Bab 9

99.5K 14K 2.3K
                                    

Hai🙋

Apakabar semua?

Masih mau baca cerita ini kan?

Kalo gitu, minta satu detiknya ya buat Vote.

Gampang kok, tinggal teken bintang yang ada di pojok kiri.

Selamat mencoba 📖

-¢-

Ruangan cukup besar itu terlihat sangat kotor dan berantakan. Pecahan-pecahan barang yang mudah pecah di mana-mana, meja yang terbalik, bantal sofa yang sudah jauh dari tempatnya dan masih banyak lagi.

Malvin mematung di tempat, Agam yang sudah sadar dari rasa terkejut berlari masuk mendekati ruangan yang sudah berantakan seperti kapal pecah itu.

"Lo gila hah?! Kenapa markas lo buat berantakan kayak gini? Dan lagi, kenapa lo marah-marah gak jelas sampai buat mereka pada takut? Lo kenapa hah? Ada masalah itu cerita, bukannya ngacak-ngacak markas. Dasar gila!" Agam mengomeli Arthur, wajah cowok itu memerah antara kesal dan marah.

Sedangkan, Arthur yang diomelin seperti itu hanya diam. Memandangi layar Hp nya yang menampilkan foto dua orang yang saling bergandengan tangan, Arthur tersenyum sendu.

Senyum sendu itu hilang dalam satu detik, di detik lainnya benda pipih yang di pegang cowok itu melayang menabrak tembok menimbulkan bunyi yang nyaring.

"Gue gak mau putus!"

"Esta gak boleh putusin gue!"

"Gak! Jangan putusin gue Esta!"

"Gak boleh putus! Gue gak mau putus!"

Malvin maupun Agam menganga. Jadi, Arthur yang cosplay jadi orang gila ini karena di putusin Esta? Yang bener? Segitunya kah Arthur suka sama Esta?

Malvin berdecak, menendang kaki Arthur. "Ck, makanya kalo sayang itu pertahanin."

Arthur mendelik. "Udah gue pertahanin. Selama ini lo nggak tau apa, gue selalu berusaha untuk mempertahankan Esta. Gue juga udah—"

"Sakitin dia." Sela Agam, cowok itu menatap Arthur tajam. "Lo emang pertahanin Esta, tapi lo juga selalu sakititin dia."

BRAK

Arthur menendang meja yang terbalik. "Gue gak pernah sakitin Esta! Gak sekalipun gue mukul dia, gue gak pernah lakuin kekerasan apapun."

"Lo emang gak sakitin fisik Esta, tapi lo sakitin hati dia. Lo selalu selingkuh dari dia, tiap harinya cewek lo berbeda-beda. Siapa coba yang gak sakit hati? Gue juga kalo di posisi Esta udah pasti putusin lo dari lama." Ujar Malvin.

"Esta emang gak luka fisik, tapi hati dia sakit karena sifat lo itu. Sifat lo yang suka main cewek, mungkin pertahanan dia selama ini untuk sabar sama lo udah runtuh dan akhirnya dia lebih milih putus dan ninggalin lo." Lanjut Agam membuat Arthur menunduk.

"Jadi .. gue harus gimana? Gue nggak mau putus sama Esta, gue nggak mau kehilangan dia."

"Gue harus gimana?!" Teriak Arthur putus asa. Cowok itu melampiaskan perasaannya dengan melempar barang-barang di sekitarnya.

Malvin dan Agam saling pandang, mereka berbisik. "Menurut lo, Arthur beneran tulus gak sama Esta?" Bisik Agam.

"Gue gak tau. Tapi liat dia frustasi karena Esta gak ada kabar dan di putusin sama Esta kayak gini, gue jadi bingung." Bisik Malvin, memberikan kode lewat tatapannya pada Agam.

Become The Antagonist's Sister?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang