Chapter 25 - "Kaia & Alfian"

16.9K 850 2
                                    

PPOV

Hari ini resepsi pernikahan Kaia, kaka Ali. setelah tadi pagi Kaia dan ka Alfian menikah dan sekarang malamnya mereka mengadakan resepsi. Tepatnya sebulan ini mempersiapkan segalanya dan tentu aku dan Ali juga membantunya. Walaupun aku pun tak tahu hubungan aku dan Ali seperti apa. Pacar? Tapi Ali tak pernah menyatakan perasaannya. Teman? Kurasa lebih dari itu. Entahlah aku tak mau memikirkan itu dulu.

Aku sempat kagum dengan dekorasi dan suasana yang bisa dibilang mewah dan elegant, suasana yang romantis yang harus kuakui sempurna. Bagaimana tidak, villa ya besar ini benar benar disulap menjadi tempat pernikahan yang sangat unik dan amazing.dari tempat duduk, lalu meja terbuat dari kayu.

Malam ini aku memakai baju putih diatas lutut, rambut digerai dan ujungnya sedikit di curly dan memakai jepit disebelah kiri rambutku. Berpakaian, make up dan segalanya seperti ini sebenarnya permintaan Kaia sendiri, aku hanya menyetujuinya.

"De udah belum?cepet nanti telat"sudah kupastikan itu ka Ricky.

"Iya ka bentar" aku langsung keluar kamar dan benar saja disana ka Ricky sudah rapi memakai jas biru batik, celana hitam dan kemeja putihnya, kakaku yang paling kusayangi ini memang tampan, selalu menjagaku.

"Yuk" ajakku setelah keluar kamar, entah kenapa ka Ricky seperti memperhatikanku begitu intens.

"Ciee cantik banget adek aku yang satu ini. Eh tapi tunggu deh kamu beneran mau ke resepsi kaya begini?" Aku menatap heran ka Ricky, memangnya ada yang salah denganku? Make up ku terlalu menor? Ah kurasa tidak, tadi aku meminta kepada penata nya supaya dibuat natural.

"Memangnya kenapa ka?" Tanyaku penasaran.

Kulihat ka Ricky menatap kakiku, akupun langsung menatap kakiku. Oh god!

"Kamu pake sandal?" Tanyanya langsung.

"Hehe" cengengesku menahan malu, untung saja aku diingatkan ka Ricky. Tanpa menoleh kearah ka Ricky aku langsung membalikan badanku dan berjalan kearah kamar.

'Kenapa juga lupa ganti sendal, heigh heels aduh susah amat sih, kenapa lagi tinggi banget untung ka Ricky ngasih tau, coba kalo engga terus kalo nanti terlanjur kesana pasti malu maluin'

Akupun langsung keluar, ka Ricky masih disana.

"Yuk" ucapku pada ka Ricky.

"Perfect" ucap ka Ricky dan memperliihatkan senyuman giginya.

Aku berjalan bergandengan bersama ka Ricky menuju villa yang dibilang Kaia. Kaia memang unik dia tidak ingin mengikat cinta nya dengan Alfian di gedung berbintang ataupun pesta mewah. Kaia menginginkan alam sebagai saksi cintanya dengan Alfian.
Menurutku alfian adalah sosok penyayang,romantis,apapun yang kaia inginkan pasti dituruti. Nanti kalo aku menikah dan mendapatkan lelaki seperti Alfian, pasti aku akan menjadi perempuan yang paling beruntung. Sudahlah, pacar saja tidak punya sudah memikirkan jika menikah!.

Aku benar benar takjub, villa milik orang tua Ali benar-benar seperti istana, udara yang sejuk dan suasana yang damai membuatku betah dan ingin berlama-lama disini. Kaia mengadakan resepsinya dihalaman belakang yang bisa dibilang luasnya seperti lapangan sepak bola, benar benar luas dan banyak pohon pohon disana.

Lapangan tersebut dikelilingi tiga villa sekaligus, kiri ,kanan, dan tengah. Dengan lahan parkir yang berada didepan villa, villa dibagian kiri dan kanan diisi dengan para tamu undangan dan bagian tengah diisi dengan keluarga Ali, sodara Ali dan keluargaku. Padahal aku sudah berbicara aku ingin sama saja dengan tamu yang lain tapi papa Ali tidak memperolehkannya.

Kuedarkan pandanganku setelah sampai dihalaman belakang villa ini,sangat menakjubkan. Lampu lampu romantis, ada tempat setengah lingkaran yang didekorasi waw yang diduduki Kaia dan ka Alfian, sebuah panggung music, makanan, meja yang bernuansa putih dan hampir semuanya bernuansa putih.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang