3. Loh?

11K 978 10
                                        


Alexandra tidak bisa duduk dengan tenang selama jam pelajaran. Dia terus saja merubah posisi duduknya seolah dia tidak nyaman dengan gaya duduknya.

"Ck, lo liat demit apa gimana sih?" ujar Emma kesal.

"Tau nih, udah enak-enak jam pelajaran kosong, lu masih aja mikirin nanti."

"Gimana bisa gue tenang? Gue udah kelas tiga Aliyah, itu berarti gue bakal segera melepas status lajang gue, sama orang yang sama sekali nggak gue kenal."

"Ck, bosen gue dengerin itu mulu. Omongan lo monoton tau," cecar Emma pedas.

Alexandra justru cemberut sedih. "Gue nanti disuruh pulang sama bunda."

"What?!?" pekik keduanya.

"Seriusan?" tanya Emma mendesak.

"Iyaa ... gue jadi deg-degan."

"Kenapa deg-degan?" tanya Salma sambil memakan gorengannya.

"Gimana nggak deg-degan coba? Permintaannya itu mendadak banget, dan kalian tau, 'kan? Ibuk Rum itu susah banget dimintain izin buat pulang, tapi kali ini ... ibuk kok langsung ngizinin? Aneh banget, 'kan?" ucap Alexandra panjang lebar.

Ibuk adalah panggilan akrab untuk ibu nyai dari para santrinya.

"Iya juga, yah," ucap Emma membenarkan.

"Jangan-jangan kau sudah akan menikah, Lexa."

Bahu Lexa anjlok seketika. Apa memang ini saatnya?

***

"Emm, Bun."

"Iya?" Sarah menoleh ke arah putrinya.

Kini mereka berada di dalam mobil. Alexandra sudah keluar dari pesantrennya. Rasanya berat untuk pergi dari pesantren itu.
Dugaan Alexandra semakin menguat kala bundanya memintanya untuk mengemasi seluruh barang-barangnya yang ada di pondok.

"Bun ...."

"Ada apa, Sayang?"

"Apa aku pulang karena pernikahanku sudah dekat?" Alexandra bertanya dengan berhati-hati.

Sarah tersenyum hangat kepada Alexandra. "Iya, Sayang."

"Harus ya, Bun?"

Sarah kembali tersenyum. "Apa yang kamu khawatirkan, hmm."

Alexandra hanya diam dengan menunduk. Dia tidak sanggup menatap mata ibunya, dengan mengatakan kalau dia tengah mengkhawatirkan bagaimana bentuk fisiknya calon suaminya.

Ayolah, siapa juga yang nggak pengen suami ganteng? Apalagi nikah cuman sekali. Kecuali, kalau nikah dijadiin hobi, nah, itu beda cerita.

Alexandra masih mengingat kisah anak-anak nabi Adam. Diceritakan, nabi Adam memiliki empat anak, dua perempuan dan dua laki-laki.

Kemudian Allah SWT memerintahkan agar mereka menikah silang, dengan tujuan agar kehidupan umat manusia bisa berlangsung. Putra putri nabi Adam antara lain, Qabil, beliau adalah pria yang sangat tampan. Kemudian, Habil, berbeda dari kakaknya, beliau terlahir tidak setampan Qabil. Kemudian, Iqlima, beliau adalah putri nabi Adam yang sangat cantik, sementara Labuda yang merupakan saudaranya memiliki nasib sama seperti Habil, alias tidak secantik Iqlima.

Tentu saja sebagai pria normal, Qabil menginginkan wanita cantik seperti Iqlima. Hingga pada akhirnya Qabil dan Habil berseteru. Kemudian Allah membuat sayembara, sesiapa yang dapat memberi persembahan terbaik kepadanya, maka dialah yang akan menikahi Iqlima.

Qabil pun memberi persembahan berupa buah-buahan yang sudah ada ulat di dalamnya. Sementara Habil, beliau memberi persembahan berupa seekor kambing.

Pada akhirnya, persembahan Habil lah yang di terima oleh Allah SWT. Maka dengan demikian, Habil lah yang berhasil menikahi Iqlima. Sementara Qabil menikahi Labuda.

Jika ada yang ingat kisah Nabi Ismail yang disembelih oleh ayahnya, Nabi Ibrahim, yang mana, oleh Malaikat Jibril tubuh Nabi Ismail telah digantikan oleh seekor kambing. Nah, ada suatu cerita, bahwa ternyata kambing itu adalah kambing milik Habil, yang selama ini tinggal di surga. (Namun, saya sendiri belum tahu kebenarannya.)

Alexandra kembali mengingat candaan dari kyainya. "Jangan pikirkan fisik jodoh kalian. Lihat pernikahan putra putri nabi Adam, ya sudah, itu yang jadi patokan ...," ucap beliau sembari tertawa renyah. Meski hanya candaan, tapi bila itu sungguhan? Tamatlah riwayatmu, Alexandra.

Maksudnya adalah, kalo seseorang itu cantik atau tampan, maka jodohnya jelek, begitupun sebaliknya.

"Kamu nggak perlu khawatir, calon kamu ganteng kok, gateng banget malah. Bunda aja ngefans."

Mata Alexandra membulat. "Hah? Seganteng apa memang, Bun?"

"Besok kamu juga tahu."

"Loh, besok?"

"Iya, Sayang."

"Kok ... besok?"

***

Alexandra sungguh sangat kesal. Malam ini entah mengapa bundanya itu memaksanya memakai pakaian jubah berwarna abu-abu itu. Bagus memang, dia juga suka, warnanya juga cocok sama kesukaannya. Hanya saja, dia ingin memakai pakaian biasa dengan bawahan sarung malam ini.

"Bun, apa harus aku pakek ginian?" ucap Alexandra dengan menunjukkan busana yang telah ia pakai.

Bundanya menoleh dan cukup terpukau dengan penampilan putrinya. "Kamu cantik banget, Sayang."

Dia malah cemberut karena pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban. Akhirnya, Alexandra pergi karena kesal pada bundanya.

Dia masuk ke kamar dengan kesal. Ingin bermain sosmed, tapi teman-temannya di pondok. Ada memang teman-temannya yang nggak mondok, tapi menurutnya, teman-temannya itu kurang asik.

"Aneh sekali, kenapa bunda minta aku pakek ginian? Maksa-maksa lagi ...."

Ceklek!

"Nak, ada tamu ... tolong dijamu, ya," ucap bundanya seketika setelah membuka pintu.

Alexandra justru menautkan alisnya bingung. "Tumben nyuruh aku buat begituan ...," batinnya berucap.

***

Alexandra menuruni tangga dengan anggun, dapat ia lihat, ada seseorang pria yang duduk di sana ditemani dengan bundanya.

"Lah, kalo bunda aja bisa nemuin, kenapa nyuruh aku, coba?"

Meski pikirannya berkecamuk, dia tetap memutuskan untuk mendekat ke arah ruang tamu.

"Ada apa, Bun?" potong Alexandra.

Kedua orang yang asik berbincang itu pun menoleh ke arah suara.

Mata Alexandra membulat sempurna. "Pak El?!?" pekiknya keget.

Tbc

~ Mboten= berarti tidak dalam bahasa Krama Inggil.

~ Krama Inggil= bahasa yang formal atau bahasa yang paling sopan dalam bahasa Jawa.

~ Nggeh= berarti iya dalam bahasa Krama Inggil.

~ Tarkib= suatu hukum yang ada pada suatu lafadz, yang mana hukum itu ada dengan beberapa ketentuan. Fungsi tarkib biasanya agar memudahkan pembaca untuk menerjemahkan bahasa Arab. Kalau di bahasa Indonesia, istilahnya, subjek, objek dsb

Gara-Gara Wasiat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang