KEMELUT

127 6 0
                                    

Di tempat persembunyian Tesa, Gio, Alexa, Bass dan Bone.

TESA

"Umpan termakan." Tesa mengangkat wajah. Dihadapannya melingkar Gio, Alexa, Bone, dan Bass. "Bang Troy berarti percaya dia Bass. Kamu aman Bass. Kamu buang nomor lama kamu."

"Aku dapet kabar dari Hans kalau Rika dan yang lainnya lagi menuju makam Pardi. Aku ke sana sekarang." Ujar Gio bergegas. "Oh iya Sa. Aku sayang kamu. Hati-hati." Gio mengecup kening Tesa.

Bass menatap kesal. Alexa dan Bone senyum melihat wajah Bass.

"Maafin aku Bang Troy. Semua harus selesai." Gumam Tesa menahan rasa bersalah.

***

"Boleh aku bicara?" Bisik Bass sambil menarik Bone menjauh.

Bone mempersilahkan.

"Siapa yang culik aku malam itu?"

"Anak buahku."

Bass marah. Tapi ia tidak bisa mengucapkan satu patah kata pun.

"Ini bagian dari rencana. Kalau kau enggak diculik malam itu juga Gulamo benar-benar membuangmu ke laut. Kau aman di sini Bass. Jangan emosi."

"Kenapa?"

"Masih tanya! Otak udang!"

"Buat apa aku dibawa kesini kalau cuma jadi sampah!"

Bone tertawa lebar. "Tesa? Bass..Bass.. dia enggak pernah cinta sama kamu! Seharusnya kau berterima kasih masih masuk perhitungan untuk diselamatkan dari Troy. Enggak tahu diri!"

"Sejak kapan dia berhubungan sama Gio? Gio. Benar kan?"

"Jauh sebelum kau lahir mereka juga sudah jodoh." Bone meninggalkan Bass masa bodo.

"Bone!"

"Apa lagi?"

"Di sini aku bukan anjing penyalak kalian kan?"

"Terserah kalau kau berpikir begitu. Aku enggak peduli."

"Bone!!"

"Ada apa Bass?" Tesa muncul.

Bone tertawa kecil. Ia menonton Tesa dan Bass. "Kau cari Tesa kan Bass? Aku mau tahu."

"Kenapa kamu putusin aku Sa?"

"Aku enggak pernah cinta sama kamu."

"Gio?"

"Iya."

"Terus apa arti hubungan kita kemarin? Pelampiasan? Kamu memperalat aku?"

"Bass. Sahabat kamu aja kamu khianatin, apalagi aku. Pacar kamu aja kamu putusin demi jadian sama aku, bagaimana aku yakin kamu setia? Mental kamu enggak cocok sama aku Bass."

"Mental seorang penjahat? Itu yang kamu bangga-banggain?"

Bone melempar pisaunya ke arah Bass dengan emosi. Untung saja Bass berhasil mengelak.

"Seburuk-buruknya Troy dia enggak pernah makan tulang temen."

"Lantas kalian apa?! Apa tim ini enggak disebut menusuk tulang dari belakang?! Munafik!"

"Hohoho.. sori Bass otak kita enggak kotor. Kita lakuin ini untuk selametin Troy dari maniak kejahatannya. Tapi kau, kau malah nunduk jadi budak untuk bunuh sahabat sendiri. Kotor mana?"

Bass tercekat.

"Looser!" Bone mendorong Bass. "Kau mau lari ke mana setelah ini Bass? Aku malu jadi kau."

Tesa dan Bone meninggalkan Bass.

Bass terkunci dalam kesendiriannya kini. "AAAAAAAAAAAGGHHHHH!!!!" Teriak Bass.

K A M P U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang