(Y/n) POV
Cukup jauh aku berjalan menuju Kota Tegaru, hingga akhirnya aku sampai saat hari mulai sore. Keadaan sudah mulai sore, tapi masih ada beberapa orang yang masih berlalu lalang kecuali anak-anak.
Beruntung, tanpa sengaja aku mendengar percakapan beberapa wanita paruh baya yang tengah membicarakan tentang hilang anak-anak di daerah mereka.
"Setiap malam pasti ada saja anak yang menghilang."
"Ku dengar dari orang tua yang kehilangan anaknya, mereka terakhir kali melihat anak mereka bermain di sebuah rumah tua dengan ayunan di sana."
"Sangat menakutkan, untuk itu aku melarang anakku bermain di sana ketika hampir senja."
"Ah, aku cemas. Anakku belum pulang. Aku harus segera mencarinya. Semoga saja dia tidak bermain di sana."
'Rumah tua dengan ayunan. Aku harus ke sana.'
Ku hampiri salah satu wanita tadi, dia nampak hendak pergi untuk mencari anaknya. Sepertinya aku harus banyak bicara hari ini untuk mendapatkan informasi.
"Sumimasen, Obasan. Apakah aku boleh tahu lokasi rumah tua dengan ayunan yang ada di rumahnya?"
"Oh, tentu saja, Nak. Tinggal lurus saja sampai tiba di sebuah kebun terbengkalai. Kemudian belok kiri, maka di sana akan ada satu-satunya rumah. Itulah rumah yang kau cari."
"Begitu, ya. Arigatou, Obasan," ucapku.
"Ku dengar rumah itu kosong. Lebih baik kau berhati-hati, banyak anak-anak hilang saat berada di sana," ujar Wanita itu memperingatkan.
"Kalau kau mau, aku bisa mengantar mu. Kebetulan aku juga ingin ke sana untuk mencari anakku."
"Baiklah, sekali lagi terima kasih, Obasan."
Kami membicarakan tentang rumah itu selama di perjalanan. Cukup jauh juga ternyata jarak rumah tua itu dari pusat kota. Langit sudah mulai gelap, ku lihat wanita itu nampak cemas karena tak kunjung menemukan anaknya.
Bersamaan dengan itu, aku juga merasakan hawa keberadaan iblis yang semakin menguat saat mendekat ke rumah tua.
Sesampainya di rumah tua yang dimaksud, aku sedikit bergidik ngeri. Hawanya sangat memuakkan, instingku mengatakan kalau di dalam bukan hanya ada satu iblis.
"Obasan, tunggulah di luar. Aku akan masuk ke dalam."
Tanpa ragu aku melegang masuk ke dalam. Pengap, udara di sini sangat tidak nyaman.
Brak!!!
Terdengar suara benda yang dibanting dari ruangan lain. Segera saja aku lari dan mendobrak kasar pintu ruangan itu.
Aku mematung, di sana banyak mayat anak-anak yang sudah tak utuh. Pandangan ku teralihkan pada dua iblis yang berada di sana. Mereka tengah mencengkeram salah satu anak kecil dan siap untuk menyantapnya.
"Lepaskan dia."
"Are? Ternyata ada juga yang mau kita makan dengan suka rela, Shira."
"Apa kau juga ingin menjadi anakku, gadis manis?"
"Maaf, tujuanku ke sini untuk menyelamatkan anak itu"
*
Author POV
(Y/n) langsung melesat dan meraih anak kecil yang dijadikan sandera oleh kedua iblis itu tanpa disadari oleh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Cosmic Strength (Kimetsu No Yaiba X Reader)
Fiksi Penggemar(L/N) (Y/N) Bisakah kita menyebutnya dengan 'Gadis Es Sehangat Matahari'? Wajahnya yang tenang dengan perilakunya selalu hangat pada orang lain, membuat (Y/n) disukai oleh seluruh Kisatsutai. Dirinya memilih untuk pergi ke dunia Kimetsu no Yaiba unt...