Bab 8

106K 14K 957
                                    

Hai🙋

Yuri kembali update.

Kabar kalian baikan? Di sini Yuri juga baik.

Sebelum baca, sempatkan dulu ya untuk vote.

Jika ada typo, harap tandai👍

Selamat Membaca 📖

-★-

Matanya memicing melihat apa yang di tangkap matanya, bibirnya terbuka membuat gumaman pelan yang hanya dirinya sendiri yang mendengar.

"Dia dari mana? Terus, itu siapa?"

Riella semakin menajamkan tatapannya, dia sontak menutup gorden kaca ketika Esta di bawah sana melihat ke arahnya. Pelan, dia mengintip di balik gorden dan tempat tadi ada Esta sudah tidak ada.

"Dia kemana?" Lirihnya bingung.

Matanya masih menatap tempat tadi Esta dan seseorang yang tidak di kenalinya berada, melihat tidak ada tanda-tanda mereka Riella membalikkan badannya.

"Hai!"

Riella melotot kaget, dia memegangi dadanya menahan rasa terkejut melihat orang yang di carinya sudah berdiri tepat di belakangnya. Entah sejak kapan Esta di sana, yang pasti Riella benar-benar tidak menyadarinya.

"As-h," ringisnya spontan ketika benda dingin itu mengenai pipinya yang lebam akibat tamparan tadi.

"Ck, kalo gak di kompres ini bisa bengkak." Esta menggerutu, dia sedikit menekan es batu di pipi Riella membuat cewek itu lagi-lagi meringis.

Keheningan terjadi, Esta yang masih setia mengompres pipi Riella dengan keadaan berdiri dan Riella yang sibuk memperhatikan Esta dengan tatapan kasih sayang seorang kakak pada adiknya.

"Selesai, nanti kalo masih bengkak Kakak kompres pake es batu aja. Kalo nggak, Kakak bisa pake air anget." Ucap Esta menatap Riella yang terpaku.

Berkedip pelan, Riella menahan tangan Esta yang keluar dari kamarnya. Esta berbalik, menatap Riella bertanya dengan satu alis yang terangkat.

"Makasih," Suaranya terdengar seperti bisikan halus, tatapan lembutnya membuat Esta terpaku sebentar hingga akhirnya dia memberikan senyum tipis.

"No problem." Melepaskan tangan Riella yang berada di pergelangan tangannya, Esta berbalik badan berjalan menuju pintu kamar Riella dan berlalu menuju kamarnya.

Riella masih berdiam di tempat, dia menatap tangannya lalu memegang pipinya. Menahan senyum, dia berbalik melompat ke kasurnya.

Menyembunyikan tubuhnya di balik selimut, Riella menahan pekikan senang. "Untuk kali ini, gue berterima kasih sama lo Kenzo. Karena berkat tamparan lo, Esta jadi peduli lagi sama gue."

Riella tersenyum lebar. "Kalo dengan tamparan Esta jadi peduli lagi sama gue, gue rela deh di tampar si Kenzo sering-sering asalkan gue bisa deket lagi sama adik gue."

"Haah, Kenzo .. gue berterima kasih sama Papi brengsek kayak lo. Selamat malam semua .." Menyelam kealam mimpi, Riella tidak melunturkan senyumnya sedikitpun.

-★-

"Gak usah pegang-pegang!"

"Ck, kamu masih marah ya?"

"Nggak, siapa juga yang marah? Gaje lo!"

"Eh, tunggu dong!"

Become The Antagonist's Sister?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang