Mark gelisah, sangat.
Menurut prediksi Dokter, katanya Mina bakal lahiran malam ini, tapi dari tadi Mark dapat chat kalau Mina kontraksi terus dan sekarang udah di bawa ke rumah sakit sama kedua tetangganya itu.
Mark udah bilang dari awal sama Mina, dia nggak bakalan kerja karena mau siaga sampai waktu persalinan. Tapi Mina kekeuh menyuruh Mark tetap pergi kerja, dan ini hasilnya, Mark nggak fokus.
Waktu sudah menunjukkan jam dua siang, Mark melewatkan makan siangnya demi menunggu kabar para tetangga lewat hapenya. Kedua orang tua Mark juga udah pada otw ke rumah sakit untuk menggantikan Mark yang harusnya menemani Mina, kalau keluarga besar Mina di Bandung bakal datang besok saja menunggu kabar persalinannya sampai usai biar nggak panik di jalan mikirin Mina.
Sampai akhirnya tekadnya bulat, tak peduli 20 menit lagi ada meeting, cowok itu beranjak dari duduknya memakai jas lalu berjalan terburu-buru keluar dari ruangannya.
Kebetulan ketemu Arin yang sepertinya akan masuk ke ruangannya, "Arin, batalkan meeting hari ini, saya ada urusan penting." katanya bikin kaget Arin.
"Loh Pak, kliennya udah dateng, gimana bisa dibatalkan?" kata Arin panik sambil berjalan cepat setengah berlari agar menyeimbangi langkah besar Mark menuju lift.
"Bilang aja saya ada urusan penting," jawab Mark membuat Arin emosi sedikit, cowok itu sudah di dalam lift.
"Terus kalau saya ditanya urusannya apa, saya harus jawab apa Pak?" kata Arin panik, pintu lift soalnya udah gerak menutup, untungnya Mark sempat menjawab sebelum benar-benar tertutup pintunya.
"Istri saya melahirkan."
Arin syok, dia mengerjap di depan lift dengan otak yang blank. "Bos gue udah mau punya anak, anjir."
Lanjut di posisi Mark, cowok itu masih menunggu lift mengantarnya ke basement. Agak lama memang, dan pada akhirnya Mark dapat telpon dari Haechan setelah sekian lama menunggu kabar.
"Gimana sama Mina?" tanya Mark mencoba tenang.
"Lu otw aja cepetan, kata Yoojung udah pembukaan tiga." kata Haechan membuat Mark langsung menutup sambungan telponnya.
Pintu lift terbuka, Mark melangkah bersamaan dengan seseorang yang ingin masuk ke dalam lift. Keduanya sama-sama kaget, karena yang mau masuk itu Koeun.
"Kamu aja dulu yang masuk baru aku yang keluar," kata Mark sambil bergeser ke samping, Koeun tersenyum tipis dengan senang hati masuk ke dalam.
"Mark, kita perlu bicara, kamu ada waktu sebentar?" ucap Koeun membuat Mark yang ingin melangkah keluar lift jadi terdiam.
Mark menoleh pada Koeun yang masih menunggunya menunggu jawaban, "Sekarang banget?" tanyanya yang dijawab anggukan Koeun.
Mark lama berpikir, ini kondisi penting, Mark harus cepat datang ke rumah sakit tapi mengobrol dengan Koeun juga ada pentingnya juga karena termasuk dirinya yang harus menjaga hati Mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Boyfriend: Our Final Ending
Fanfiction[completed] "Kamu percaya nggak, perpisahan awal yang menyakitkan itu adalah ujian sebelum kita dipertemukan lagi dengan kebahagiaan? Kalau aku sih percaya, buktinya kita bertemu lagi." "Nggak usah banyak berharap, percuma bertemu lagi kalau masing...