NARCISSA menghela napas panjang ketika melihat Johnny berdiri memunggunginya dengan kedua tangan bertumpu pada kusen jendela ruang studi. Punggung laki-laki itu tampak tegang, sementara pandangannya tertuju lurus ke depan—pada hamparan hijau dari kanopi pepohonan yang membentang hingga beberapa kilometer di halaman belakang manor. Ada beragam emosi yang campur-aduk terlihat dalam ekspresi wajah dan sorot matanya, seakan-akan pundaknya baru saja dijatuhi beban seberat ratusan pon.
Johnny menghela napas pelan ketika mendengar derap langkah kaki Narcissa memasuki ruang studi tempatnya merenung selama sepuluh tiga menit dua puluh lima detik terakhir. "Bagaimana keadaannya?" Tanpa menoleh sedikit pun, dia bertanya pada Narcissa yang kini sudah berdiri beberapa langkah kaki di belakangnya.
"Sama sepertimu, kurasa. Dia mengalami terjangan emosi yang beragam karena transisinya." Narcissa menjawab pelan. "She has just risen from the dead, John. As soon as she feeds—"
"Stop that topic, Narcissa." Johnny menginterupsi apapun yang hendak adik perempuannya katakan. "Jangan katakan tentang hal itu. Setidaknya, jangan untuk sekarang. I... really need a break to think." Dia memejamkan matanya sejenak, berusaha kembali mencerna tentang apa yang hari ini terjadi pada Wendy.
Wendy-nya. Bukan lagi manusia.
Oke, mungkin Wendy bukan sepenuhnya manusia—tapi tetap saja, tanpa kemampuannya untuk menyerap sihir, dia tetap dianggap sebagai manusia biasa, kan? Kalaupun memang Wendy tidak bisa disebut sebagai manusia, setidaknya dia mortal. Dia punya kehidupan dan dia tidak terjebak dalam keabadian yang memuakkan. Tapi sekarang dia sedang dalam masa transisi antara mortal dan imortal. Tidak menyempurnakan transisinya dalam waktu 24 jam, maka Johnny akan kehilangan perempuan itu—kali ini untuk selamanya—dan jika Wendy menyempurnakan proses transisinya dengan meminum darah manusia, maka Johnny juga akan kehilangan hal-hal kecil namun penting dalam diri Wendy begitu perempuan itu bertransformasi menjadi vampir.
I like you more in this way—rosy cheeks, warm skin, beautiful eyes, soft smiles. Aku tidak bisa—tidak akan bisa—membayangkanmu menjadi bagian dari predator paling berbahaya di seluruh dunia.
"You should be in there with her." Suara Narcissa menarik Johnny keluar dari ruang pikirnya.
Johnny kembali membuka matanya. Dia masih belum mau menoleh bahkan masih enggan mengatakan apa-apa, membuat Narcissa akhirnya kehilangan kesabaran dan melesat cepat ke arah saudaranya untuk memutar tubuhnya dengan kasar, mencengkeram kerah kemejanya yang masih ternoda bercak darah kuat-kuat dan membenturkan punggungnya pada kusen jendela yang terbuka.
"Bisakah kau tidak egois, Jonathan? Bukan hanya kau yang menderita di sini. Wendy jauh lebih menderita karena semua ini berada di luar kendalinya! I know you were so persistent to keep her mortal, but nothing could change anything right now! She killed herself—under Celeste's compulsion. She's dead, and now she woke up in transition into a vampire. And you can't do anything but embrace what happened! Kau ingin membalas Celeste atas apa yang sudah dia lakukan pada Wendy? Percuma! Jalang itu pasti sudah membusuk di dasar lautan sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTSHADE III : The Darkness Within
FantasíaBOOK I - House of Thrones (Completed) ✔️ Keluarga vampir berusia seribu tahun berusaha mengambil kembali kota yang sudah mereka bangun dan bersama-sama melawan semua hal yang berusaha menghancurkan mereka. BOOK II - The Firstborn Curse (Completed) ✔...