Di sebuah tempat di mana ada satu bangunan rumah yang besar nan mewah, seorang anak kecil tengah sibuk dengan setiap lembaran dari buku yang tengah dia baca di ruangan pribadinya.
Merasakan adanya seseorang yang datang, kini matanya mengalihkan perhatiannya ke arah luar. Kini dihadapannya seseorang dengan tubuh penuh garis tengah terduduk untuk menghormati sang tuan yang paling dia segani.
"Saya tiba untuk memberi laporan, Muzan-sama."
Anak kecil itu merupakan wujud ketiga dari sang raja iblis. Dan ya, dihadapannya sekarang adalah Akaza yang baru saja kembali dari tugas yang diberikan olehnya.
"Apakah kau menemukan apa yang sudah kita bahas sebelumnya?" Tatapan Muzan menajam seraya menampilkan pupil vertikal merah darahnya pada Akaza.
"Saya telah melakukan beberapa penyelidikan, tapi tidak ada informasi yang dapat diandalkan. Dan saya bahkan tidak bisa memastikan keberadaannya. Saya tidak dapat menemukan Aoi Hinganbana," jawab Akaza
Perlu kita ketahui, Muzan dan para iblis belum mengetahui kalau gadis semesta milik kita adalah pemilik dari Aoi Hinganbana saat ini.
"Jadi?"
"Selanjutnya saya akan berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi harapan Anda," tutur Akaza.
"Saya telah membunuh salah satu Hashira, Hashira pengguna pernapasan semesta, seperti yang Anda perintahkan. Jadi jangan khawatir," lanjutnya.
"Sepertinya kau salah paham dengan sesuatu, Akaza."
Aura Muzan menggelap dengan tatapan mengintimidasi yang dia berikan pada Akaza yang masih berada dalam posisinya. Tubuh Akaza mendadak gemetar, dia merasakan aura kemarahan dari tuannya.
"Aku senang karena gadis semesta itu berhasil lenyap. Tapi aku harus bagaimana jika kau berhasil membunuhnya? Sudah semestinya para iblis untuk mengalahkan manusia."
"Yang ku inginkan adalah pembasmian total terhadap pemburu iblis. Bunuh semuanya tanpa tersisa. Seharusnya ini tidaklah sulit, tapi kau masih saja tidak berhasil. Apa maksudnya ini?"
"Kau bilang padaku kalau kau telah melenyapkan pemilik pernapasan semesta dengan bangga. Aku senang karena kau berhasil melenyapkan salah satu penggangguku. Tapi masih ada seorang Hashira dan tiga pemburu iblis yang lolos di sana."
"Kenapa kau tidak membunuh mereka? Dan aku secara khusus mengizinkanmu ke sana karena lokasimu dekat dengan lokasi mereka."
Muzan benar-benar marah pada iblis bulan atas ketiga ini. Akaza terdiam dengan tubuh yang masih gemetar hebat. Dia tak punya kuasa untuk menjawab perkataan Muzan.
"Akaza... Akaza... Akaza... Akaza."
Cccrrrraaasshh
Tepat setelah Muzan memekikkan nama Akaza, wajah Akaza dipenuhi darah yang keluar dari mulut dan matanya. Sel-sel dari Kibutsuji melukainnya dari dalam. Akaza terhenyak, dia tak mampu melakukan apapun bahkan untuk tersentak. Dia terkejut dalam posisi diamnya.
"Aku kecewa padamu. Bahkan Jougen no San bisa dibuat terpojok seperti ini."
"Enyahlah."
Akaza memilih untuk pergi dari hadapan Muzan, dia tak berani jika sampai bicara untuk membela diri apa lagi menentang Muzan. Amarahnya memuncak kali ini, dalam kepalanya terbayang wajah Tanjirou yang saat itu meneriaki dirinya 'Dasar pengecut' seusai pertarungannya dengan Hashira Semesta.
"Bocah sialan! Aku ingat wajahmu! Saat kita bertemu lagi, akan ku pecahkan kepalamu." pekik Akaza menyeringai.
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Cosmic Strength (Kimetsu No Yaiba X Reader)
Fiksi Penggemar(L/N) (Y/N) Bisakah kita menyebutnya dengan 'Gadis Es Sehangat Matahari'? Wajahnya yang tenang dengan perilakunya selalu hangat pada orang lain, membuat (Y/n) disukai oleh seluruh Kisatsutai. Dirinya memilih untuk pergi ke dunia Kimetsu no Yaiba unt...