Chapter 30

19.9K 905 26
                                    

APOV

Tok

Tok

Ckrek

"Eh lo bro" sapa ka Ricky setelah membukakan pintu.

"Eh...ka.. "ucapku, menerawang melihat kedalam rumah nya.

"Tumben lo pagi pagi udah kesini, ga syuting?"

"Emm.. ga ka.. gimana kakinya ka?" Jawabku mengalihkan pertanyaannya.

"Ya gitulah, nih udah lumayan cuma harus pake tongkat gini li" jelas Ricky, aku hanya mengangguk.

"Mau cari Prilly?" sambung Ricky.

"emm.. iya ka, ada?"

"Dia nya keluar tuh li, gimana dong? "

"Oh, yaudah deh ka gue juga mau syuting bentar lagi. Salam buat tante ya ka, juga buat Prilly. Gue duluan" ucapku menepuk bahu ka Ricky kemudian menuju mobil.

Ku usap wajah kukasar, entah apa yang terjadi aku sendiri tidak tau. Yang aku tau seminggu yang lalu setelah ka Ricky kecelakaan Prilly benar benar menjauhiku.

Entah dari seminggu itu aku tetap berusaha untuk ke rumah Prilly, tapi tetap saja tidak bisa ditemui. Beribu alasan muncul entah itu dari mamanya, kakanya Ricky atau bi inah.

Aku merogoh saku celanaku, mengambil handphoneku. Membuka galeri yang memperlihatkan foto-fotoku, tanganku terulur membuka foto Prilly yang tersenyum memperlihatkan gigi kecilnya. Galeriku kini penuh dengan foto fotoku, Prilly, dan keluargaku. Hanya terpentinglah yang selalu aku simpan.

'Prilly, are you okay?'

Semenjak kenal dengan Prilly krhidupanku berubah, Prilly bisa mengubahku menjadi lebih baik.

Dia mengajariku tentang arti sebuah pengorbanan. Mengajariku bagaimana arti sebuah keluarga, mengajariku bagaimana menghadapi masalah.

Prilly selalu mengingatkanku makan, mengingatkanku banyak istirahat, mengingatkanku agar hati hati dam mengingatkanku agar jangan lupa shalat.

Tapi sekarang semua tidak ada lagi, bahkan sering kali aku menghubunginya namun tak pernah dia balas sekalipun. Dia benar benar menjauhiku, akupun tak tau alasannya.

Drrt..

Drrt..

Handphoneku yang satu nya lagi tidak berhenti berdering, banyak notifikasi yang masuk dari sosial media. Aku sengaja membedakan handphone pribadi dan handphone yang biasa aku berikan nomor nya pada orang lain.

Sekarang aku menjadi stalker Prilly, hanya Prilly. Aku ingat terakhir kali dia mengupload foto diinstagramnya, foto dirinya seperti candid.

Kembali lagi seperti dulu.

Itulah caption yang selalu ada dalam pertanyaanku. Ingin sekali aku mengomentarinya, namun jika itu terjadi sudah pasti fans fanatik ku langsung membully Prilly. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Tidak!

Kadang kala aku bosan mendengar akun sosial mediaku rame, aku juga ingin seperti manusia biasa yang bisa semaunya. Namun inilah duniaku, tidak membatasi tapi juga dibatasi.

"Den kita mau kemana lagi?"

Suara pak Sutisna membuyarkan lamunanku, kulirik jam tanganku, sepertinya ada waktu untuk istirahat diapartemenku.

Sekarang aku sudah membeli apartemen hasil keringatku sendiri, awalnya papa tidak mengizinkanku untuk tinggal diapartemen. Tapi akhirnya setelah aku memberikan beribu alasan, papa mengizinkanku. Apartemen yang menurutku sangat mewah, ya.. itulah salah satu persyaratan dari papa. Dia tidak mau aku tinggal disembarangan tempat, mamah juga sampai mengirimkan asisten rumah tangga diapartemenku. Padahal aku juga sering pulang kerumah. Tapi aku sangat bersyukur mempunyai orang tua dan kaka yang begitu menyayangiku.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang