Chapter 17 - Disisi Lain

17.4K 864 5
                                    


"Sampai kapan kamu akan seperti ini? "

"Sampai aku mendapatkan apa yang aku mau"

"Apa kau masih mencintainya?"

"Sampai kapan kamu akan menanyakan hal yang sama?"

"Sampai kamu berhenti seperti ini"

"Aku mencintaimu sekarang walaupun awalnya tidak"

"Kalau begitu berhentilah, cukup! Kamu bilang menyayangi Ringgo tapi dengan kamu terus melukai wanita yang Ringgo sayangi itu akan membuat dia sakit Rio"

Ucap Vira kepada Rio, suaminya. Vira bertemu dengan Rio dulu dengan keadaan dimana Rio mabuk. Vira menyelamatkannya dengan membawanya kerumahnya karena pada saat itu kedua orang tuanya sedang pergi. Karena keadaan Rio sangat mabuk hingga tak sadar dia melakukan hal yang tidak dibayangkan oleh Vira sendiri .

Hingga paginya kedua orang tua Vira yang awalnya ingin memberi kejutan dengan kepulangannya justru malah sebaliknya, orang tua Vira lah yang dikejutkan dengan Vira tidur tanpa busana dengan Rio.

Rio mengaku kalau dia tidak punya keluarga pada keluarga Vira, Rio sakit hati karena orang tuanya dan kakanya. Rio pun dinikahkan dengan Vira, dan menjadi penerus perusahaan papa Vira.

"Aku hanya ingin Ringgo memilikinya aku takkan menyakiti dia" ucap Rio dengan lembut.

"Selalu kamu bilang tidak ingin menyakitinya terus yang terjadi kemarin apa?" Ucap Vira.

"Maksud kamu?"

"Aku tau wanita itu sekarang sedang kritis berada dirumah sakit jangan kamu pikir aku tidak tau" ucap Vira dengan nada lirih.

"Aku tidak bermaksud, dia yang menghalangiku karena.."

"Karena apa? Rio, Ringgo itu tulus mencintai wanita itu dia tidak pernah berharap lebih ingin memilikinya. Berdekatan dan mengobrol dengan dia saja dia sudah senang, tolong hentikan semua ini sebelum Ringgo tau semuanya" ucap ira menepuk bahu Rio dan melangkahkan kakinya.

"Aku tidak akan pernah berhenti sebelum Ully tau sakitnya aku dulu dan Prilly menjadi milik Ringgo" langkah Vira terhenti, berbalik badan.

"Silahkan tapi jangan salahkan aku jika anakmu sendiri membencimu nanti, yang pasti aku sudah mengingatkan" Vira kembali berjalan.

Rio memijat kepalanya yang tidak pusing, memang dia sudah handal jika bersembunyi dan membalikan fakta. Buktinya saja jika dia tertangkap polisi sudah pasti beberapa jam kemudian dia bisa bebas meskipun sudah ada bukti yang menyatakan dia bersalah.

"Assallamualaikum" ucap seseorang, Rio menoleh kearah pintu depan.

"Waalaikum salam, kamu sudah pulang? Kenapa wajah mu lemas seperti itu?" Rio bertanya, melihat wajah anaknya yang tampak sedang sedih.

"Udah pa,mama mana?" Tanya Rio to the point.

"Ada di ruang sana" ucap Roo menunjukan ruangan yang biasa digunakan untuk bersantai.

Ringgo melangkahkan kakinya menuju ruangan itu, Ringgo melihat ibunya sedang menunduk dan kelihatan sedang bersedih.

"Ma" ucap Ringgo, dan duduk disebelah mamanya. Vira menegakan kepalanya menatap Ringgo.

"Kenapa mukanyaa ditekuk? Kamu ada masalah?" Vira langsung bertanya saat Ringgo duduk disebelahnya, beberapa kali terdengar nafasnya yang gusar.

"Hari ini moodboster Ringgo ga ngampus mah"

Vira menaikan satu alisnya " Prilly?" Tebak Vira, Ringgo mengangguk.

"Kata Gritte sekarang dia lagi di rumah sakit ma, Ringgo pengen banget kesana tapi ga boleh katanya dia masih kritis" ucap Ringgo dengan nada lemas.

"Prilly pasti bisa melewati semua ini sayang mama mau menanyakan sesuatu boleh?" Tanya Vira, Ringgo mengangguk.

"Apa kamu benar-benar mencintainya? Apakah kamu ingin memilikinya?" Ringgo menegakkan kepalanya menatap Vira, ada kebingungan dibenaknya.

"Kenapa tiba-tiba mama nanya gitu?"

"Ya-- ya-- mama cuma ingin tau aja gitu" ucap Vira mengelak. Rio mengalihkan pandangannya, menatap lurus.

"Ringgo memang ingin memilikinya, melindunginya, Ringgo sayang banget mah sama Prilly. Tapi cukup deket saja Ringgo udah seneng. RInggo ga mau maksa Prilly buat sama Ringgo kalo Prilly gak sayang sama Ringgo" ucap Ringgo tegas.

Vira tersenyum dan mengangguk, Vira tau Ringgo sekarang sudah dewasa, dia sangat mudah berpikir apa yang harus dia perbuat. Ringgo yang selalu menceritakan apapun yang terjadi pada mamanya itu sangat tau dia harus berbuat bagaimana kedepannya.

Vira memalingkan pandangannya ke depan pintu , Rio memang dari tadi mendengarkan percakapan istrinya dan anaknya itu. Vira tersenyum kearah Rio menandakan bahwa yang dibilang Rio itu benar tidak benar.

Sedangkan Rio hanya menatapnya dengan tatapan tajam seolah memberitahukan bahwa Rio harus mendapatkan prilly.

"Kamu benar sayang,cinta itu bukan paksaan" ucap Vira tersenyum.

"Yaudah Ringgo mau ke kamar dulu terus ngerjain tugas, besok Ringgo mau jenguk Prilly"

"Iya yaudah nanti makan ya" Ringgo mengangguk, saat dia berbalik Ringgo syok melihat papa nya yang berada dipintu.

"Papa ngagetin aja ngapain juga disitu? Sini dong pa" ajak Ringgo.

"Papa cuma ingin mendengarkan obrolan istri tersayang dan anak tersayang papa yang sangat papa sayang ini " ucap Rio mendekati Ringgo.

"Hmm udah deh ringgo ke kamar dulu daripada liatin orang dewasa bermesraan" Rio terkekeh, Rio baru menyadari jika Ringgo memang sekarang sudah dewasa.

***

Noh gambar yang diatas itu Ringgo ^^

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang