JOCELYN tersenyum penuh kelembutan ketika dia berbaring miring di atas tempat tidurnya sambil memandangi wajah damai Luce yang masih tertidur pulas dengan pacifier yang menyumpal mulutnya. Punggung jemari telunjuknya menyusuri kulit bayi yang lembut, menunjukkan betapa besarnya kasih sayang yang dia miliki untuk seorang anak yang untuknya, Jocelyn bersedia melakukan apapun untuk menyelamatkannya dari semua bahaya yang akan datang mengancamnya. Bahkan dengan taruhan nyawanya sendiri.
Bicara soal ancaman dan bahaya yang mengincar Luce, hal tersebut tentu saja tidak lepas dari sosok Dahlia. Mengingat cerita yang pernah disampaikan Eirene, Jocelyn tidak habis pikir bagaimana wanita itu tega mengambil seorang anak yang masih kecil dan memisahkannya dari sang ibu. Semuanya hanya demi memenuhi obsesi menjadi penyihir yang tidak terkalahkan. Atau mungkin Dahlia memiliki motif lain kenapa dia meminta setiap anak pertama yang lahir dari garis keturunan Druella dalam perjanjian mereka berabad-abad yang lalu? Entahlah. Yang pasti, Jocelyn akan melakukan apa pun untuk melindungi Luce. Dia tidak akan pernah membiarkan Dahlia mengambil anaknya dan menjadikannya budak seperti yang pernah wanita itu lakukan pada Eirene selama ratusan tahun.
"I promised you I would always keep you safe, no matter what." Jocelyn mencondongkan kepalanya dan memberi kecupan lembut di kening Luce. "Always and forever."
Tidak sampai setengah menit berlalu, Jocelyn dikejutkan oleh suara jendela kamar yang tiba-tiba menjeblak terbuka. Langit di luar manor menampilkan semburat kelabu mendung, sementara matahari tersembunyi di balik lapisan cakrawala yang terhalang oleh awan-awan tebal. Mendengar suara keras dari daun kayu jendela yang membentur dinding, Luce sedikit terlonjak kaget dari tidurnya. Bayi itu melepaskan pacifier dari mulutnya dan menangis kencang.
Jocelyn beranjak cepat dari tempat tidur dan mengangkat Luce dari atas kasur. Dia berusaha menenangkan tangis bayi itu dengan membelai dan menepuk lembut bahu serta punggung mungilnya.
Saat sedang sibuk meredakan tangis Luce, perempuan itu dibuat mengernyit heran ketika melihat segumpal kabut hitam tipis melayang masuk ke kamar melalui jendela yang terbuka. Gumpalan kabut hitam tipis itu berputar-putar di dekat cermin besar yang terletak di samping walk in closet, kemudian menghilang ke dalam lapisan cermin dan membuatnya bergetar pelan. Namun, hal tersebut tidak berhenti sampai di sana. Begitu gumpalan hitam tipis itu terserap ke dalam cermin, dia membentuk bayangan sesosok wanita berusia pertengahan atau mungkin akhir tiga puluhan dengan rambut hitam legam sebahu yang menyeringai tipis menatapnya—atau lebih tepatnya, menatap Luce yang berada dalam dekapan Jocelyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTSHADE III : The Darkness Within
FantasyBOOK I - House of Thrones (Completed) ✔️ Keluarga vampir berusia seribu tahun berusaha mengambil kembali kota yang sudah mereka bangun dan bersama-sama melawan semua hal yang berusaha menghancurkan mereka. BOOK II - The Firstborn Curse (Completed) ✔...