Chapter 37

21.7K 921 19
                                    

APOV

"Saya terima nikah dan kawinnya Prilly Latuconsina bin Rizki Latuconsina dengan maskawin tersebut dibayar tunai"

"Bagaimana saksi? Sah?"

"Sah"

Aku bisa bernafas lega sekarang, Prilly sudah sah menjadi istriku. Tidak mudah meyakinkan dia tentang Feb, benar ternyata pernyataan Gritte jika Prilly selalu mengalah dan merelakan apa pun agar orang lain bahagia dan tidak tersakiti.

"Li gue ingetin sama lo jangan sampe Prilly tau tentang lo sama Feby yang sempet deket, karena gue ga pernah cerita tentang kedekatan lo selama ini sama Prilly. Dan bisa aja Prilly mundur dari pernikahana ini"

"Maksud lo?"

"Prilly itu walaupun jiwanya laki, jago berantem tapi tetep dia cewe dia itu terlalu perasa. Gue yakin dia bakalan relain lo sama Feby kalo Prilly tau Feby cinta sama lo"

"Kenapa kaya gitu? Sama aja dong dia ga sayang sama gue kalo dia rela ngelepasin gue"

"Justru karena dia sayang sama lo makanya dia mundur terus ngerelain lo buat Feby. Dia itu lebih mikirin kebahagiaan orang lain dibanding dirinya li"

Dan benar adanya ucapan Gritte, seminggu lagi pernikahan ku dan Prilly dia hampir saja membatalkannya begitu saja.

"Aku mundur li, sebaiknya kita batalkan pernikahan ini"

"Engga, kamu ga bisa gitu dong Prill"

"Kenapa engga? Feby cinta banget sama kamu li. Aku lebih baik mundur dari pada kita menikah tapi ada yang tersakiti"

"Terus kalo kamu mundur aku ga sakit hati gitu? Kamu juga mikirin aju dong Prill"

"Aku cuma..."

"Lihat aku" aku meraih dagunya untuk menatapku "Kamu ga bahagia nikah sama aku?"

"Aku bahagia cuma.. "

"Kamu ga mau mertahanin kebahagiaan kamu?" Aku menatapnya tanpa mengalihkannya.

"Aku..aku.."

"Feby ga tau pernikahan kita, kecuali kamu yang memberitahukannya"

"Gak mungkin Ali!" Dia menggelengkan kepalanya, mengerutkan keningnya.

"Kalo gitu aku minta jangan batalin pernikahan ini"

Prilly tampak berpikir dan akhirnya mengangguk "Tapi kamu janji harus jaga jarak sama Feby"

Aku tersenyum "Cie cemburu" aku mencubit pipi bakpau nya, gemessss.

"Ali ihhhh"

Aku tidak akan pernah melepaskannya sekalipun dia memohon dan meminta padaku. Cukup kehilangannya setahun yang lalu membuatku terpuruk dan aku tidak ingin itu terulang lagi.

Aku masih duduk didepan pak penghulu menunggu Prilly yang masih berada didalam kamarnya, pernikahanku dengan Prilly hanya dihadiri keluargaku, keluarga prilly, manajer, dan sahabat sahabat kami. Itu sudah menjadi akhir keputusan Prilly dan aku hanya bisa menyetujuinya. Padahal aku ingin sekali menunjukan jika Prilly sudah disegel, milik Aliando Syarief Pratama hahaha. Duh Ali otak mu!!

Subhanallah.

Ada yang bisa menggambarkan kecantikan Prilly saat ini? Dia begitu anggun memakai gaun putih panjangnya, rambut yang disanggul modern dan make up yang selalu pas.

Dia berjalan kearahku membuat jantungku semakin berdebar kencang, tak karuan. Dia duduk disampingku, aku menoleh kearahnya yang diberikan senyuman cantiknya. Errr benar-benar cantik, tidak bosan aku melihatnya.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang