PERGI

164 5 0
                                    

Di rumah Rika.

"Rika!"

Mama Rika yang membukakan pintu.

"Tante. Ada Rika?"

"Rika di kamarnya daritadi. Silahkan ke kamarnya. Oh yah Ge, tolong suruh Rika makan. Dia daritadi pulang kuliah mengunci diri."

Gege mengangguk.

"Rika."

Tak lama pintu kamar Rika terbuka. "Dia enggak ikut kan?"

"Dia harus ikut supaya masalah enggak melebar."

"Sudah aku bilang dia enggak pantas bersama kita." Rika melotot ke Bass ketika Bass masuk ke kamarnya, kemudian ia mengunci pintu setelah kelima sahabatnya masuk kamar.

"Ini surat peringatan aku. Sepertinya akan ada surat peringatan kedua dan ketiga. Troy akan terus mengincar kita berenam, amarahnya enggak terkontrol. Ia hajar aku tanpa ampun. Benar kamu hamilin Tesa, Bass? Tesa adik Troy dan kamu berani main api."

"Tesa bohong demi menyelamatkan aku, dia tahu Troy cari aku karena enggak datang kebalapan itu. Itu kesimpulan yang aku coba pahami sampai detik ini. Tesa putusin aku." Bass memberikan surat dari Tessa. "Apa Troy sendiri yang bilang kalau Tesa hamil?"

Rika diam. Dia tidak ingin semua tahu tentang persahabatannya dengan Hans.

"Sudahlah kalau kau malas bicara samaku. Setidaknya kau tahu kita dalam masalah besar."

"Kita? Seharusnya ini terjadi sama kamu aja!" Ketus Rika.

"Rika, Troy juga mengincar Ucok bukan cuma aku!" Bass membela diri.

"Ucok?" Kening Rika berkerut. "Apa ada yang enggak aku mengerti?"

"Mereka musuh lama dan Troy ingin sekali menghancurkan Ucok."

"Berhenti memperkeruh keadaan Bass. Aku tahu kau sedang mengungkapkan fakta tapi aku tahu niatmu jahat." Idonz menyela. "Dia benar Rika, tetapi yang harus kamu tahu semua ini terjadi karena Bass bilang sama Troy kalau dia benci Ucok. Seperti menebar kemenyan di kuburan!" Idonz tidak lepas menatap Bass sinis.

Rika mengangguk. Dia baru memahami apa yang dimaksud Hans tidak sesederhana itu, rupanya kasus ini komplikasi. "Boleh aku tahu sedikit masa lalumu Cok?"

"Dia sudah hancurkan aku sampai titik nol. Aku kehilangan semuanya, kepercayaan, kasih sayang, perhatian, sahabat, aku harus melepas semua yang kucintai. Sampai akhirnya aku bertemu kalian. Lama sekali. Di saat aku mulai bangkit, dia ingin hancurin aku lagi."

"Apa alasannya?"

"Tidak tahu. Dia datang begitu saja membenci dan menjatuhkan aku, mengambil semua yang kubangun dengan niat baik, hanya Idonz yang setia."

"Ucok pernah begitu terpuruk karena sirik hati Troy. Manusia itu benar-benar iblis, Troy hanya ingin dia yang nomor satu, menguasai segalanya dengan hati jahat."

Rika mengangguk. "Aku kenal kamu sangat baik Cok. Kamu orang baik."

"Kejujuran itu mahal Rik, aku enggak mampu bayarnya." Tatapan Ucok seperti menyelami hati Rika. Keduanya saling bertatapan, seperti menyelami hati masing-masing lewat jendela hati itu.

"Kamu enggak pernah beli persahabatan kita dengan uang Cok." Rika mengalihkan tatapannya karena grogi. "Dari awal aku tahu kamu tulus, petualangan-petualangan kita menunjukkan semua kepribadian kamu. Kalau hari ini kita harus berpetualang lagi aku yakin kamu rela korbankan apapun demi kami, apalagi ini menyangkut masa lalumu, aku yakin kamu sudah ambil hikmat dari pengalaman pahit. Aku jatuh cinta sama persahabatan kita, sama sepertimu aku memberikan hatiku untuk persahabatan ini, karena kalian enggak bisa dibayar dengan darah sekalipun." Rika mengukir senyum diwajahnya, dengan tegas ia menatap Ucok sekali lagi.

Ucok langsung menarik Rika kepelukannya. "Terima kasih. Aku tahu kamu orang jujur."

Raya, Gege dan Idonz tersenyum melihat Rika. Ini artinya Rika berhenti ngambek.

"Tugasku selesai." Bisik Raya. "Selesaikan tugasmu." Raya melirik Bass.

"Kau diujung pedang Bass." Ucap Idonz.

Raya langsung menginjak kaki Idonz. "Kau justru menyingkirkannya!" Bisik Raya.

"Kau benar-benar ingin menyelesaikan ini sendirian Bass?" Tanya Raya. "Kalau kau mau sedikit saja menurunkan gengsimu dan membuang kebencianmu jauh-jauh, kami membantumu. Petualangan kita datang lagi." Raya memainkan jarinya. "Aku sudah lama enggak kempo."

"Dari awal aku sudah bilang, aku akan menyelesaikannya sendiri. Sendiri." Bass keluar dari kamar Rika. Tanpa kejaran sahabat-sahabatnya.

"Biar dia pergi. Aku pingin tahu setelah dari sini dia akan pulang ke mana lagi?" Sahut Gege.

K A M P U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang