Mina memoleskan bibirnya dengan liptint sebagai sentuhan terakhir, cewek itu bangkit dari meja riasnya lalu mendekati lemari bajunya untuk mengambil jas putihnya. Kemudian Mina meraih hape di atas meja juga charger-nya dimasukan ke sling bag, cewek itu keluar dari kamarnya sambil beraih tas sedangnya.
Kaki Mina menuruni tangga sambil merapikan poninya, lalu belok ke arah dapur menemukan Ayah dan Bunda-nya sedang sarapan bersama di dapur. Ada yang tanya Minhee? Dia ada kuliah pagi, cowok itu kuliah di dekat-dekat rumah aja nggak kayak Mina yang merantau ke Jakarta. Dan Minhee kuliah barengan sama Yuri.
"Mau bawa bekel?" tanya Bunda ketika Mina duduk di salah satu kursi di meja makan, Mina menoleh pada sang Bunda lalu tersenyum manis.
"Nggak usah deh Bun, kan sekarang sarapan. Nanti siang bisa ke kantin rumah sakit aja." jawab Mina kemudian meraih piring yang sudah diisi nasi oleh Bunda.
"Ya udah, tapi jangan telat ya." ucap Bunda berpesan dan Mina mengangguk sebagai jawaban karena sedang sibuk milih ayam goreng atau ayam kecap, emang pilihan yang paling susah.
"Kamu nggak ada niatan buka praktek sendiri Min?" tanya si Ayah tiba-tiba, konsentrasi Mina yang sedang memilih ayam pun buyar untuk menoleh pada si Ayah.
"Nggak Yah, aku mau cari banyak pengalaman dulu di rumah sakit, lagipula kalau buka praktek sendiri nanti kesepian nggak ada temen, uangku juga belum kumpul banyak." jawab Mina panjang.
"Oh gitu, ya udah dibuat senyamannya kamu aja. Kalau udah capek nanti bilang sama Ayah." kata si Ayah.
"Oke."
Mina kembali memusatkan perhatian pada ayam-ayam, dia meringis kecil lalu mengambil satu paha ayam kecap.
"Bun, masak ayam satu jenis aja, aku pusing kalo milih." celetuk Mina sedikit sebal, Bunda yang ditegur tertawa ringan.
"Gara-gara si Mini tuh, dia bilang tadi sama Bunda pengen ayam kecap waktu dia mau mandi, eh pas kesini minta di gorengin ayam lagi." kata Bunda membuat Mina berdecak, si Minhee emang kurang ajar.
"Astaghfirullah, anak siapa dia?" ceplos si Ayah menanggapi ucapan Bunda sambil geleng-geleng kepala disela kunyahannya, Bunda sama Mina mendelik lihatnya.
"Emang bener, buah jatuh tak jauh dari pohonnya." ketus Mina menyindir si Ayah sambil menatap Bunda.
"Heem, anak sama Bapak kelakuannya sama aja." tambah Bunda dengan ketusnya.
Ayah sih anteng aja, lagian kan niatnya cuma bercandaan doang.
Setelahnya mereka hening, sarapan tanpa suara dengan tenang. Karena si Ayah memang sudah datang awalan, jadi selesainya juga duluan. Ayah langsung berjalan keluar dari dapur dan melesat ke rumah depan.
Emang gitu, punya rumah sendiri buat makan, tidur, mandi sama manja ke istri doang, nongkrong mah nebeng ke rumah Jaemin.
Gak lama Mina juga selesai makan, cewek itu mengambil piring kotor si Ayah untuk di simpan ke wastafel bersama piringnya. Mina mencucinya terlebih dahulu lalu balik lagi ke meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Boyfriend: Our Final Ending
Fanfiction[completed] "Kamu percaya nggak, perpisahan awal yang menyakitkan itu adalah ujian sebelum kita dipertemukan lagi dengan kebahagiaan? Kalau aku sih percaya, buktinya kita bertemu lagi." "Nggak usah banyak berharap, percuma bertemu lagi kalau masing...