Chapter 4

24.1K 1.3K 2
                                    

Suasana dimobil itu hening semenjak pertama mereka disana. Tidak ada satupun yang membuka pembicaraan.

Ali sesekali mencuri pandang pada Prilly, bukan ya.. bukan karena dia suka pada pandangan pertama pada gadis yang bernama Prilly ini.

Dia ingin menanyakan alamat gadis ini, percayalah dari tadi dia hanya muter-muter ga jelas! Ga ada niatan gitu gadis yang disebelahnya ini memberi tahukan dia alamat rumahnya, apa pemandangan luar mobil lebih menarik?

"Ekhm" Ali berdehem, demi apapun dia tidak suka ada dalam keadaan awkward seperti ini."Alamat lo dimana?"

"Menteng, jln. Tanjung no 18"

Ali menggerutu didalam hati, lumayan jauh lah itu!

Ali menghembuskan nafasnya, cuek banget! Ngomong juga ga lihat orang yang nanya. Ada apa sih diluar mobil itu?

"Sorry, gue disebelah kanan lo bukan kiri lo"

Satu detik.. dua detik.. tiga detik.. sepuluh menit! Ga ada jawaban, Prilly juga tetap melihat keluar mobil!

Ali menepikan mobilnya, lalu mematikan mesin mobil.

Prilly mengeriyatkan keningnya lalu menoleh pada Ali "Kenapa berhenti?"

Alhamdulillah! Akhirnya Prilly ngomong terus lihat Ali!

"Gue ga suka di cuekin!"

"Terus?"

Ali merutuki kepekaan Prilly "Ya lo, lihat keluar mobil, gue ngomong ga didenger, gue bukan supir lo ya!" Serunya.

"Bodo amat!" Desis Prilly, kemudian dia memalingkan lagi wajahnya.

"Lo-"

"Kalo lo ga mau nganterin gue bilang! Gue bisa nyuruh supir jemput"

Ali berdecak, dia menyalakan lagi mobilnya! Percuma li, percuma! Perempuan emang selalu menang, ga mau ngalah! Ga guna lo ngeladenin cewek jutek ini!

***

Sial!!!!!

Ali tahu, kenapa papanya menyuruh dia mengantar gadis itu! Pasti seperti di cerita gitu, di film yang pernah ia mainkan, di deketin terus dijodohin kan!

Kalo engga, ga bakalan tuh nyuruh nganterin cewek jutek itu! Udah rumahnya lumayan jauh, orangnya cuek, ga ada terima kasihnya lagi pas tadi nyampe rumah. Maen nyelonong keluar aja.

Ali memarkirkan mobilnya digarasi, dia harus cepat mandi dan tidur. Entah kenapa, rasanya lelah hari ini.

"Aliiiiiiiiiiiiii"

Ali menutup kupingnya, dia berhenti didepan tangga. Dia tau siapa yang berteriak, pasti nenek lampir alias Kaia!

Ali membalikan badannya, dia melihat Kaia di sofa dan berlari menghampirinya. Setelah itu tanpa aba-aba, dia menarik Ali keatas.

"Eh..eh apaan sih lo"

Kaia menarik Ali tanpa berhenti, saat sudah sampai diatas dia langsung menarik Ali ke kamarnya. Kaia langsung menyuruh Ali duduk di karpet bulu-bulu, didepan tv. Kemudian dia mengeluarkan banyak cemilan, dan minuman yang berada di nakasnya. Kaia juga mengeluarkan beberapa film.

"Lo-"

"Yang mana? Horor? Apa action? Atau-"

"Gue ga mau nonton" Ali mengerti sekarang kenapa Kaia seperti ini.

"Ali lo-"

"Sorry ya" Ali berdiri, dia capek. Badannya lelah.

"Ga boleh!" Kaia berdiri cepat merentangkan tangannya, kemudian dengan cepat menutup pintu dan menguncinya.

"Lo harus.wajib.nonton.sama.gue" Kaia menekankan setiap kata-katanya.

"Tap- KAIA!" Ali berteriak, saat melihat kunci yang ingin dia ambil dari tangan Kaia, malah Kaia masukan kedalam baju tidur yang ia pakai.

"Apa? Ayo ambil kuncinya kalo bisa!" Tantangnya.

"Lo gila! Ambil kuncinya cepet, gue cape mau istirahat"

Kaia menggeleng "Satu film aja, please" Kaia merajuk "Gue galau tau, sebel gue sama Alvian!" Adunya.

Ali memejamkan matanya, terakhir kali Kaia mengajaknya nonton satu film kenyataannya empat film, sampai dia ketiduran dan tidur ga tentu. Itu definisi satu film menurut Kaia.

"Oke" ucapnya "Satu film"

Ali mengalah, dari pada malam-malam dia harus bertengkar dan membangunkan semua orang dirumah.

"Kuncinya lo keluarin, gue janji ga bakalan keluar"

Kaia tersenyum menang, mengeluarkan kunci dan menyimpan disamping tv.

"Awas aja lo kalo kabur!" Serunya, sambil tangannya menirukan tinju diudara.

Ali hanya menatapnya sengit.

"Ayo kita nonton!" Serunya heboh.

Ali hanya menghela nafas, duduk kembali sambil menunggu Kaia memilih film yang akan mereka tonton.

Terserah Kaia! Terserah!

***

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang