R A H A S I A

202 10 0
                                    

Di Rumah Sakit. Di depan ruang kamar Bass.

"Permisi."

"Yah." Ucok langsung menyimpan ponselnya dan mengarahkan pandangan ke asal suara. "Ada apa?" Tanya Ucok ramah pada wanita sebayanya yang terlihat bingung.

"Aku mau besuk Bass. Kenalin aku Tesa, pacar Bass."

"Ucok."

"Boleh masuk?"

"Didalem sih masih ada Ibunya, kalau kamu sudah siap jadi mantu silahkan aja."

Tesa tertawa kecil. Tawa Tesa terdengar langsung bersahabat. "Masuk dulu yah. Makasih." Tesa kemudian meninggalkan Ucok. Ucok tidak lepas memandangi gadis itu sambil memutar isi kepalanya, rasanya ia mengenal gadis itu.

"Cok!"

"Gege. Sendirian?"

"Kamu enggak kuliah?"

"Hari ini kuliah pagi aja. Kamu baru selesai?"

"Iya. Tadi aku uda kabarin yang lain kalau aku langsung ke sini. Mungkin mereka nyusul, pastinya kecuali Rika." Gege memberi sebungkus nasi padang. "Aku tahu kamu di sini dan belum makan. Jangan sampai kamu sakit."

Ucok menyimpulkan senyum diujung bibir kemudian menerima nasi bungkus dari Gege sambil mengusap kepala sahabatnya itu. "Tadi ada pacarnya Bass, cantik juga. Kamu kenal? Aku sepertinya kenal tapi kenal di mana ya? Rasanya gadis itu enggak asing."

"Kamu sepertinya sangat peduli sama Bass belakangan ini. Ada apa?" Tanggap Gege datar sambil mengeluarkan botol air mineral dan tisu basah dari tasnya.

"Aku merasa ada yang dia sembunyikan. Apa kamu merasakan sesuatu?"

"Iya. Aku merasa Bass punya rahasia. Yang aku tahu tidak ada yang bisa keluar dari Troy dan gengnya kecuali dipecat. Aku tidak paham betul apa yang terjadi tetapi sepertinya balapan itu mengisyaratkan sesuatu. Sampai Bass nekat bunuh diri ini kode, untung saja malaikat maut tidak mencabut nyawanya."

"Aku ingin kau tahu sesuatu Ge. Ini penting."

"Kenapa aku?"

"Karena kau yang paling tenang."

"Raya?"

"Dia pasti membantumu kalau situasinya kritis."

"Apa maksudmu Cok?"

"Permusuhan aku dan Troy dimulai sejak SMA. Aku tidak paham betul apa yang membuatnya memateraikan aku sebagai musuh bubuyutan. Dia selalu ingin menjatuhkan bahkan mempermalukanku, dia rebut semua yang aku punya dengan merusak nama baikku dan merusak apa yang sudah aku bangun susah payah. Dia menggerogotiku dari belakang sampai aku pernah berada dititik nol dan aku kehilangan semua termasuk kasih sayang dan kepercayaan. Aku menghilang dan menjauhinya, rupanya dia tidak pernah beristirahat memata-mataiku. Kali ini aku pikir dia akan melakukan kesalahan yang sama dan Bass dipakai sebagai alatnya."

"Kamu kenal Troy dimana?"

"Karate."

"Kau kan dibawah umurnya."

"Entahlah."

"Jadi benar dugaan aku kalau Bass menelan buah simalakama. Aku mendukung kamu. Kalau Troy mengganggumu lagi kita angkat bendera perang. Aku wonder woman mu." Gege menengadahkan telapak tangannya disambut tepukan persahabatan dari Ucok.

"Ucok." Ucok dan Gege menoleh. "Aku pulang." Ucok mengangguk.

Gege memperhatikan Tesa sampai tidak terlihat lagi. Batinnya mengakui kalau Tesa jauh lebih cantik dari dirinya, dia langsung paham apa yang membuat Bass melepasnya demi Tesa. "Cantik yah. Seleranya Bass bagus juga."

Ucok hanya tertawa mendengar gumaman Gege. "Kamu jauh lebih menarik Ge."

Gege hanya menarik garis bibirnya, ia tahu Ucok hanya sekedar menghibur.

K A M P U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang