[completed]
"Kamu percaya nggak, perpisahan awal yang menyakitkan itu adalah ujian sebelum kita dipertemukan lagi dengan kebahagiaan? Kalau aku sih percaya, buktinya kita bertemu lagi."
"Nggak usah banyak berharap, percuma bertemu lagi kalau masing...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Baby?"
Decakan sebal keluar dari bibir mungil gadis kecil yang sedang sibuk mewarnai gambarnya yang belum selesai, gadis itu Rulla. Waktu memang cepat berlalu, gadis itu sudah masuk TK sejak dua bulan yang lalu dan kini sedang mengerjakan tugas menggambarnya.
Rulla tak menjawab, mengundang kembali sang Daddy yang memanggilnya ulang.
"Baby? Darling? Love? Say---"
"STOP CALLING ME LIKE THAT, DADDY!" teriak Rulla yang lama-lama muak juga dengan Daddynya, "Oh my god! Daddy siapa itu?!" ketusnya kemudian.
Tanpa di sadari, ternyata sang Daddy sudah di ambang pintu kamarnya memandangi Rulla di meja belajarnya membelakangi pintu kamar.
Mark kaget dengar ucapan Rulla yang agak kurang ajar, kebiasaan dengerin Mina memaki seperti itu, anaknya ngikutin kan.
"Oh, berani ya ngedumel begitu buat I?" ketus Mark sambil masuk ke dalam kamar, Rulla melebarkan matanya lalu menolehkan kepala kaget.
"Bunda bilang, I nggak perlu takut sama You." jawab Rulla sambil lanjut lagi sibuk dengan krayon dan buku gambarnya, Mark berdiri di samping kursi Rulla memandangi kerjaan anaknya.
"Bunda bilang begitu?"
"Iya,"
"Kenapa Bunda bilang begitu?"
"Karena Senakal-nakalnya I, You nggak akan pernah kurangin uang jajan I."
Mendengar jawaban seperti itu Mark tertawa, "No Baby, mulai hari ini uang jajan kamu I kurangin." katanya membuat gerakan Rulla yang sedang mewarnai itu berhenti dan menoleh pada Mark dengan cepat serta mata melototnya yang menggemaskan.
"KOK GITU?!" bentak Rulla dengan suara yang cempreng khas anak kecil biasanya, Mark ketawa melihatnya.
"Kiss me first," pinta Mark sambil agak membungkuk memberikan pipinya ke depan Rulla, lalu dalam sekejap sebuah kecupan kecil mendarat di pipinya. Mark tersenyum puas.
"Yeay, uang jajan I nambah bukan kurang." ceplos Rulla membuat Mark terkekeh gemas lalu mengecup balik kedua pipi Rulla dan setelahnya menarik Rulla dalam gendongannya.
"Bonus, I traktir es krim malam ini." ucap Mark membuat kedua mata Rulla berbinar seketika lalu melingkarkan kedua tangannya ke leher Mark guna berpegangan karena Mark membawanya keluar kamar.
Tiba-tiba Rulla mendekatkan wajahnya ke Mark dan berbisik depan telinga sang Daddy, "Jangan bilang-bilang Bunda gambar I belum selesai, nanti I dimarahin." katanya diakhiri kecupannya lagi di pipi Mark.
Pinter banget cari muka.
"Oke, oke, kita kabur cepet-cepet sekarang biar Bunda nggak liat." bisik Mark lalu berlari cepat menuruni tangga, Rulla tertawa senang sambil mengeratkan pegangannya membuat Mark diam-diam ikut terkekeh karena tertular senangnya.