Chapter 19

16.6K 934 4
                                    

Drtt..

Drtt..

Suara handphone berbunyi menandakan ada pesan masuk baru.

Ka Riri
Bang hari ini ke acara iklan yang udah dijelasin kemarin, kalo masalah baju udah siap nanti dijemput jam 11 kesana.

Ali menghembuskan nafasnya kasar, melirik pada arah ully yang tertidur disofa. Ali bisa melihat bagaimana mama Prilly menyayangi Prilly. Ully bahkan tak pernah melepaskan Prilly dari jangkauannya, Ully rela tak pulang jika dia menginginkan baju pengganti cukup diantar oleh bi Inah. Ali dan Ully selalu berganti menjaga Prilly, Gritte juga selalu menemani Prilly jika malam bahkan setiap malam dia menginap dirumah sakit bersama Ully. Ali menjaga Prilly setiap hari, bahkan dia tidak menerima tawaran dari apapun kecuali jika sudah ada kontrak.

Ali mencari nomor telepon seseorang.

Tutt..

Tutt.

"Halo" ucap disebrang sana.

"Lo dimana?"tanya Ali langsung.

"Gue lagi dikampus, kenapa?"

"Te gue ada acara nih lo bisa kesini nemenin nyokapnya Prilly,? ga tega gue ngebiarin dia sendiri" ucap Ali kepada gritte, Ali menelpon Gritte karena tak tega jika harus meninggalkan Ully sendiri dia takut terjadi apa-apa.

"Yaelah kirain apaan lo, iya gue bentar lagi kesana gue udah ga ada kuliah lagi"

"Gue tunggu, kalo bisa sebelum gue berangkat lo kesini"

"Iya iya bawel lo" ucap Gritte, Ali memutuskan sambungannya.

***

"Pril" ucap Ali menatap Prilly, masih terlihat pucat diatas bangsal.

"Kapan lo bangun? Miss jutek yang biasanya ketus nya mana?" ucap Ali dengan nada lirih.

"Udah 3 hari loh, lo ga mau bangun? Lo ga kasian sama nyokap lo? Katanya lo sayang sama nyokap lo, kasian nyokap lo. Lo liat dia kan sekarang? Dia sampe ga pulang demi lo" ucap Ali menunduk. Ada rasa berdalah menyeruak didalam dirinya, ia dongkakan lagi kepalanya.

"Lo harus bangun, lo harus jagain nyokap lo. Maaf Pril kalo lo kaya gini gara gara gue"

"Gue janji deh kalo lo bangun apapun yang lo mau gue kabulin, atau gue bakalan jagain lo sampe lo bener-bener sembuh. Gue lakuin asalkan lo bangun sekarang" lanjut Ali.

Tuhan bangunkan dia,dia yang jutek tapi mempunyai sejuta senyum. Dia yang ketus tapi mempunyai sejuta hati yang baik. Dia yang cuek tapi punya sejuta kepedulian. Dia yang mempunyai mata tajam seperti elang tapi bisa memberikan sejuta harapan.

Ali beranjak dari kursi sebelah bangsal Prilly menuju jendela menatap lurus kearah luar jendela.

"Apa gue mulai sayang sama Prilly?" Gumam Ali "Gak mungkin secepat ini, ga mungkin semudah ini" lanjutnya tak percaya.

"Jika memang ini cinta izinkan aku buat bisa lihat matanya dan senyumannya Tuhan "

Ckrek...

Ali menoleh "Udah nyampe lo, cepet juga" ucap Ali melihat kearah pintu yang ternyata Gritte dan..

"Eh lo sini" lanjut Ali, Gritte menaikan satu alisnya seakan mengerti apa yang akan ditanyakan Ali. Gritte menghampiri Ali.

"Apaan sih lo" ucap Gritte dengan nada pelan.

"Siapa tu cowok? Perasaan itu bukan Arif. Oh--jangan jangan lo selingkuh ya? Gue harus kasih tau Arif" ucap Ali dengan nada agak keras.

Gritte mendengus kesal "Eh lo itu kalo mau kenalan ama tu cowok ngomong, bukan nyeroscos kaya gitu"

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang