C I N T A

159 5 0
                                    

Di kampus.

Ucok melihat Rika datang dari gerbang. senyumnya tertahan dibibir ketika Idonz, Gege dan Raya menghampirinya. "Rika uda kuliah."

"Kayaknya kita langsung kelas aja, kau butuh waktu berdua kan?" Tanpa jawaban Raya menarik Idonz dan Gege.

"Loh mereka mau ke mana Cok? Tanya Rika heran.

"Mau cari info tugas selama kita enggak masuk."

"Oo."

"Hans apa kabar?"

"Lukanya sudah mulai kering. Lusa dia sudah boleh pulang."

"Tadi malam kamu jaga dia?"

"Iya. Aku sama Mama jagain Hans. Papanya Hans masih di Chicago."

"Nanti malam kita mau besuk Hans dan Bass."

Rika tersentuh. "Bagus dong. Aku ikut jenguk Bass kalau begitu."

Ucok menatap Rika gamang.

"Kenapa? Aneh yah?"

Ucok tersenyum. Belum mulai dia menjawab, Rika langsung bicara lagi.

"Semua sudah selesai bukan?"

"Aku mau bicara penting di rooftop bisa?"

Rika menatap Ucok serius. "Soal?"

"Kita langsung ke rooftop aja."

"Ini soal Hans?"

Ucok menarik nafas berat. "Soal kita berdua."

Rika mengangguk.

---

Di rooftop kampus.

Rika dan Ucok berdiri sejejar menatap lurus.

"Maaf kalau aku salah. Tapi rasanya aku harus jujur, aku berharap apapun yang terjadi enggak akan merubah persahabatan."

Rika mengarahkan tubuhnya ke Ucok.

"Aku sayang kamu Rik."

Seketika suasana seperti koma. Berhenti disatu waktu seakan beku.

"Kenapa tiba-tiba kamu tembak aku?" Rika bertanya lembut. "Hans?"

Ucok menelan ludah menahan gejolak didada. "Kepastian."

Rika tertawa kecil. "Ada Hans atau enggak, apa kamu tetep nembak aku?"

"Aku serius sayang kamu."

Rika menarik nafas panjang. "Aku kelamaan nunggu kamu."

Ucok menatap Rika tepat dimanik mata. "Maksudnya?"

"Akhirnya aku punya kepastian."

Ucok mengulum senyum. "Jadi kita pacaran kan?"

Rika tersenyum sambil menarik nafas panjang. "Iya." Jawabnya senang.

Ucok hampir melompat. Rasa senangnya mengalahkan semua keraguan dan cemburu yang mengelilinginya selama ini. Ia langsung mengacak rambut Rika dan menarik gadis itu kepelukannya. "Thanks."

Matahari pagi tampak hangat sehangat pelukan Ucok dan Rika.

K A M P U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang