Chapter 28

19K 864 30
                                    

Ali mengetikan sebuah pesan.

To : Mbem
Pagi,udah bangun?
Jangan lupa sarapan chubby. :)

Setelah itu Ali menyimpan handphonenya diatas nakas. Ali merebahkan tubuhnya diatas king sizenya. Memorinya kembali mengingatkannya atas kejadian dirinya bersama Prilly.

"Li" ucap Kaia dan masuk kedalam kamar Ali.

"Hmm" jawab Ali, masih posisi yang sama.

Kaia pun ikut merebahkan tubuhnya disamping Ali.

"Kenapa?" tanya Ali setelah menyadari Kaia yang memandanginya dari samping.

"Lo udah jadian sama Prilly?" tanya Kaia to the point.

"Engga"

"Tapi lo udah nyatain perasaan lo?"Ali menggeleng, dengan geram Kaia menyentil kening Ali.

"Aduhh .." ucap Ali.

"Lo bego banget sih soal kaya ginian "

"Maksud lo?"tanya Ali heran.

"Cewek itu butuh kepastian Ali" ucap Kaia.

"Tapi Prilly fine fine aja tuh kaya gini"ucap Ali enteng.

"Kalo kaya gitu lo egois namanya. yang namanya cewe tetep aja butuh kepastian, sekarang gini deh gue tau kalo lo udah fix sama Prilly. Tapi Prilly? gimana kalo ada cowok yang deketin dia, lo tetep mau bilang finefine aja? " Ali masih terdiam.

"Seengganya kasih dia kepastian, biar dia bisa jaga hatinya buat lo, bisa jaga dirinya buat lo,  bisa juga jaga jarak sama cowok lain" lanjut Kaia.

"Gue tau, tapi gue udah bilang ko gue sayang sama dia, dan gue juga tau kalo dia sayang sama gue" bela Ali.

Kaia bangkit dan duduk ditepi king size Ali" terus? lo nganggap dia apa? temen? gue liat lebih dari itu. Pacar? lo belum pernah sekalipun nyatain perasaan lo"

ali ikut bangkit dari king sizenya.

"Emang perlakuan gue selama ini ga bisa nunjukin kalo kita lebih dari temen?" tanya Ali polos.

Kaia menepuk keningnya heran, memang jika berhadapan dengan pelajaran Ali cepat menanggapinya pembuktiannya dengan sekolah dan kuliahnya, tapi jika menyangkut tentang cinta sepertinya Kaia harus mencari pembicaraan yang tepat agar Ali paham.

"Gue cuma ga mau nanti lo kecewa sendiri, lo sakit sendiri li. gue ga mau nanti jatohnya lo nge PHPin Prilly"

"Saran gue lo pastiin hubungan lo sama Prilly sebelum lo nyesel"saran Kaia yang membuat Ali terdiam.

Ali masih terdiam dengan pikirannya, memang ada benarnya perkataan Kaia.

"Li" panggil Kaia.

"Hmm"

"Lo ade gue satu satunya gue mau lo bahagia dengan hati lo, bukan dengan otak lo! lo pembohong besar kalo lo bilang lo ga punya cinta buat Prilly" ucapan Kaia lagi lagi membuat Ali diam seribu bahasa.

"Gini nih yang oon, gue ngomong panjang lebar lo malah bengong" lanjut Kaia kesal.

"Gue lagi mikir nih, enaknya lo bilang gue oon" bela Ali.

Kaia mengangguk.

"Yaudah mending sekarang lo temuin dia deh,buat mastiin perasaan dia ke lo"Ali mengangguk dan tersenyum.

"Thank, lo udah banyak bantu gue. gue beruntung punya lo ka"

"Itu gunanya kaka kan"Ali mengangguk.

***

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang