2 x 11 | Behind the Black Horizon

143 26 2
                                    


SELURUH TAMU UNDANGAN, baik dari faksi vampir atau faksi werewolf, duduk di kursi-kursi panjang yang sudah disediakan di courtyard Morgenstern manor begitu ritual penyatuan hendak dimulai. Ruangan inti di manor tersebut sudah didekorasi sedemikian rupa hingga nyaris menyerupai altar gereja. Kolam air mancur yang terletak di tengah-tengah courtyard menjadi pemisah antara kursi di barisan kanan yang ditempati kawanan werewolf, dan kursi di barisan kiri yang ditempati kelompok vampir. Sementara faksi penyihir yang dipimpin Eirene membaur di antara keduanya.

Berbicara tentang faksi penyihir, Eirene memang sudah membuat kesepakatan dengan beberapa di antara mereka yang mau mengikutinya. Semenjak kekuatan sihir mereka melemah karena link menuju ancestral realm diputuskan oleh Wendy, sihir mereka tidak lagi sekuat saat mereka masih terhubung dengan para leluhur. Sebagai seorang penyihir, Eirene kemudian menyatakan kalau dia bersedia membantu mereka memanifestasikan kekuatan sihir mereka dengan membentuk sebuah coven baru. Hampir separuh dari jumlah total penyihir yang tersisa di Nightshade menyatakan kesediaan mereka untuk bergabung ke dalam coven baru yang dibentuk Eirene, menganggap perempuan itu sebagai pemimpin faksi penyihir yang baru, sekaligus secara tidak langsung menyatakan sumpah setia mereka terhadap keluarga Morgenstern. Hal tersebut, tentu saja, mendapat sambutan menyenangkan berupa apresiasi dari Jeffrey.

Di balkon lantai atas manor sebelah kiri yang menghadap ke arah courtyard, Narcissa dalam balutan blue velvet dress-nya berdiri berdampingan dengan Marcus dan mengaitkan tangan kirinya ke lengan laki-laki itu. Dia tersenyum ketika melihat Jocelyn muncul di ambang lorong masuk menuju courtyard dan berdiri selama sesaat di sana, disusul oleh Jeffrey tidak lama kemudian.

Didahului oleh kawanan werewolf, seluruh tamu undangan kemudian beranjak dari kursi mereka untuk menyambut kedua mempelai yang berdiri dengan lengan saling terkunci di mulut lorong.

"Ah, pernikahan." Narcissa berkomentar pelan. "Akhir dari sebuah cerita yang menandai dimulainya sebuah cerita baru. Hal yang tidak pernah terpikirkan olehku akan dialami oleh saudaraku yang satu itu."

Marcus melepaskan tangan Narcissa dari lengannya, berganti menyimpan jemari lentik perempuan itu dalam genggamannya. "Someday, Cissy, when you're ready, this happy ending will be ours."

Narcissa menoleh pada Marcus dan membalas ucapan laki-laki itu dengan senyuman sarat makna. Beberapa saat kemudian, Johnny bersama Eirene bergabung dengan mereka berdua di balkon tersebut.

"Di mana Nael?" Narcissa bertanya pada kedua saudaranya begitu mereka bergabung dengannya dan Marcus. Dia kemudian mengangkat tangannya ke udara ketika Eirene membuka mulut hendak menjawab. "A-ah! Jangan katakan kalau dia lebih memilih menenggelamkan dirinya dalam kesendirian dan kesedihan bodohnya dibandingkan menghadiri upacara pernikahan saudaranya sendiri?"

"Tidak ada kesedihan yang bodoh, Narcissa." Johnny berdehem pelan. "Dia baru saja kehilangan seseorang yang menurutnya cukup berarti untuknya."

"Tapi ini sudah berbulan-bulan dia seperti ini, John!" Narcissa membalas dengan bisikan gaduh, berusaha untuk tidak terlalu menarik perhatian di acara maha agung saudaranya. "Aku hanya khawatir kalau dia akan mematikan emosinya seperti seabad lalu setelah mendengar kabar kematian Selena Herondale. Jeffrey tidak akan tinggal diam dan kita tidak bisa lagi melakukan apa-apa kalau dia ingin mengunci Nael ke dalam peti mati sampai tubuhnya mengering seandainya dia berulah lagi."

"I can assure you, he will not." Eirene membalas. "Aku menarik jiwa Ivy dari The Other Side dengan mantra yang kuikatkan pada bulan purnama. Hanya perempuan itu yang Nael butuhkan untuk menahannya agar tidak mematikan emosinya, benar?"

NIGHTSHADE III : The Darkness WithinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang