Chapter 43

20.8K 785 39
                                    

Ali menghela nafas panjang, membuka pintu pelan ruang tamu dan masuk. Dia mendekat kearah Prilly dan duduk ditepi ranjang.

Ali mengelus pipi Prilly pelan, dia benar benar menyesal melakukan ini. Ali mengamati wajah Prilly, dia bisa melihat air mata yang menggantung di sudut matanya.

"Maaf" ucapnya lirih.

"Maaf sudah mendiamkanmu sayang, maaf aku juga berbohong. Aku hanya tidak ingin kamu salah paham, tadinya aku ingin memberitahukanmu jika kita bertemu"

"Tapi sayang, kita bertemu diwaktu seperti ini"ucapnya tersenyum kecut "Aku terlalu khawatir sama kamu sampai aku lupa memikirkan bagaimana perasaan kamu, aku mohon maaf karna sifatku yang satu ini tidak bisa berubah"

"Dan soal Feby, aku benar benar kaget waktu dia dirumah sakit, dia bilang sedang menjenguk temannya dia juga bilang kebetulan liat aku dan akhirnya nengok ka Alya yang melahirkan"

"Aku sayang kamu" Ali mengecup lengan Prilly.

"Aku tau pasti sekarang kamu sakit hati, aku hanya tidak mau saat kamu jauh terus denger cerita tentang aku dan Feby yang engga engga kamu sedih. Kalau kamu sedih saat kita jauh aku ga bisa meluk kamu, nenangin kamu, jelasin semuanya karena saat kamu emosi aku mau bilang apapun kamu pasti ga bakalan denger"

Ali membungkukan badannya, mengecup dahi Prilly.

"Aku ga ada hubungan apapun sama Feby, bahkan aku ga pernah bicara panjang sama dia. Aku benar benar minta maaf, lagi lagi aku lelaki bodoh yang bisanya nyakitin kamu"

Ali mengelus rambut Prilly, dia sekarang sadar bagaimana egoisnya dia. Padahal Prilly selalu sabar menghadapinya. Apalagi ketika Ali melihat perban yang membungkus tangan Prilly, hatinya terenyuh semakin bersalah.

"Maaf, kamu boleh hukum aku apapun itu tapi plis jangan mendem perasaan kamu sendiri" Ali menyatukan keningnya pada kening Prilly tanpa terasa air mata Ali mengalir begitu saja seperti merasakan kesakitan Prilly.

"Hukum aku sayang, aku laki laki ga becus ngejagain istrinya. Suami macam apa aku yang selalu nyakitin istrinya sendiri. Aku bego, aku memang bodoh" ucap nya pelan, dia menggigit bibir bawahnya tak ingin nembangunkan istrinya dengan isakannya sendiri.

Dia menarik kembali kepalanya menghapus air matanya, kembali mengelus pipi Prilly.

"Buka mata kamu, aku tau kamu ga tidur" ucapnya.

Hening. Ali tetap memandang wajah Prilly, menunggu Prilly bangun.

"Kamu ga mau buka mata kamu? Aku tau kamu ga tidur sayang" ucapnya mengecup kembali lengan Prilly.

"Plis, maafin aku" Ali menghela nafas panjang, tersenyum miris, dia bangkit dari ranjang Prilly.

"Ali" suara serak Prilly membuat langkah Ali terhenti.

"Prilly" Ali membalikan badannya tersenyum dan memeluk Prilly yang masih berbaring.

"Maaf" ucapnya membalas pelukan Ali.

"Ga, seharusnya aku yang minta maaf" ucap Ali.

Prilly melepaskan pelukannya, bangkit dan menyandarkan punggungnya pada penyangga bad dibantu Ali.

"A-aku minta maaf udah ga nurut sama kamu, udah ngebantah, udah bikin kamu khawatir. Aku bener bener minta maaf" ucap Prilly menundukan kepalanya.

Ali menarik Prilly kedalam pelukannya, menyusupkan kepalanya pada leher Prilly.

"Aku yang minta maaf, ga becus jaga perasaan istri aku sendiri"

Prilly menangis terisak"k-kal-au kamu pengen Feby ada disamping kamu, kalau kamu pengen Feby.."

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang