"Kamu kenapa, hm?"Hati Alexandra langsung lega saat ia bisa kembali mendengar suara itu. Dia benar-benar merasa bersyukur, karena dia bisa kembali berkumpul dengannya.
Azriel membalikkan badan istrinya, dia menatap mata istrinya dalam. Ada suatu perasaan yang mencuat di hatinya. Entah, dia tak tahu perasaan apa itu.
Tiba-tiba Alexandra memeluk suaminya erat. Menumpahkan seluruh perasaan yang menyiksa batinnya.
"Kamu kenapa, Lexa?"
"Ngapain pulang?" tanya Lexa judes. Lexa pun menatap ke arah suaminya.
Azriel menautkan alisnya bingung.
"Masih inget jalan pulang, Mas El?" ucap Alexandra sembari melepas pelukannya.
Azriel tersenyum tipis, jadi inikah kemarahan yang diluapkan oleh Alexandra hanya karena kerinduan yang mengusiknya?
"Ya udah, aku pergi lagi." Azriel telah membalikkan badannya.
Namun, lagi-lagi dia tersenyum, karena Alexandra yang langsung memeluknya dari belakang.
"Mas, aku minta maaf. Aku yang salah di sini."
Azriel mencoba melepas pelukan itu, lalu menghadap Alexandra. "Cepet banget kamu insyaf-nya?" tanya Azriel sekenanya.
Alexandra justru menyebikkan bibirnya kesal. "Kok malah ngomong gitu, Mas?"
"Yeah ... aneh aja gitu, kok tiba-tiba banget kamu jadi gini. Kamu itu orangnya seenaknya, pasti ada yang bilang sesuatu ke kamu. Dia bilang apa?" tanya Azriel lembut.
"Salma sama Ibuk Rum." Alexandra menundukkan kepalanya.
Perlahan Azriel mengangkat dagunya dengan jari jempol dan telunjuknya. Mata Azriel menatap matanya lekat, sangat hangat. "Nasehat apa saja?"
"Buanyaak, Mas. Mending sekarang makan dulu." Alexandra langsung menjauh dari jangkauan Azriel. Jantungnya berdegup dengan kencang, dia sungguh lemah jika harus ditatap selembut itu.
•♥♥♥•
"Lexa ... bangun, udah subuh ini."
Adzan subuh telah berkumandang. Azriel baru saja bangun, dan mencoba membangunkan istrinya.
Dengan mata yang masih menempel bagai perangko, Alexandra tetap berusaha untuk bangun. Apalagi, ini adalah subuh pertama mereka."Oh iya, besok pas acara ngunduh mantu temen-temen kamu diundang nggak, Lexa?" tanya Azriel membuka obrolan.
"Emang acaranya kapan, Mas?" tanya Alexandra dengan suara seraknya khas bangun tidur.
"Besok, 'kan? Masak kamu lupa?" tanya Azriel.
"Eh, masak, Mas?"
"Iya."
"Diundang aja lah, Mas. Sekali-kali nyenengin murid." Alexandra menguap.
"Kita, sholat di rumah aja. Aku masih capek," ucap Azriel.
Alexandra hanya menganggukkan kepalanya dengan mata yang setengah terpejam.
"Yaudah, kamu wudhu sana. Wudhu kamu yang paling lama soalnya."
"Assalamu'alaikum warahmatullah ...." Azriel melaksanakan salam yang pertama dilanjutkan dengan salam yang kedua.
Setelah mencium tangan Azriel, Azriel langsung berdzikir dan berdoa. Setelahnya, Azriel membalikkan badannya, menghadap ke arah istrinya, tatapannya menunjukkan sebuah gairah yang tidak bisa ditahan.
Alexandra hanya menundukkan kepalanya tanpa berani menatap ke arah mata tajam itu. Sampai ia merasakan ada jemari yang mengangkat dagunya lembut. Alexandra terpaku, dia lemah dengan tatapan itu. Tatapan yang jarang sekali ditunjukkan oleh Azriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-Gara Wasiat [END]
RomanceAlexandra Angelina Anderson. Dia seorang santri blasteran. Dia cantik, pintar, kaya raya, seolah dia tidak memiliki nilai minus. Namun, nyatanya tidak. Dia lahir di keluarga broken home. Dia hidup dengan di bawah kendali wasiat dari mendiang ka...