CH. 7 : The Siphoner

308 51 7
                                    

"BENDA ini dinamakan Los Muertos Blade." Nael menunjukkan sebuah belati yang terbuat dari tulang pada Johnny ketika dia membawa kakak sulungnya itu ke playhouse-nya yang berada di Delphin Tomb No. 8—dia resmi menyebut tempat ini sebagai playhouse-nya, karena memang begitulah isi pesan terakhir yang diberikan Selena sebelum meninggal. "Dibuat oleh seorang penyihir yang mendapatkan kekuatannya dari ritual pengorbanan. Belati ini menyimpan kekuatan dari makhluk supernatural yang dia korbankan dalam ritual. Kemudian aku memodifikasinya sedikit dan memadukannya menggunakan Kemiya di tahun 1900-an."

"Apa yang bisa belati itu lakukan?" Johnny bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang bisa belati itu lakukan?" Johnny bertanya.

"Kau akan terkejut jika mengetahui apa yang bisa dilakukan oleh belati ini." Nael menyeringai. "Los Muertos Blade memiliki kemampuan menyiksa target dari dalam. Setelah aku memodifikasinya, belati ini bahkan cukup kuat untuk melemahkan satu vampir Original. Kau ingin mencobanya untuk trial?"

Johnny menatap saudaranya dengan sorot mata datar. "Tidak, terima kasih."

Nael terkekeh dan meletakkan belati tersebut kembali ke atas meja. Dia lalu mengambil liontin dengan alfabet Aramaik yang terukir di bagian permukaan logamnya. "Aku juga ingin menggunakan genovese pendant. Ini akan sangat cocok dikenakan adik kita Narcissa. Fungsinya untuk menangkal serangan musuh, memikat sekaligus memengaruhi alam bawah sadar mereka untuk percaya dengan semua yang dikatakan si pemakai. Benar kan, kataku—ini cocok untuk dipakai Narcissa ketika rencana A kita mulai dilakukan nanti."

"Jika ini bukan untuk menjamin keselamatan Jocelyn dan anak Jeffrey dalam kandungannya, aku tidak akan pernah mengizinkan adik kita dijadikan umpan ke kandang lawan." Johnny meraih liontin tersebut dari tangan Nael dan mengamatinya sejenak.

"Ayolah, John. Jangan bercanda. Kau mengenal Narcissa. Dia bisa melindungi dirinya sendiri. She is tougher than you think."

"Tapi dia tetap seorang gadis. Dan yang terpenting, dia adalah adik perempuan kita."

"Ya, dia tetap seorang gadis." Nael memutar mata, menanggapi sikap Johnny yang menurutnya mirip seperti seseorang yang terkena gangguan sister complex. "Yang sudah membunuh 700 vampir dan entah berapa makhluk supernatural selain vampir selama hampir seribu tahun dia hidup. Oh ya, dan jangan lupakan entah-berapa-ratus-jiwa-manusia yang juga sudah dia bunuh selama itu."

"Apa yang sudah dia lakukan tidak bisa dibandingkan dengan apa yang sudah kau lakukan, Nael." Johnny tersenyum kecil. "You know that right."

"Yeah, I know. I'm the happy homicidal brother, after all."

Johnny menanggapi perkataan adik lelakinya dengan tawa pelan. Beberapa saat kemudian, ponselnya yang dia bawa di dalam saku jaket berdering. Dia meraih ponselnya dan mengangkat panggilan masuk tersebut.

"John, ini aku."

Johnny mengernyitkan alisnya. "Wendy?"

"Sepertinya aku tersesat di tengah-tengah hutan. Mobilku kehabisan bahan bakar. Aku buta arah setelah melewati Glamor yang akan membawaku ke kotamu."

NIGHTSHADE III : The Darkness WithinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang