Bab 21

74.4K 10.8K 1.5K
                                    

Halo mantan!

Eh, maksudnya manteman😅

Yuri terkaget, terkejut, terjedot liat target yang cepet banget. Kalian sangat semangat ya, Yuri juga jadi semangat buat ngetiknya.

Tolong bantu promosi cerita ini ya, mau lewat Ig, tik tok, Fb, atau yang lainnya pun boleh. Biar tambah rame gitu, terus bantu vote sama komen juga.

Itu mempengaruhi rank cerita, kalo rank nya bagus kan nanti gampang nemuin ceritanya. Terus Yuri juga jadi seneng 😋

Jangan SIDERS sayang😘

Selamat membaca.

-★-

Setelah pertanyaan yang di lontarkan Esta, membuat suasana menjadi hening. Milla melirik Putri bungsunya lalu melirik Suaminya.

"Kalian saling kenal?" Pertanyaan itu mampu membuat Esta tersadar, berbeda dengan Bisma yang masih terlihat bingung.

Esta menggaruk tengkuknya, "Eng—itu Mom, muka Daddy Bisma sekilas mirip muka Daddy-nya temen Esta. Makanya Esta nanya kayak gitu," Alibinya lancar.

Tatapannya masih terfokus pada Bisma. Mirip banget, apa jangan-jangan Daddy juga transmigrasi kayak gue terus dia jadi Daddy Bisma?

Milla mengangguk saja, sedangkan Riella curiga. "Temen yang mana? Kamu kan gak punya temen."

Sakit tapi tidak berdarah. Menohok sekali Riella itu, tapi ada benarnya juga. Esta yang asli memang tidak punya teman, berbeda dengan Tiara yang lumayan banyak memiliki teman.

Nathan menyahut, "Jleb amat lo sama Adek. Kesian Neng, di filter dulu baru ngomong."

Riella balas mendelik, "Tapi Esta beneran gak punya temen." Ujarnya kekeh.

Bisma lantas menyudahi ketika Nathan akan membalas. "Udah-udah, masalah sepele aja dia panjangin. Yok mending kita makan, Daddy udah laper banget nih." Katanya duduk di kursi kepala keluarga.

Milla mendekat dan menyiapkan makannya. "Mau apa?" Bisma tersenyum manis, dia menunjuk beberapa menu makan malam ini. "Makasih sayang ku," Katanya ketika Milla sudah menyajikan makan malamnya.

"Kalian, ayok makan. Jangan diem aja," Kata Milla.

"Duduk," Nathan langsung menarik kursi di sebelahnya bermaksud menyuruh Esta untuk duduk, tapi Riella lebih mendahului dan duduk anteng di kursi itu.

"Gue nyuruh nya Esta, bukan lo." Ketus nya yang di anggap protesan mantan gamon oleh Riella. "Ta, kamu duduk sebelah Mommy aja." Esta tidak mau debat, dia menurut saja apa kata kakaknya.

"Selamat makan," Ucap Bisma memulai makan malam dengan tenang dan khidmat. Makan malam pun berlangsung dengan lancar di selingi canda yang di lontarkan Bisma dan Milla lalu ketiga remaja itu akan sesekali menimpali dengan tawa kecilnya.

-★-

Barang di banting untuk yang kesekian kalinya, pecahan kaca, beling dari vas bunga, sampai gelas pun bertebaran dimana-mana. Pelaku dari berantakannya ruangan itu sedang berdiri, mengacak rambutnya dengan sedikit frustasi.

"Seharusnya semuanya tidak seperti ini. Tidak seharusnya dua anak itu kabur dan membuat semuanya berantakan. Sial, aku nggak terima Milla lagi-lagi bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Aku tidak terima!"

"Kenapa jadi seperti ini?!" Sekar membanting teko di atas meja. Napas wanita itu menderu tidak beraturan, dia sedang dalam puncaknya emosi.

"Biasa, itumah karmanya pelakor."

"GRACE!" Sekar berteriak marah. Grace tertegun melihat itu, tapi tidak lama dia merubah raut wajahnya menjadi santai seakan-akan kemarahan Sekar bukanlah apa-apa.

"Kamu! Siapa yang mengajarimu untuk mengatakan hal yang tidak sopan pada Mami mu sendiri hah? Jawab!" Bentak Sekar.

Grace bergedik acuh. "Banyak kok di sosmed, hastag nya 'Karma pelakor' pasti ada. Percaya deh." Kepalanya mengangguk yakin, Grace sedikit mengerutkan bibirnya menatap Sekar yang semakin marah.

"Sudah tidak sopan, sekarang kamu mau menjadi tidak tau diri? Grace, sadar posisimu dan sadar siapa Saya di sini. Saya Ibu mu, kamu tidak pantas mengatakan hal itu pada Ibu mu sendiri. Mau jadi ajak durhaka kamu?" Sembur Sekar panjang mengoceh.

Grace tertawa remeh, "Anak?" Dia menatap Sekar dengan lucu. "Sejak kapan Mami anggap Grace anak? Bukannya selama ini Mami selalu anggap Grace boneka ya?"

"GRACE!" Bentakan marah kedua dari Sekar adalah peringatan. Tapi Grace tidak peduli, dia sudah lelah menjadi boneka hidup oleh Sekar.

"Gak usah bentak gitu, apa yang Grace bilangkan emang fakta. Udah deh Mi, Grace tau kok dan Grace sadar kalo selama ini Grace cuma di jadiin boneka untuk capai obsesi Mami." Kata Grace mengatakannya dengan sedikit tawa, tawa miris dengan hidupnya.

Sekejap, tatapan Grace berubah dingin. Dia menatap Sekar dengan berani, "Jadi boneka hidup capek juga. Jadi Grace memutuskan untuk gak jadi boneka hidup Mami lagi, silahkan cari pengganti." Senyum di wajah datar terbit. Grace mengambil langkah setelah mengatakan kata-kata yang membuat hati Sekar sedikit sakit.

Tangan Sekar terkepal kuat, dia menatap perginya Grace dengan mata memerah karena saking marahnya. Napasnya memburu tidak beraturan, senyum sinis terbit di bibirnya.

"Jangan bermimpi, sampai kapanpun kamu akan tetap menjadi boneka hidup Saya sampai apa yang Saya inginkan tercapai, Grace."

-★-

Please lah, Yuri yang nulis kenapa Yuri sendiri yang kesel?😬

Astagfirullah, kayaknya Yuri kurang istighfar nih😔

Ada yang mau di sampaikan?

Yang mau kasih spam, kata-kata semangat buat Yuri, di sini ya👉

Yang banyak juga gak papa, biar Yuri tambah semangat.

1,5k sama 1k komen. Yuri yakin bakal seminggu baru target, yakin banget Yuri😁

Bisa nyantai kalo belom target.

Bye bye Readers sayang💗

Become The Antagonist's Sister?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang