10. Teror

943 98 17
                                    

HAII

KU UP LAGI!!

VOTE SAMA KOMEN NYA JANGAN LUPA!

10. TEROR

JANGAN SALAH LAPAK!!

TYPO TANDAIN!

HAPPY READING

.

.

.

.

"KAILAA TURUN MAKAN DULU."

Kaila yang sedang tertidur, berjengkit kaget, nyawa nya tiba tiba terkumpul. Teriakan Bunda nya memang tak main main, hingga membuat Kaila terkejut.

Dengan malas Kaila turun dari Kasur yang sangat nyaman itu. Berjalan menuju kamar mandi, dengan langkah gontai.

Wajah Kaila menjadi Fresh setelah keluar dari kamar mandi, Berjalan menuju pintu, untuk ke lantai bawah.

Saat dibawah, dia melihat Bunda Nya sedang mengobrol dengan seseorang di meja makan. Kaila mengerutkan Kening nya. Wajah nya menjadi datar, saat siapa yang mengobrol dengan bunda nya.

"Ngapain Lo kesini?" tanya Kaila.

"Serah gue dong, Ini juga rumah Bunda bukan Rumah Lo."

Kaila mendelik, lalu duduk di pinggir bunda nya, yang otomatis berhadapan dengan mahkluk hidup itu.

"Lo tadi pulang sama siapa Kai?" tanya Orang itu.

"Rifky," jawab Kaila cepat.

Orang itu membulatkan matanya, "Setau gue Rifky nggak suka sama Lo deh."

Bunda Naila yang sedang menuangkan nasi ke piring mereka, pergerakan nya terhenti.

"Rifky nggak suka sama Kaila?" tanya Bunda Naila. Lalu melanjutkan kegiatan nya lagi.

Orang itu mengangguk, "Iya, Bun. Dia nggak suka sama Kaila, Kaila yang ngejar ngejar dia." ujar nya dengan menyuapkan Nasi kemulut, tanpa memedulikan wajah Kaila yang sudah berubah.

Kaila yang sedari tadi diam, Menatap Sepupunya Tajam. "Lo Bisa diem nggak?"

"Enggak! Karna gue lagi makan."

Kaila memutar bola matanya malas. "Bodoamat gue."

"Eh, Tapi Lo jangan terlalu Deket sama Rifky, Kai." celetuknya.

"Kenapa? Malah bagus Kaila dapet Respon." timpal Bunda Naila, yang di angguki Kaila.

"Enggak Bun, Aku ngerasa Curiga sama dia aja, nggak ada angin nggak ada hujan, tiba tiba deketin. Kan aneh?"

Kaila diam sejenak, Ada benar nya juga. Entah kenapa Feeling nya mengatakan bahwa ucapan sepupunya benar. Tapi hati nya menolak.

"Kok Lo curigaan sama sahabat sendiri?" tanya Kaila, menaikan sebelah Halisnya.

"Ya gimana nggak curiga, Rifky kan suka sama Lily, eh Deket nya sama Lo, jadi gue mikir kalau Lo di jadiin pelampiasan, Karna--- you know lah." Jelas nya, Bunda Naila menyetujui ucapan nya.

"Bunda setuju, sama Kamu." ujar Bunda Naila pada sepupu Kaila.

"Bunda kok setuju sih. Itu malahan bagus, karna aku ada peluang buat dapetin Hati dia," cetus Kaila, sedikit merengek.

"Kai. Denger bunda. Logika nya kalau dia suka sama seseorang, dan dalam satu detik dia berpaling, kan nggak mungkin. Coba kamu suka sama Rifky, tiba tiba kamu jadi suka sama Gilang waktu dia deketin kamu, apa se sebentar itu? Nggak, kan." Kaila diam. Memang benar ucapan bunda dan sepupunya.

Bukan Senja (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang