T R O Y

287 11 0
                                    

Gege menghampiri sanggar tari kampus, tempat Rika latihan modern dance. Gege masih mengenakan kostum basket dan memanggul tas olahraga dibahu kanannya. Mengamati tim yang dipimpin Rika ini dengan antusias, Gege tidak sadar kalau Idonz sudah berdiri di sampingnya. Idonz datang ketika tidak sengaja lewat melihat Gege berdiri sendirian di pinggir sanggar tari kampus.

"Kamu enggak tertarik sama joget-joget begini?"

Gege menggeleng. "Uda pernah."

"Aku lihat sih tinggi badan kamu menjulang sedikit."

Gege mengangguk. "That's why I joined basketball Brader!" Gege mengikuti gaya Idonz.

Mereka berdua tertawa.

"Tumben." Rika menghampiri sambil membasuh peluh dikeningnya.

Gege menunjukkan smsnya. "Kita sudah ditunggu Ucok di rumahnya."

"Kok aku enggak tahu yah?" Sahut Idonz ketika langkah mereka bergerak cepat.

Seketika Gege dan Rika berhenti. Menatap lekat-lekat wajah Idonz. Membaca sms sekali lagi.

"For woman only, Donz. Ini acara buat Butet." Jelas Gege.

Idonz menghembuskan nafas lega. "Ooo.. kirain ada pengecualian kali ini. Ternyata ladies afternoon. Oke fine."

"Ikut aja Donz untuk meramaikan momen. Kalau ada kamu pasti meriah." Gege merangkul Idonz dengan segenap hati dan wajah yang secerah mentari.

"Kamu selalu saja meneduhkan hati Ge." Idonz melirik Rika.

"Maksud ngana lirik-lirik beta?" Seperti biasa Rika pasti judes!

"Kamu kenapa enggak pernah tenang sih Rik? Selalu saja aura kamu merah membara seperti api menyalak-nyalak. Kamu enggak takut perawan tua kah?"

"Idonz!!" Rika menerkam Idonz. Gege tetap saja anggun berjalan lurus.

"Ge." Raya merangkul Gege dan hanya mengernyitkan dahi ketika melihat Rika dan Idonz bergelut menelusuri lorong sekolah. "Kalian mau ke mana?"

"Diundang ke rumah Ucok acaranya Butet. Sebenernya Ladies Only, tapi aku rasa Ucok enggak keberatan kalau kita semua hadir. Ikut meramaikan."

"Kalau aku juga ikut?" Bass mengikuti mereka dan berdiri di sebelah kanan Gege.

Rika langsung menghentikan pergulatannya dengan Idonz. Ia masih bersikap dingin setiap kali Bass hadir bersama mereka. Dan sekuat tenaga ia menahan lidahnya untuk satu kata saja.

"Jaga emosi." Idonz berbisik. Rika memukulnya judes. "Auu!!"

"Bass!!" Teriak seseorang tiba-tiba dan menghentikan langkah semuanya.

Bass dan yang lain berhenti. "Troy." Desah Bass kesal.

"Kamu ditantang Andromeda adu balap."

Sahabat Bass menoleh ke Bass menanti jawabannya.

"Aku sudah tidak tertarik lagi."

"Jadi kamu bener-bener mau berhenti?"

"Iya."

"Enggak segampang itu Bass. Kamu boleh keluar dari geng motor kalau kamu kalahin Andromeda. Malam minggu ini jam sepuluh di race biasa. Kamu tahu aturannya kan?" Troy dan geng motor jalan terus melewati mereka dengan tampang ksatria beroda dua.

"Apa ini alasannya Bass?" Tanya Rika termangu.

"Aku juga baru tahu."

"Kau sudah menebarkan bensin dan mereka siap membakarmu Bass." Sambung Rika.

"Dan kau menyiram minyak tanah, Rika." Bass menutup percakapan panas ini dengan langkah emosi. "Aku akan menyelesaikan ini sendiri. Kalian tenang saja."

"Aku ikut denganmu Bass!" Raya menyusul Bass sekalipun Bass melambaikan tangannya menyatakan tidak perlu.

"Sepertinya aku harus menyusul mereka. Acara kalian just for ladies in the afternoon kan?" Idonz mengejar. Baru tiga langkah ia berhenti. "Katakan soal ini pada Ucok, mungkin kalian perlu menyusul." Idonz mengangkat bahu kemudian lari secepat kilat.

"Aku pikir sesuatu akan terjadi." Suara Gege akhirnya terdengar.

"Yah ini bahaya." Sahut Rika mengangguk.

***

K A M P U STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang