Chapter 18

18.6K 1K 3
                                    

"Lo ga syuting?"

"Engga"

"Lo mau cerita?"

Ali menoleh ke arah kakanya "Engga"

Kaia tersenyum "Yakin lo?"

Tetap dengan jawaban yang sama "Engga"

Kali ini Kaia geram, tangannya melayang tepat dikepala Ali.

"Aww-- apaan sih lo maen jitak pala orang aja" Ali mengusap jitakan Kaia sedikit merintih

"Terus? Gue dari tadi ngomong nanya bener, lo cuma bilang 'enggak' lo pikir gue apa? Lama-lama kalo lo cuma ngomong 'engga' gue kaya ngomong sama orang gila yang cuma bisa bil....." dengan cepat Ali membungkam mulut Kaia dengan tangannya.

"Lo kaya pemandu acara tour pariwisata tau ga, ngomong lo ga bisa di rem banget"

"Hjslfnhdikdnhduiekejhehuddo"

"Ngomong apaan sih lo ga jelas"

"Jwkhdhyfujroejebehehhdjejrdidjdjeh"

"Yang jelas dong lo" Kaia menginjak kaki Ali keras "awww tadi kepala sekarang kaki lama-lama badan gue lo mutilasi kayanya" ucap Ali, Kaia tertawa.

"Lo gila ya malah ketawa" ucap Ali, Kaia menghentikan tawanya.
"Ciee yang lagi galau" kaia mengejek, Ali hanya menatap Kaia sekilas dan menatap lurus kembali

"Siapa? Gue? Sorry lewat" ucap Ali dengan ekspresi pede.

"Halah galau tuh keliatan, lagian gimana tadi gue bisa ngomong jelas tangan lo aja ngetutupin mulut gue" Kaia tetap mengejeknya.

Kali ini Ali diam, matanya lurus kemudian Ali menunduk seakan sedang memikirkan sesuatu.

"Ka...." ucap Ali memecah keheningan menatap Kaia.

Kaia melirik kearah Ali "apa?"

"Mmm mmmm"

"Ngomong aja kali gausah ragu gitu" Kata Kaia melirik gelagat Ali.

Ali memfokuskan matanya lurus kembali "Ka ... salah ga kalo gue suka sama cewek kaya Prilly" Ali memelankan suaranya seakan takut diejek Kaia.

Kaia tersenyum dan menepuk bahu Ali, sampai ali menoleh "Kita ga pernah tau li pada siapa kita akan suka, bahkan mungkin nanti jatuh cinta dan sayang" bolehlah kali ini dada Ali seakan lega mendengarkan ucapan kakanya.

Ali memfokuskan kembali melihat lurus"Gue ga pernah sayang sama cewe kecuali lo sama mama ka.. gue juga ga tau ka apa yang gue rasain, rasanya baru kemarin siang gue liat Prilly tertawa, senyum, tapi malemnya gue lihat dia pucet, ga sadarin diri rasanya didalam hati gue berkata' gue ga mau kehilangan senyuman dia' walau cuma beberapa hari ngenal dia, dunia gue seakan berubah jadi lebih berwarna"

"Itu berarti lo mulai ada rasa sama Prilly, lo ga boleh mundur kalo lo udah mulai suka" ucapan Kaia membuat Ali menoleh lagi seakan bertanya 'kenapa'?"

Kaia tersenyum dan menatap Ali dengan serius "Suka sama sayang itu beda tipis li, udah ini pasti lo bakalan tambah penasaran sama Prilly, pasti lo bakalan tambah ngedeketin dia gue yakin" Ali menunduk, sekejap kemudian mendongkakan kepalanya arah lurus dan tersenyum.

"Gue ga akan mundur ka, gue pasti akan maju. Prilly yang jutek, cuek, dan judes tapi entah kenapa kalo gue liat matanya seakan ada keteduhan, kenyamanan dan kedamaian. Dia beda ka kalau kata Gritte dia jadi mahasiswi populer dia pantes ka" Kaia tersenyum dan mengangguk.

"Geu sih setuju aja, kata nya Prilly pinter, pinter masak, cantik, suaranya juga bagus" ucap Kaia, Ali kembali menunduk menyembunyikam senyumnya.

"Nanti siang gue ke RS lo ikut?" Tanya Ali melihat arah kanan, Kaia.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang