2 x 18 | When the Levee Breaks

134 25 0
                                    

SEPANJANG hidupnya, Wendy Kristeva tidak pernah berpikir kalau dirinya pada suatu hari nanti akan berubah menjadi makhluk abadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEPANJANG hidupnya, Wendy Kristeva tidak pernah berpikir kalau dirinya pada suatu hari nanti akan berubah menjadi makhluk abadi. Saat Celeste menikamnya berulang kali menggunakan belati di gudang penyimpanan garam di dekat dermaga yang tak terpakai hari itu, Wendy pikir kalau hidupnya benar-benar akan berakhir detik itu juga.

Sampai kemudian Johnny menyelamatkannya menggunakan darah vampirnya yang bisa menyembuhkan separah apapun luka sepanjang jantungnya masih berdetak. Kemudian dengan darah vampir Johnny yang masih mengalir dalam tubuhnya—juga di bawah pengaruh hipnotis Celeste—dia membunuh dirinya sendiri lalu terbangun dalam masa transisi menjadi makhluk setengah vampir setengah penyihir. Makhluk yang jarang sekali ada dalam dunia supernatural.

Heretic—begitu makhluk sepertinya biasa disebut jika menganut buku-buku sejarah peninggalan keluarga dari pihak ibunya.

Satu dari beberapa hal yang disyukuri oleh Wendy dari transformasinya adalah, dia bisa menghabiskan waktu selama mungkin dengan Johnny tanpa harus takut menua. Dan yang paling penting, dia masih bisa mempraktikkan sihir meskipun teknisnya sekarang dirinya adalah vampir. Untuk melakukan sihir pun, sekarang Wendy tidak lagi perlu menyerap dari hal-hal supernatural yang mengandung sihir seperti ketika dia masih menjadi Siphoner karena sebagai Heretic, dia bisa menyerap sihir dari sifat vampirnya. Setidaknya dengan begitu, Wendy jadi merasa berguna bagi keluarga yang sudah Johnny perjuangkan selama hampir seribu tahun lamanya.

"Averte aculos tuos a quo exitus... Hunc exitus ab auribos..." Sambil saling menautkan tangan satu sama lain untuk berbagi kekuatan sihir, Wendy dan Eirene merapalkan mantra manifestasi ilusi secara seirama di dalam kamar Luce. Mantra ini bertujuan untuk mencegah siapapun yang masuk ke kamar Luce melakukan sihir, tanpa terkecuali Wendy maupun Eirene sendiri. Setelah berdiskusi cukup lama dan melalui perdebatan yang lumayan panjang, akhirnya Jeffrey memutuskan kalau satu-satunya tempat yang bisa melindungi Luce adalah rumahnya. Dia tidak ingin Luce jauh darinya sementara di luar sana, ada bahaya yang sedang mengintai untuk mengambilnya. Jadilah mantra ini diaplikasikan ke ruangan kamar Luce. "Averte aculos tuos a quo exitus... Hunc exitus ab auribos..."

Angin yang terkesan begitu magis berhembus di sekeliling ruangan kamar meningkahi rapalan mantra yang diucapkan oleh Wendy dan Eirene, menerbangkan helaian rambut mereka yang tergerai seolah mereka sedang berada di sebuah lapangan terbuka. Beberapa detik kemudian ketika mantra akhirnya berhenti dirapalkan, hembusan angin tersebut ikut berhenti.

"Sudah selesai." Eirene melepaskan tautan tangannya dengan Wendy dan berujar pada Jeffrey dan Jocelyn yang berdiri tidak jauh dari mereka—mengawasi sejak awal bagaimana mereka merapalkan mantra. Perempuan itu kemudian mengangkat salah satu tangannya ke udara, berusaha menggunakan sihirnya untuk menggerakkan benda. Tidak ada yang terjadi. Sihirnya benar-benar tidak bekerja di dalam ruangan kamar Luce sekarang. "Sihir dalam bentuk apapun tidak akan berfungsi di kamar ini. Luce akan aman selama dia berada di sini."

"Kau yakin mantra ini benar-benar bisa melindungi Luce?" Jocelyn bertanya—masih terdengar sedikit khawatir—sambil menimang pelan Luce yang berada dalam gendongannya. "Maksudku, kalian yakin Dahlia tidak akan mampu mengangkat mantra ini nantinya seandainya dia datang?"

NIGHTSHADE III : The Darkness WithinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang