[completed]
"Kamu percaya nggak, perpisahan awal yang menyakitkan itu adalah ujian sebelum kita dipertemukan lagi dengan kebahagiaan? Kalau aku sih percaya, buktinya kita bertemu lagi."
"Nggak usah banyak berharap, percuma bertemu lagi kalau masing...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gimana?" tanya Mina ketika sudah menutup pintu mobil, Mark mengernyit sambil menoleh bingung.
"Apanya?" tanya balik Mark membuat Mina yang sedang memasang safety beltnya menoleh singkat.
"Sekretaris cantiknya." jawab Mina dengan nada dibuat manis, "Aku tanya gimana? Betah?" tanyanya lagi.
Dalam hati Mark mengumpat, bukan respon itu yang cowok itu inginkan.
"Cium dulu sini," ucap Mark menarik kedua pipi Mina lalu mengecup kecil keningnya, setelah itu Mark menjalankan mobilnya tanpa ada menjawab pertanyaan Mina sebelumnya.
"Ish, nggak dijawab." gumam Mina sebal, Mark melirik sekilas cewek itu dengan ujung matanya. "Namanya siapa? Cantikan dia apa aku?" katanya kini agak ngegas, Mark tersenyum samar mendengarnya.
"Kenapa emangnya? Kok mau tau banget?" tanya Mark sok nggak peka.
"Oh, jadi aku nggak boleh tau? Iya, iya, siapa sih aku? Cuma remahan peyek." ketus Mina membuat senyum Mark makin mengembang, ini yang Mark tungguin.
"Apa sih," ucap Mark dengan sengaja.
"Ck, peka dong, aku tuh takut kalau kamu bilang ada cewek lain yang cantik depan aku. Nanti kamu nggak sayang aku lagi gimana? Udah tau aku nggak cantik." omel Mina langsung cemberut.
Senyum Mark luntur, dia udah seneng gitu kalau aja Mina bakal nyeplos kalau dia cemburu. Tapi yang dia dengar malah gak sesuai dengan harapan.
"Apaan sih, kok gitu mikirnya?" ketus balik Mark, terdengar sekali cowok itu gak suka dengan cara berpikir Mina.
"Loh, kan emang begitu? Aku nggak secantik cewek-cewek luaran sana yang lebih pantes kamu nikahin, kenapa kamu harus nikahin aku kalau pas suatu hari nanti kamu bakal bilang ada cewek yang cantik lagi kayak hari ini? Mungkin aja lebih cantik dari aku." kata Mina mulai keluar jiwa insecurenya.
Mark menghela nafas, "Buat apa ada cewek yang cantik banget lebih dari cantiknya kamu kalau hati aku pasnya cuma sama kamu doang? Aku bilang sekretaris aku cantik ke kamu itu bukan berarti aku suka sama dia, tapi aku pengen liat kamu cemburu, marah-marahin aku buat lihat ke kamu aja dan lain sebagainya. Bukan malah membandingkan sama diri kamu sendiri, aku udah pernah bilang kan kalau aku nggak suka kalau kamu bahas topik-topik jelek gini? Apa belum? Kalau gitu aku kasih tau sekarang, aku nggak suka ya kamu ngomong jelek begitu, aku nggak suka denger kamu insecure padahal yang aku liat kamu itu udah sangat sempurna buat aku." omel cowok itu panjang.
Mina diam, cewek itu membuang muka ke arah jendela mobil dan memandangi pinggir jalan yang tengah dilewatinya bersama Mark dengan keadaan canggung.
Helaan nafas terdengar lagi dari mulut Mark, moodnya hilang, dia benar-benar tak suka dengan ucapan Mina setiap kali cewek itu merendahkan diri sendiri. Dari dulu, dari awal dimana malam itu mereka pertama kali bertemu.