12. Peperangan yang sebenarnya

871 103 7
                                    

HAII

KALIAN NUNGGUIN YA?!

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN NYA

12. PEPERANGAN YANG SEBENARNYA

JANGAN SALAH LAPAK!

TYPO TANDAIN!!

HAPPY READING

.

.

.

.

Tin tin tin.

Kaila yang awal nya melamun di teras rumah mengalihkan pandangan nya pada beberapa motor, yang berhenti di depan rumah Langit. Bisa di pastikan Anggota inti Astragazar.

Kaila kembali menatap lurus dengan pandangan kosong lagi. Seperti tidak ada semangat hidup.

Langit dan teman teman nya, membuka helm, setelah memarkirkan motornya dihalaman rumah Langit. Mereka berniat main, Dan juga sudah mengganti baju, jadi aman Aman saja.

Pandangan Langit beralih pada Kaila. Dia mengernyit, Kaila kenapa?

"Emm guys duluan masuk aja, gue mau ke rumah Bunda dulu." tanpa menunggu jawaban dari mereka. Langit berlari ke arah halaman Rumah Kaila.

Mereka menatap Langit bingung.

"Si Langit mau ngapain kerumah Bunda?" tanya Sean.

"Paling minta makan." Jawab Vino acuh.

Sean menoyor Kepala Vino. "Ngapain harus minta, Kan di rumah nya ada, Mamah nya."

"Iya Juga."

"Tapi bentar, Itu bukannya Kaila." Sean menunjuk Kaila dan Langit yang sedang mengobrol.

Mereka menatap Kaila dan Langit, Bisa di lihat wajah Kaila datar. Saat berbicara dengan Langit, tidak seperti biasa nya.

Puk

"Hai Kai," sapa Langit.

Kaila menatap langit datar. Dia sedang tidak ingin di ganggu.

"Ya."

"Lo kenapa nggak sekolah?" tanya Langit basa basi.

"Sakit," jawab Kaila singkat.

"Kalau sakit kenapa di luar?" tanya Langit lagi.

"Bukan urusan Lo."

Langit mengernyit bingung dengan sikap Kaila menjadi seperti ini, "Lo kenapa? Ada masalah? Lo bisa cerita ke gue, Kai." ujar Langit.

"Bukan.urusan.lo!" tekan Kaila.

Langit kebingungan, dia menatap Kaila dari atas hingga bawah, lalu mengernyit keheranan melihat kantung mata Kaila.

"Lo ... Kenapa?" Langit tak bisa berkata kata lain selain menanyai ada apa dengan Kaila. Tidak biasanya Kaila bersikap seperti ini pada dirinya.

"Apa gue punya salah sama Lo?"

Kaila tak menjawab Dia memilih berdiri menatap Langit yang di depan nya. Sebelum dia menjawab. Sebuah panah melesat ke arah mereka, lebih tepat nya ke arah Langit.

"LANGIT."

Wushh

Bless

Kaila Refleks menarik langit ke Arah samping, membuat panah itu menancap dinding Rumah Kaila. Kaila dan Langit, Sama sama Terjatuh.

Sahabat sahabat Langit, yang memerhatikan sedari tadi, Menghampiri Langit dengan wajah Khawatir.

Bukan Senja (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang