3.02 : Ouroboros

120 24 3
                                    


DI HALAMAN LUAS sebuah estate terbengkalai yang dipenuhi dengan ilalang yang nyaris setinggi lutut, Frans menghentikan mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DI HALAMAN LUAS sebuah estate terbengkalai yang dipenuhi dengan ilalang yang nyaris setinggi lutut, Frans menghentikan mobilnya. Suasana di sekitar estate yang tampak suram langsung menyambut dengan gigitan dingin di kulit wajahnya ketika dia turun dari mobil bersama Eirene. Perempuan itu bersikeras untuk ikut dengannya waktu Frans mengatakan kalau mungkin dia mengetahui titik lokasi terakhir di mana anak-anak berada sebelum mereka menghilang. Alasannya karena dia adalah Regent, dan dia merasa harus ikut andil dalam apapun yang terjadi pada komunitas penyihir di kotanya. Termasuk problematika tentang anak-anak penyihir yang hilang secara misterius beberapa bulan terakhir ini—yang menurut Frans mungkin ada kaitannya dengan apa yang dulu pernah berusaha dilakukan oleh Isla. Yang pernah dia coba lakukan bersama Isla, lebih tepatnya.

"Kau yakin ini tempatnya?" Eirene menyapukan pandangannya ke sekitar estate terbengkalai tersebut. Bagian bawah permukaan dindingnya penuh dengan lumut. Atapnya penuh oleh sulur-sulur tanaman rambat. Lantainya yang seharusnya putih bersih berwarna kusam karena debu yang menebal. Terdapat sebuah lubang yang tercipta di salah satu kaca jendela karena lemparan batu. Di sisi samping belakang rumah, ada sebuah pohon besar berbatang tebal yang menjulang di dekat danau buatan berukuran 8 x 10 meter. Air danaunya tampak gelap meskipun di bawah siraman cahaya matahari siang menjelang sore, seperti sudah tercemari oleh berliter-liter limbah pabrik.

Eirene mengernyit. Tempat terbengkalai ini benar-benar mengerikan. Entah sudah berapa dekade rumah ini ditinggalkan pemiliknya.

"Kudengar dulu Isla menyimpan anak-anak yang dia culik di tempat ini." Frans menjawab singkat dan untuk sesaat, Eirene seperti bisa mendengar kepahitan dalam nada suaranya. Pasti menyedihkan bagi Frans—mengingat mendiang istrinya sendiri dengan cara seperti ini. Dengan cara sebagaimana penyihir lain mengingatnya. Psikopat penculik anak-anak.

"Alyssa Young adalah salah satu anak yang dulu diculik oleh Isla." Frans menelan ludah dan meringkas cerita lengkapnya sesingkat yang dia bisa. "Dia... penyihir terpilih, kau tahu, dan dia sangat kuat. Isla pikir itu bisa mempermudah ritualnya. Tapi dia salah langkah. Alyssa justru menjadi bumerang baginya. Para leluhur membantunya menundukkan Isla dan menggagalkan ritualnya. Anak itu yang membuat Isla tertangkap lalu dijatuhi hukuman mati oleh para tetua pada akhirnya."

"Kedengarannya Alyssa Young akan jadi partner yang manis seandainya dia tidak seobsesif itu pada kekuatan yang dilimpahkan oleh leluhur kalian hingga membuatnya sampai hati ingin mengorbankan bayi yang baru saja dilahirkan oleh ibunya." Eirene melangkah menaiki tangga beranda estate terbengkalai di hadapan mereka dengan hati-hati. Ujung hak sepatu botnya meninggalkan jejak pada lapisan debu di permukaan lantai. "Sayang sekali nasibnya tidak sebaik takdirnya."

"Bisakah kau dan keluargamu melupakan sentimen lama kalian?" Frans mengikuti langkah Eirene menaiki tangga beranda estate. "Memang benar beberapa penyihir berusaha mengorbankan keponakanmu untuk dipersembahkan pada para leluhur dulu. Lalu apa? Mereka semua yang berusaha melakukannya mati termasuk Alyssa, dan keponakanmu masih hidup sampai sekarang. Namanya Lucinda Morgenstern, benar? Aku pernah melihatnya sekali. Dia cantik. Mirip ibunya."

NIGHTSHADE III : The Darkness WithinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang