Bab 2

144K 17K 533
                                    

Hai🙋

Berjumpa lagi kita.

Tinggalkan jejak lewat vote atau komen.

Jika ada typo harap tandai!

.. selamat membaca ..

-★-

Ruangan yang cukup luas itu hening. Semua pasang mata kini memusatkan perhatiannya pada seorang wanita perkiraan berumur kepala lima itu.

Wanita dengan penggaris panjang di tangannya itu melangkah anggun mendekati bangku barisan dua dari belakang yang di huni oleh anak muridnya.

Semuanya terlihat meneguk salivanya sendiri melihat Wanita itu yang kini sudah berdiri di tempat tujuannya. Penggaris panjang itu di letakan di meja, dengan pelan.

"Ekhem!" Dehemnya keras berharap Murid yang asik  bergelut di alam mimpi itu tersadar. Namun sayangnya, Murid itu sama sekali tidak terganggu.

"EKHEM!" Deheman yang naik satu oktaf itu berhasil mengusik Murid yang sedang tertidur tadi.

Terlihat dia mengangkat kepalanya, merenggangkan kedua tangannya seraya menguap. Tangannya terangkat mengucek matanya yang terasa buram.

"Ini dimana?"

"Tentu saja di kelas. Memang kamu kira ini di mana, hah?"

Siswi itu tersentak mendengar suara ketus di sisinya. Dia menoleh, kurang dari satu detik mata itu membulat karena terkejut.

Bu Jira menatap tajam anak didiknya itu. "Kenapa kamu tidur di saat Saya sedang menjelaskan? Jawab!"

Siswi itu berkedip, dia menggaruk tengkuknya canggung. "A-ah .. ng-nggak tau," cicitnya bingung.

Semua pasang mata kini menatapnya, dia tidak tau harus apa selain menggaruk tengkuknya dengan wajah kebingungan.

Melihat anak muridnya yang sepertinya terlampau mengantuk hingga terlihat linglung itu membuat Bu Jira menghela napasnya seraya memijit pelan pelipisnya.

"Karena ini pelanggaran pertama kamu, kamu tidak Saya hukum." Ujarnya yang masih di tatap bingung. Dia kembali menghela napas seraya mengambil kembali penggarisnya.

"Cuci wajah, kamu terlihat sangat mengantuk hingga seperti orang linglung."

"Hah?" Lagi-lagi mata itu membulat dan berkedip-kedip cepat.

Bu Jira menatapnya tajam. "Esta Callia, Saya tidak suka mengulang ucapan Saya."

Alarm pertanda bahaya berbunyi di kepalanya, Siswi di panggil Esta itu bangkit dari duduknya dan berlari kecil ke ambang pintu.

Yang membuat mereka heran, bukannya pergi ke toilet Esta malah terdiam di depan pintu lengkap dengan wajah bingungnya.

Dia berbalik menatap seluruh pasang mata yang menatapnya. "Toilet arah mana ya?"

Pertanyaan yang di lontarkan nya mampu membuat sebagian dari mereka menganga tak percaya. Ya, sepertinya gadis itu terlalu mengantuk hingga menjadi linglung. Tapi walau begitu, mereka kompak menjawab pertanyaan aneh itu.

Become The Antagonist's Sister?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang