DENDAM

128 6 0
                                    

Di kampus.

"Ucok!!" Teriak Fray, salah satu mahasiswa hukum angkatan mereka.

"Kalian ke mana kemarin? Gulamo menyisir kampus. Mereka memburu kalian."

"Mau apa mereka?"

"Tidak tahu. Yang pasti Gulamo dan preman-premannya nongkrongin kampus sampai malam. Kata anak-anak kemarin kalian enggak kuliah, enggak ada kabar padahal lusa kemarin kalian masih kelas. Ada yang perlu kami bantu Cok?"

"Kau yakin mau bantu?"

"Aku bisa bawa alumni kalau kau mau. Kau ingat Fox? Mereka enggak suka sama Troy."

"Kau kenal dia?"

"Kau bisa andalkan aku. Aku bisa baca situasi. Kau kuliah saja dengan tenang hari ini. Aku enggak suka lihat Troy sok menguasai kampus. Kucing liar itu pasti kalah sama macan!"

"Thanks Bro!"

"Aku tidak tahu kau punya urusan dengan Troy. Aku turut berduka soal Bass."

"Berduka?"

"Mereka bilang mayat Bass dibuang ke laut."

Lima sahabat terjerat kaget.

"Kata siapa?"

Fray menunjuk papan pemberitaan kampus. Lekas lima sahabat berlari ke sana. Tangis dan pilu kesedihan pun menggema diudara. Jelas mereka kehilangan. Itu benar-benar foto Bass.

"Aku aku akan hubungi Bass." Gege baru ingat. Gemetar ia menghubungi nomor itu. "Bass?"

"Bass? Ini keluarganya. Anda siapanya? Apa sebenarnya yang terjadi? Bass baru tiba di Singapore tetapi ia terbunuh, polisi bilang ia dibuang ke laut. Ada beberapa bukti yang mereka dapat." Isak tangis dan marah terdengar sangat jelas.

Gege tak sanggup menggenggam ponselnya lagi, Raya langsung mematikan sinyal.

"Berita ini geger kemarin. Tetapi kalian enggak di sini. Kami pikir kalian sudah tahu."

"Troy." Gumam Ucok sambil mengepal jemarinya kuat.

"Kau tidak sendiri kawan!" Fray menepuk bahu Ucok.

K A M P U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang