Bonus, Biar Enak

32.7K 2.2K 12
                                    

"Kalau saya nggak boleh jadi fuckboy, berarti saya boleh jadi your boy dong?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau saya nggak boleh jadi fuckboy, berarti saya boleh jadi your boy dong?"

Kedua bola mata Renata membulat, mendengar penuturan Devan membuat dadanya sedikit sesak. Bukan karena menahan rasa sakit maupun kesedihan, tapi lebih kepada rasa bahagia yang kelewat penuh. Tanpa ba bi bu Renata berhambur kedalam pelukan Devan, membuat pria itu terpekik kaget namun juga senang. Devan membalas pelukan Renata tak kalah erat.

Puas berpelukan keduanya memilih untuk pulang kerumah, sebentar lagi waktu makan siang. Banyak yang harus Renata persiapkan, begitu pula dengan Devan yang katanya ada beberapa tugas yang harus dikerjakan karena besok deadline.

Ding

Dong

Suara bel menggema disela-sela kegiatan Renata, yang harus berkutat dengan berbagai macam sayur dan perlatan dapur.

Ding

Dong

Lagi, bel kembali mengganggu pendengaran gadis itu. Renata melenguh kasar, ia melepas apron yang dikenakannya tak lupa mematikan kompor.

"Biar saya saja." cegah Devan yang menuruni tangga.

Renata memutar kepalanya, lalu mengangguk.

"Hai Dev!"

Renata membalik badannya otomatis ketika mendengar sayup suara perempuan menyapa sang kekasih. Iya, Renata dan Devan sudah resmi menjadi pasangan kekasih sejak peristiwa dimobil pagi tadi. Atau mungkin Renata yang terlalu percaya diri? Ah entahlah, itu semua salah Devan karena terlalu ambigu.

Merasa penasaran pada sosok perempuan yang melantunkan nama Devan dengan begitu ceria, lembut dan manja, sampai membuat desir rasa cemburu merayap dihati Renata. Akhirnya Renata membuat keputusan bulat untuk ikut melihat pemilik suara yang sangat menjengkelkan itu.

Namun belum juga sampai, langkahnya harus terhenti saat melihat pemandangan yang membuat dadanya sesak. Diambang pintu terlihat seorang gadis dengan surai pendek sebahu, memeluk tubuh kekar Devan sambil tersenyum lebar. Apa yang dilakukan Devan? Pria itu hanya diam, mungkin karena terkejut.

Mata Renata melotot tak suka, dia ingin memberi pelajaran pada perempuan itu. Tapi semua hanya niat semata, karena rupanya Devan lebih dahulu melepas rangkulan perempuan aneh itu.

"E... eh maaf Dev, terlalu seneng sampe lepas kontrol gini."

Halah tuh mulut, bilang aja lo sengaja peluk ka Devan. So-soan lepas kontrol!. Cibir Renata.

Devan hanya mengangguk "Apa?"

Renata meninju telapak tangannya, ia tersenyum penuh kemenangan.

Nah bagus ka, jangan boleh masuk. Yang ada badan kakak jadi gatel-gatel kalau deket sama ulet bulu!.

SINGLE MOM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang