20. Jemput Pulang

376 72 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Mark berdecak samar, ini udah ke 27 kalinya dia coba telpon Mina untuk bertukar kabar namun tak di angkat juga. Padahal Mark lagi capek banget abis meeting berjam-jam, mau charger tenaga dengan mendengar suara Mina aja kenapa susah banget.

Cowok itu jadi mengingat masa kuliahnya dulu, dimana Mina susah banget di hubungin karena konfliknya bersama Yeri. Tapi kan sekarang Yeri udah pinter modusin cowok lain, jadi apa alasan Mina kali ini mendiami Mark?

Masa iya gara-gara Arin? Kan mereka udah bahas jauh-jauh hari kalau Mark cuma bercanda aja tentang sekretarisnya itu, lagipula Mina sendiri yang bilang kalau dia nggak kenapa-kenapa.

Terus sekarang Mina kenapaaaaa????

Frustasi mikirin Mina, ya udah Mark memutuskan tidur saja. Besok masih ada yang harus dia urus dan lusa baru bisa menjemput Mina pulang.

Sementara disisi lain, Mina lagi-lagi membuang air matanya entah ke berapa kalinya. Membiarkan hapenya berdering setiap saat dengan nama Mark si penelpon, Mina lagi kesal jadinya nggak mau angkat.

Gimana nggak kesal? Ayah kembali mengungkit kapan Mina harus punya anak, katanya coba pergi ke dokter buat periksa siapa tau memang udah ngisi tapi Mina nggak sadar. Bahkan sampai di temenin Bunda juga hasilnya nihil, kenyataannya Mina belum rezeki.

Kali ini Mina lebih bisa mengontrol suara tangisnya, takut-takut nanti Minhee di kamar sebelah mendengar dan panik lagi, atau lebih parahnya Ayah sama Bunda yang dengar di kamar bawah.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Mina menyudahi tangisnya lalu pergi ke kamar mandi. Karena sedang di landa ujian, Mina mau curhat sama tuhan. Sekalian juga mau minta tolong supaya tuhan nggak ngasih cobaan segininya sama Mina.

Di pertengahan sholatnya Mina mulai menangis lagi, sampai akhirnya dia berdoa juga masih terus menangis. Udah lima hari Mina di rumah Ayah, dan selama lima hari pula Mina menangis diam-diam.

Jujur aja, padahal kedua orang tua Mark nggak sebegitu menagih cucu, tapi kenapa orang tuanya sendiri yang bikin Mina lelah seperti ini?

Selesai sholat, baru Mina bisa berhenti menangis. Cewek itu juga baru bisa pegang hapenya dan mau menelpon Mark balik, sialnya sampai lima kali di telpon telponnya tak kunjung di angkat.

Mina nggak bisa marah sih, Mina juga paham pasti Mark udah tidur.

Lalu Mina beralih ke Tzuyu, mau minta di temenin sebelum tidur. Tapi cewek itu juga tak mengangkat telponnya, berakhir dengan harapan satu-satu si Yeonjun. Semoga di angkat.

"Iya Min? Kenapa? Aduh, aing lembur euy. Nyebelin nggak?" kata Yeonjun ketika sambungan tersambung, Mina tersenyum tipis.

[2] Boyfriend: Our Final EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang