertahan. Ini pasti ada kaitannya dengan anak tidak sopan dan sialan itu.

"Seharusnya kita tidak mendidik mereka seperti itu, seharusnya kita tidak membandingkan mereka satu sama lain dan menutup mata dan telinga atas prestasi yang mereka dapatkan."

"Seharusnya kita mendukung mereka atas segala pencapaian yang mereka dapat, bukan malah menekan dan membuat mereka harus seperti apa yang kita inginkan."

"Kita salah Sekar, kita salah. Kita adalah orang tua paling buruk untuk anak-anak kita, kita .. sungguh buruk." Kenzo dipenuhi perasaan penyesalan yang kuat, pria itu menunduk dengan menatap kedua tangannya yang gemetar. Hatinya semakin sakit mengingat perlakuan buruknya pada anak-anaknya, Riella dan Esta.

Akan tetapi, karena Riella anak pertama dia telah menekan Riella terlalu kuat sampai anak itu hancur dengan harapannya dan kini telah memunggunginya dengan kebencian.

Kenzo semakin menyesal.

Berbanding terbalik dengan Sekar.

Kedua tangan wanita itu mengepal kuat, giginya saling bergematuk satu sama lain menahan amarah yang bergejolak. "Kita nggak salah Mas, kita bukan orang tua yang buruk. Kita telah mendidik anak kita dengan baik, kamu bukan orang tua yang buru--"

"Kamu salah, Sekar, kamu salah." sela Kenzo emosional. "Saya adalah orang tua paling buruk didunia, saking buruknya saya tidak pantas disebut orang tua, saya tidak pantas disebut sebagai ayah. Saya sangat tidak pantas."

"Benar apa kata Esta, saya sudah sangat kelewatan. Mungkin jika Riella bukan anak yang kuat, saya .. saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi padanya."

"Saya sungguh tidak bisa .." Kenzo bangkit dari duduknya, pria itu keluar dari kamar dan berjalan dengan linglung. Hatinya sungguh dipenuhi oleh penyesalan.

Sementara itu, Sekar hampir melempar vas bunga karena amarahnya semakin bergejolak. Wanita itu duduk kasar di kasur setelah melempar bantal kesembarang arah.

"Esta," geramnya tertahan. "Anak sialan itu, berulah lagi."

Sekar harus waspada, eksistensi Esta sekarang mulai semakin terlihat. Dan itu adalah masalah untuknya, karena selama ini terlalu sibuk mendidik Grace dan mengamati Riella Sekar tidak memperhatikan Esta sehingga dia menganggap remeh anak itu.

Tapi tenang saja, mulai sekarang dia akan bertindak secepatnya. Anak sialan itu harus diberi pelajaran, harus!

-★-

Gimana sama part ini?

Jangan lupa vote dan komennya. Makasih udah ingetin aku, sekarang boleh ingetin lagi ya.

Sini, spam suruh up biar aku inget terus yang banyak 🔥🔥🔥

Dadah...

Become The Antagonist's Sister?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang