Chapter 40

22.2K 960 29
                                    

Prilly memijat kepalanya yang terasa pusing, badannya lemas.

"Apa aku kurang tidur?" Gumamnya.

Dia meletakan laptop yang berada dipangkuannya, berganti dengan bersandar diranjang.

Dua bulan berlalu, hubungan nya dengan Ali semakin membaik. Kemana saja Ali pergi Prilly harus ikut, Prilly masih saja mengingat bagaimana posesifnya Ali tentang dirinya.

Ali baru saja keluar dari kamar mandi, rambut basah dan handuk yang melilit dibagian pinggangnya. Prilly mengalihkan pandangannya, walaupun sudah terbiasa tidur dengan suaminya dan melakukan sebagaimana suami istri tetap saja dia malu.

"Kenapa?" Tanya Ali saat melihat Prilly memijat kepalanya.

Prilly menggelengkan kepalanya, dia kembali membaringkan tubuhnya.

Ali mendekat, duduk disisi ranjang dan memegang dahi Prilly.

"Kamu sakit?" Tanya Ali dengan wajah cemas.

Prilly menggeleng "Mungkin hanya kurang tidur" ucapnya pelan.

"Bukannya aku udah bilang kamu harus banyak istirahat? Jangan banyak berpikir tentang sidang dan skripsi" Ali membalikan tubuh Prilly agar menghadapnya, dipijatnya kepala Prilly.

"Aku ga mikir sidang ko" ucap Prilly memejamkan matanya merasakan pijatan Ali.

"Lihat, kamu sakit karena banyak gadang kan ngerjain skripsi? Lagian menurut aku skripsi kamu itu bagus, percobaannya udah juga. Kenapa belum di Acc juga sama pembimbing kamu sih?" Ucap Ali sedikit geram, pasalnya Prilly harus terus merevisi skripsinya yang membuat jam tidurnya terganggu, belum lagi Ali yang selalu ingin ditemani Prilly.

Prilly membuka matanya memegang tangan Ali yang sedang memijat kepalanya "Aku gapapa ko, beneran"

Ali hanya bisa mengangguk, tidak mungkin ia banyak bicara pada perempuan bawelnya, yang ada dia yang kalah dan terkena omelan Prilly.

"Oke, tapi kalo cape, jangan dipaksain terus ya. Atau kalo ga aku bilangin aja ke kampus kamu kal.."

"Aliii aku ga papa, udah deh" potong Prilly.

"Iya, iya. Bawel" omel Ali.

"Li"

Ali menautkan alisnya "Apa sayang?"

Prilly tersipu, tapi tetap dengan wajah lemasnya.

"Pake baju sana" ucapnya mendorong tubuh Ali.

Ali mengeriyatkan dahinya "Kenapa? Udah sering liat juga masih malu" godanya membuat pipi Prilly merah merona.

"Aaah udah sanaa cepet" dorong Prilly lagi.

Dengan malas Ali melangkahkan kakinya, membuka lemarinya kemudian membuka lemari Prilly.

"Sekarang kamu ganti baju ya" ucap Ali menyerahkan dress peach Prilly, dan kembali duduk disisi ranjang.

"Lemes" gumam Prilly.

"Kamu sakit ? Yaudah aku telpon ka Riri aja tour nya ditunda sampai bes..."

"Gak, aku kuat ko. Sini bajunya, aku ganti dulu" ucap Prilly turun dari ranjang nya dan berlari kekamar mandi.

Ali hanya terkekeh kecil, Prilly nya yang galak ternyata pemalu juga.

***

Prilly mengeriyatkan dahinya menatap laptopnya lelah, lemas lagi dan lemas lagi.

Entah kenapa perutnya benar benar tak enak, seperti diaduk aduk. Apalagi bau parfum yang sangat menyengat, disamping laptop nya terdapat i-pad, dan handphone Ali yang terus berbunyi.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang