Bab 27

61.8K 9.9K 1.5K
                                    

Yo hai🔥

Makasih vote sama komentarnya, mood booster banget😭

Niatnya Yuri mau kemarin update, tpi hp nya ngeleg semaleman. Maaf ya,

Btw, vote sama komennya yang banyak lagi ya biar Yuri makin semangat mikirin jalan cerita 😉

Ok, Selamat Membaca 📖

-★-

Langkah Esta terhenti tepat di area taman belakang yang jarang di kunjungi, matanya yang sipit semakin sipit karena disipitkan. Sudut bibirnya perlahan tertarik, mengepulkan asap rokok nya Esta tersenyum senang.

"Tontonan menarik Guys," riangnya dengan suara pelan.

Tontonan yang dimaksud Esta adalah, Riella dan Rigel. Karena, entah kesengajaan dari mana dia memergoki keduanya yang terlihat serius. Semakin Esta mendekat dan bersembunyi di dekat pohon besar, dia jelas mendengar suara obrolan mereka.

"Kenapa?" Tanya Rigel. Raut wajahnya teramat datar membuat Riella tersenyum. Senyum merasa miris.

Tadi aja kamu bisa ketawa pas sama Grace, lah giliran sama aku? Rasanya Riella ingin tertawa dan juga ingin menangis. Sakit sekali hatinya, sesak didada. Apakah itu rasanya patah hati?

Rigel sedikit mengerutkan keningnya, merasa bingung pada Riella yang tiba-tiba diam dan tersenyum .. aneh seperti itu. Saat hendak kembali bertanya, Riella sudah bicara dengan tegas.

"Jauhin Grace," kata Riella.

"Lo ngga punya hak buat larang-larang gue." Ujar Rigel tidak kalah tegas.

Riella tersenyum, "Karena gue ngga punya hak, kasih gue hak supaya gue bisa larang lo." Ucapnya.

Raut wajah Rigel semakin datar, "Mimpi." Ketusnya, membalikkan badannya hendak mengambil langkah pergi.

"Kenapa sih kamu nolak aku terus? Apa kurangnya aku di mata kamu? Apa Grace selalu lebih baik di mata kamu dari pada aku? Kamu bahkan ngga pernah senyum sama aku, tapi pas sama Grace kamu pasti senyum sama dia. Kenapa sih Rigel? Apa bedanya aku sama Grace? Yang ada aku lebih baik dari Grace!" Beber Riella dengan semua keluh kesahnya.

Rigel menoleh tanpa harus membalikkan badan untuk menatap Riella, "Gue ngga cinta sama lo." Ujarnya.

"Sakit, tapi tidak berdarah. Oh," Esta menyahuti dengan berbisik. Memegang dadanya seperti memeragakan perasaan Riella saat ini.

Oh tuhan, kenapa kejujurannya membuat hatiku sakit? Jerit Riella membatin. Sangat sakit karena kejujuran Rigel, matanya mau tak mau di buat berkaca-kaca.

"Kenapa?" Rigel menaikan alisnya bingung. "Kenapa kamu ngga cinta sama aku? Apa aku kurang agresif saat ngejar cinta kamu? Atau aku kurang multitalent buat jadi tipe ideal kamu?" Tanya Riella.

Rigel menghela napasnya. Sulit sekali membuat Riella mengerti dengan penolakannya. Dia berbalik, mengulurkan tangannya memegang kedua pundak Riella dan menatap manik tajam cewek itu.

"Riella, cinta ngga bisa di paksa. Lo ngga bisa maksain perasaan lo ke gue, karena gue ngga memiliki perasaan yang sama seperti lo." Riella terperangah. Terperangah dengan nada bicara yang Rigel gunakan sangat lembut, tapi di sisi lain dia merasa sakit. Untuk kesekian kalinya, dia kembali di tolak.

Become The Antagonist's Sister?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang