Bab 38

30.3K 3.4K 34
                                    

Aku update.

Kasih duit sini😋

Nggak kasih duit kasih vote sama komen juga oke. Jan lupa follow 🔥

Selamat membaca readers sayang..

-★-

Pagi-pagi sekali Esta sudah siap dengan seragam sekolahnya. Niatnya jam 6 dia mau langsung berangkat sambil naik skateboard, tapi rencananya harus tertunda gara-gara Riella yang memaksa ingin ikut juga. Jadilah Esta lebih memilih ke sekolah berjalan kaki bersama Riella.

"Taa, bentar," Riella mengusap keringat di pelipisnya. Padahal jika berangkat naik mobil rasanya tidak sejauh ini. Sungguh benar-benar, jika bukan karena Esta Riella mana mau berangkat sekolah jalan kaki.

"Mau ngapain sih, Kak?" tanya Esta agak ketus. Sebal rencananya batal padahal dia sangat rindu sekali berangkat sekolah naik skateboard tapi kalau ajak Riella kan yang ada dia harus jadi tutor dulu buat Riella, mau naik kendaraan lain terlanjur males.

"Kakak mau beli minum, tunggu bentar." Riella langsung pergi menuju Minimarket yang berada di seberang jalan.

"Padahal belum gue iyain," Esta menatap Riella yang sudah menyebrang jalan. Cewek itu mengeluarkan ponsel saat notifikasi khusus kontak Arthur terdengar.

Segera dia membalas pesan itu walaupun hanya ucapan selamat pagi dari Arthur. "Apa sih, gaje banget." kekeh Esta tersenyum kecil saat cowok yang menjadi pacarnya itu lanjut menanyainya hal random.

Suara motor ninja yang berhenti tak jauh dari posisinya membuat Esta menoleh sejenak. Cewek itu bergedik bahu dan lanjut berbalas pesan dengan Arthur.

Tapi sayangnya, pengendara motor ninja itu malah turun dan mendekatinya. "Esta, kan?" Cowok tampan itu berdiri beberapa langkah di depan Esta.

Esta menoleh cuek, "Siapa ya?" Dia melirik sekeliling takut ada anak buah Arthur yang mengawasi dan melapor pada Arthur yang bikin salah paham.

Cowok itu menurunkan masker hitamnya, "Ini Kakak masa kamu lupa, padahal dulu deket banget loh." Cowok itu menatap Esta sedih.

Deket, banget? Esta malah semakin tidak mengerti. Terlintas pikiran di benaknya. Apa jangan-jangan cowok di depannya ini mantannya Esta asli?

Cowok itu akan berbicara lagi tapi pekikkan seseorang membuatnya tidak jadi berbicara.

"DEVID!" Riella berlari menyebrang jalan. Cewek itu agak menyenggol bahu Esta saat akan menghampiri cowok tampan berjaket hitam itu.

"Kamu kemana aja sih? Kenapa pergi nggak bilang-bilang, hah? Kamu nggak tau kan seberapa khawatirnya aku sama kamu, hiks!" Riella menangis di pelukan seseorang yang sangat dirindukannya.

Cowok yang mendapat pelukan tiba-tiba itu balas memeluk Riella erat. Dia tertawa melihat wajah sembab orang yang sangat dirindukannya karena menangis, "Maafin aku ya udah buat kamu khawatir."

"Hm, aku janji nggak akan pergi tanpa bilang-bilang lagi."

"Kamu mau kemana lagi?"

"Nggak, aku nggak kemana-mana kok."

"Jangan pergi,"

"Iya, hm."

Posisinya, Riella dan cowok itu berpelukan di depan Esta. Dan kondisi Esta saat ini di kebingungan yang tak berujung. "Kak, lo kenal sama cowok sok kenal ini?" Telunjuk Esta mengarah pada cowok itu, di luar dugaan Riella langsung menepisnya.

"Apa sih, tunjuk-tunjuk. Gak sopan Esta, pasti si Panci kan yang ajarin!" Marah Riella.

Esta mengerutkan keningnya heran. Kenapa sekarang malah bawa-bawa si Grace? "Heh, Kak. Lo gak usah ngalihin pembicaraan, jawab jujur. Nih cowok asing, siapa lo? Pakek acara peluk-pelukan segala lagi," delik Esta sinis. Tidak biasanya Riella seperti, apalagi dengan cowok.

Setaunya, hanya Rigel seorang yang sangat Riella puja. Tapi kenapa bisa sekarang dia pelukan dengan cowok asing? Ada apa ini sebenarnya? Esta tidak mengerti.

"Cowok asing? Kok kamu jahat banget sih!" Riella cemberut menatap Esta. Yang di tatap balas mendelik tajam.

"Yang kamu sebut cowok asing ini dulunya orang yang deket banget sama kamu. Kok kamu tega?"

Lagi, lagi, deket banget?  Esta menatap dua orang didepannya bergiliran. Jelas sekali dia kebingungan.

Tiba-tiba cowok itu tertawa. Dia mendekat dan dengan akrab mengacak gemas rambut Esta. "Oke, oke, kayaknya adik kesayangannya Kakak ini lagi ngambek. Kakak turutin kok maunya kamu,"

"Kenalin, nama Kakak, David. Katanya, dulu itu Kakak orang yang paling deket sama kamu. Yang paling di sayang juga sih, eh tapi sekarang malah di lupain." Mimik wajah cowok itu sedih tapi lebih di buat-buat, ekspresi itu jelas menandakan bahwa dia dekat dengan Esta.

Riella langsung merangkul lengannya, "Ih, Esta udahlah jangan gitu. Kesian Devid nya kan," kata Riella. Matanya memelototi Esta seperti mengancam.

Di tengah kebingungannya, Esta memilih tertawa. Cewek itu mendorong Riella sampai hampir terjungkal lalu menepuk punggung David, "Hehehe, jangan sedih dong. Maafin gu--Esta ya, tadi itu Esta cuma becanda. Serius,"

"Abisnya Kak David ngilang sih, Esta kan kesel." Bohong. Dia mana tau hubungan Esta asli dengan David. Dalam novel pun, tokoh David tidak pernah muncul. Atau bisa di sebut juga, tidak pernah ada.

Kemunculannya yang tiba-tiba dan menjadi sosok yang dekat dengan antagonis ini, terjadi karena alur yang melenceng kah?

Tapi kan, gue nggak ngapa-ngapain. Jadi diri sendiri aja baru-baru ini, masa udah berubah aja sih?

Ini yang sejak dulu dia takutkan. Alur yang melenceng jauh dan yang paling ditakutkannya adalah ending yang tidak bisa di prediksi.

Bagaimana jika nanti malah sad ending semua? Memikirkannya saja Esta sudah sakit kepala.

-★-

Yey, muncul tokoh baru🥳

Bisa nebak kedepannya bakal kek apa?

Yang tebakannya benar, bakal up cepet 😁

Eh tergantung, kalo yang ngasih ini 💪 banyak, aku usahain!

Yok spam🔥🔥🔥

Sebelum pamit, ada yang mau di sampaikan buat :

Aku :

Esta :

Riella :

Rigel :

David :

Hehehe😁

Okee, aku pamit. Sampai jumpa di bab selanjutnya, tataaaaah..

Become The Antagonist's Sister?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang