"MAAFKAN aku. Apakah aku terlalu kasar tadi?" Narcissa bertanya begitu dia dan Jocelyn tiba di beranda depan plantation house. Mengikuti perkataan Jeffrey, malam ini mereka semua akan kembali menempati manor—yang menjadi kastil utama mereka seratus tahun silam—dan itu artinya mereka harus berkemas sementara yang lain masih membereskan sisa-sisa kekacauan akibat pertarungan. "Kau tidak terluka, kan? Habislah aku seandainya kau terluka biarpun sedikit."
"Untuk ukuran wanita yang sedang hamil, hal yang terjadi baru saja terasa... well—melelahkan? Menegangkan?" Jocelyn tersenyum kecil. "Tapi aku tidak terluka. Hanya saja... hanya saja melihat dia seperti itu seakan-akan membuat insting untuk melindungi dalam diriku—"
"—tumbuh?" Narcissa menginterupsi perkataan Jocelyn kemudian menyambungnya dengan tawa manis. "Hal yang wajar terjadi ketika kau melihat orang yang kau cintai berada dalam bahaya, Jo. Though you doesn't admit that you started to develop a feeling for my wicked brother, he's still your daughter's father, after all. Eksistensinya berarti untukmu, kau tidak perlu menyembunyikan apa-apa lagi. Pernah dengar istilah kalau mata adalah jendela hati?"
Jocelyn tertawa pelan, ada rona merah samar menjalari wajahnya ketika mengingat kembali apa yang sempat terjadi antara dia dengan Jeffrey siang hari sebelum huru-hara di gedung terbengkalai tadi terjadi.
"Seriously, Jocelyn?" Narcissa menatap Jocelyn dengan sorot mata menggoda. "Kalian berdua—"
"Oh, I forgot that you people can maintain your original ablities as a mind-reader vampire." Jocelyn menginterupsi apapun yang hendak dikatakan Narcissa sembari memutar matanya—jengah sekaligus malu. Dia membuka pintu dan melenggang masuk diikuti Narcissa yang masih tersenyum-senyum menggoda. "Berhenti membahas tentangku dan kakakmu. Bagaimana kalau kita membahas hal lain saja? Seperti... apa yang kira-kira akan saudara-saudaramu lakukan pada Magnus?"
"Entahlah." Narcissa menghempaskan tubuhnya ke atas sofa ruang tengah. "Mungkin mereka akan merantainya di ruang bawah tanah manor? Lalu menyegel penjaranya dengan boundary spell yang cukup kuat? Nael sempat mengusulkannya agar dia tidak membuat masalah lagi—kalau-kalau dia ingin membalas dendam atas kekalahannya hari ini."
"Wendy bisa menciptakan boundary spell juga?"
"Teknisnya, dia itu penyihir. Hanya saja kekuatan sihir yang dimilikinya cukup unik—tergantung dari sekuat apa sumber yang dia gunakan. As long as she's with the Originals, her powers are equal with that super-witch Alicia, Elisa—whatever. Aku jarang sekali bertemu dengan siphoner sepertinya. Penyihir siphoner dari klan Gemini bisa dibilang cukup langka. Eksistensinya hampir sama langkanya dengan harimau putih di dunia, mungkin."
"Saat kau dan Magnus menculikku tadi, aku sempat mendengar kau mengatakan sesuatu padanya. Something about a little secret that you've kept from your brothers for a century." Jocelyn melangkah menuju dapur untuk mengambil botol air minum dari dalam kulkas. "Apakah kau akan keberatan jika aku bertanya rahasia apa yang kau maksud?"
"That's a big deal. A dirty little secret that I'm about to reveal soon in front of my brothers." Narcissa menjawab setelah dia terdiam selama beberapa saat. Dia menghela napas dan mengangkat wajahnya untuk menatap Jocelyn yang tengah menyandarkan bahunya di ambang pintu yang memisahkan antara dapur dengan ruang tengah. "Kembali ke tahun 1905 saat aku dan saudara-saudaraku melarikan diri dari kota ini. Aku sudah menyimpan rahasia kecil yang kotor ini selama itu, Jocelyn."
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTSHADE III : The Darkness Within
FantasíaBOOK I - House of Thrones (Completed) ✔️ Keluarga vampir berusia seribu tahun berusaha mengambil kembali kota yang sudah mereka bangun dan bersama-sama melawan semua hal yang berusaha menghancurkan mereka. BOOK II - The Firstborn Curse (Completed) ✔...