26. Bintang Malam

512 73 9
                                    

UP LAGI.

26. BINTANG MALAM.

TYPO TANDAIN!

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN NYA PREN!

HAPPY READING

.

.

.

.

"Bun." lirih Kaila.

Bunda Naila menggeleng pelan. "Maaf."

Kaila tak habis pikir dengan bunda nya, Bunda nya bilang Kakek dan Nenek nya sudah meninggal semua. Tetapi apa? Kakek nya sekarang ada dihadapan dia. Saat Kaila masih kecil, Ia sering dititipkan oleh Bunda dan Ayah nya di tempat Kakek dan Nenek nya, Bunda nya sering berpergian. Tapi, Ayah nya sering mengajak Reza berpergian walaupun harus ikut bekerja.

Kaila iri? Tentu, Tapi sejak kejadian itu, Bunda nya menjadi lebih sering dirumah mengurus dia ataupun Bang Reza. Tetapi, setelah kejadian itu, Kakek dan Nenek nya seperti Hilang di telan Bumi. Bertahun tahun Kaila mencari dan menunggu kabar tentang Kakek dan Nenek nya, tetapi hasil nya tetap nihil. Dan sekarang, Kakek nya ada disini, memanggil nya.

"Kaila, Cucuku."

Kaila mengalihkan pandangan nya pada Pria itu. Kaila melangkah, ingin mendekati Kakek nya, tetapi lengan nya dicekal Bunda Naila. mata bunda Naila memerah, seperti menahan tangis.

"Masuk kamar," titah Bunda Naila, kali ini dengan tatapan dingin.

Kaila menggeleng pelan. "Kai, Mau ke Kakek dulu." Tolak Kaila.

"Masuk Kamar Kai," sekali lagi.

Lagi, lagi, Kaila menggeleng kepalanya, Menolak ucapan Bunda Naila. Bunda Naila menjadi geram sendiri, Cengkeraman di tangan Kaila di erat kan, membuat Kaila meringis kecil.

"MASUK KAMAR KAILA SHEIRA SIFABELLA!" Bentak Bunda Naila, sukses membuat Kaila terkejut bukan main.

Bunda Naila Membentak nya? Kaila tidak tahu bunda nya bisa sekasar ini pada ia. Tapi, Memang salah nya yang keras kepala tidak menuruti Ucapan Bunda Naila. Mata Kaila sudah berkaca kaca.

"Tidak perlu membentak, cucu saya, Naila. " Suara datar Dari Pria tua yang sedari tadi diam itu, menatap Bunda Naila dengan tatapan dingin, suara bariton nya terdengar di telinga mereka semua yang ada diruangan itu.

Bunda Naila tidak menjawab, dia menatap Reza yang sedari tadi duduk dengan santai. "Reza, Bawa adik mu kekamar."

Reza mengernyit, Kemudian berdecak malas. Kalau membantah ia pasti kena imbas nya, jadi memilih menuruti saja. Ia bangkit dari duduk nya, menarik tangan Kaila sedikit kasar agar menurut. Kaila hanya bisa pasrah jika sudah di tarik Abang nya, percuma tenaga Reza dan ia tidak sebanding.

Reza membuka pintu kamar Kaila, membawa Kaila masuk, Reza mendorong bahu Kaila agar duduk di ranjang. Kaila mendongak menatap Abang nya yang menatap nya datar. Kaila hendak berbicara tetapi Reza menatap nya tajam, dan Akhirnya Kaila mengatup mulutnya rapat rapat.

15 menit hanya keheningan terjadi dikamar bernuasa biru dan hitam itu, dengan wangi khas lavender menyeruak di Indra penciuman keduanya. Sangat tenang tetapi tidak dengan tubuh mereka yang sedari tadi tidak tenang mendengar suara teriakan dan bentakan di bawah sana.

Kaila terus menunduk, ia bahkan lupa untuk berganti baju atau melepas sepatu, Kaila masih khawatir pada kedua orang yang dibawah sana.

"Bang, kebawah yu. Kai takut bunda kenapa-napa," ujar Kaila memecahkan keheningan, dari nada nya bisa tertangkap bahwa Kaila sedang khawatir.

Bukan Senja (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang