KECEWA

143 5 0
                                    

Di rumah Troy dan Tesa.

"Aku dengar abang sakit?" Tesa tergesa-gesa masuk ke kamar Troy.

"Maaf Troy, Tesa mendengar ketika kau meneleponku. Dia khawatir."

"Rupanya saudara semata wayangku ini khawatir sama aku. Aku hanya sakit biasa."

"Tapi kenapa tangan kirimu digips? Berkelahi lagi? Siapa yang kau hajar?"

"Heii sudah kau harus tenang. Kandunganmu baik-baik saja kan? Bagaimana suka di sana?"

Tesa mengangguk. "Kau tau ujung kehidupanmu yang seperti ini Bang? Kau akan membuatku sebatang kara. Hanya kau yang aku punya. Aku tidak percaya Papi akan langsung menjagaku dengan kedua tangannya. Kau mau aku diseret anak buahnya untuk menemui dia? Kau mau aku mendapat sedikit kasih sayang Mami yang sudah terbagi-bagi itu? Berhenti Bang."

Troy mengusap lembut pipi Tesa. "Satu orang lagi Sa."

"Ucok?"

Troy mengalihkan posisi tubuhnya sambil menarik nafas panjang.

"Kau akan selamanya dihantui iblis kalau kau menyimpan dendam kesumat. Hidupmu tidak akan pernah tenang dengan siapapun dan kau akan selalu ditimpa karma kalau dihatimu terus saja ingin menghancurkan orang lain. Aku enggak mau kau hidup sia-sia seperti Papa. Aku mau kita berdua hidup damai. Cukup perceraian Papa dan Mama buat aku terpukul Bang. Kau rela aku setiap detik jantungan menanti kabar tentangmu? Penjara, Rumah sakit, pemakaman? Kau rela?"

"Sa."

"Kalau kau sayang bukan begini caranya Bang. Kau malah membunuhku pelan-pelan."

Troy diam. Ia memejamkan matanya.

"Alexandria kabur dari rumah. Ia enggak tahan sama sikap Andromeda yang overprotective. Abang mau dua wanita yang kau cintai ini melakukan hal bodoh yang sama Bang?"

Troy tersentak.

"Kau tahu dari mana Alexa kabur?"

"Aku di sini Troy. Aku kabur untuk mengejarmu." Suara Alexa membelah dunia Troy. Troy langsung lari menghampiri Alexa dan memeluk wanita itu penuh cinta.

"Aku hampir gila tanpa kamu Alexa."

"Aku juga Troy."

Pelukan Alexa dan Troy menyiratkan dua anak manusia yang jatuh cinta.

"Kita harus pergi Troy. Anak buah abangku pasti menyangka kamu yang culik aku."

"Pergilah Bang. Aku dan Mama yang akan urus kepindahanmu. Mama pasti suka kalau abang meninggalkan dunia hitam ini."

Troy ragu. Ia masih memendam hasrat membunuh Ucok.

"Troy." Suara Alexa memecah keheningan.

"Aku akan antar kamu ke tempat yang paling aman. Sebentar aku kembali ke sini menyelesaikan urusanku."

"Kamu pilih aku atau pilih urusanmu?" Alexa memberi pilihan tegas yang membuat semua tercengang. "Aku berharap besar aku melakukan hal gila ini demi kita Troy. Ternyata kamu masih ragu. Maafin aku. Aku pergi sendiri. Aku enggak mau hidup sia-sia sepanjang usiaku."

"Alexa." Troy menahan Alexa. "Aku minta waku satu minggu saja."

"Enggak Troy. Aku lelah hidup begini." Alexa pergi.

"Abang enggak kejar Alexa, Bang?" Tanya Tesa kecewa. "Alexa sudah pilih abang tetapi abang kecewain dia. Kau gila Bang!" Tesa ikut meninggalkan Troy.

"Kau mau ke mana Sa?"

"Aku mau tinggalin abang juga!" Teriak Tesa penuh sarat kecewa sambil mengangkat tangannya marah. "Aku kecewa sama abang. Aku kecewa!!!!"

Troy teriak.

Alexa dan Tesa masih mendengar gema teriakan Troy.

Gio menyusul Tesa. "Kalian urus Troy." Pesannya pada Hans dan Bone.

***

K A M P U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang