Chapter 2

687 41 5
                                    

"Apa? Mereka berdua? Apa maksud anda, Tuan Peramal?" Seru Lord Morgenstern kaget. Kaget akan putri kembarnya yang ternyata adalah anak dalam ramalan. Saat ini dia bingung harus mengekspresikan dirinya. Entah senang, takut, sedih akan kenyataan ini.

"Itu benar, Your Highness. Sebaiknya mereka segera bersiap, dan mungkin Anda bisa menyuruh beberapa temannya untuk mengawalnya," jawab si Peramal.

"Baiklah. Seminggu lagi Marcie dan Maddie akan berangkat. Persiapkan diri kalian, anak-anak. Nicholas, Thomas, Michael dan Caroline-lah yang akan menemani mereka berdua. Dan satu lagi, selama seminggu ini Maddie khusus akan dilatih berpedang bersama para prajurit lainnya. Marcie, bantulah kembaranmu nanti. Selain itu, kalian harus belajar sihir!" Tegas Lord Morgenstern.

"Tapi, Dad, kita hanya manusia, bagaimana kami bisa belajar sihir!" Protes Maddie.

"Makanya itu kalian harus berkelana, menemukan bangsa warlock yang tersembunyi." Kata Lord Morgenstern.

"Bagaimana dengan aku dan Jace?" Tanya Christian.

"Kalian akan tetap disini, mengurus istana bersama denganku. Dan, kalian tidak diperbolehkan mengikuti adik kalian untuk membantu, kalau kalian bersikeras, maka gelar keluarga kerajaan akan dicabut dari kalian berdua!" Tegas Lord Morgenstern.

"Baiklah, Dad," ucap Christian dan Jonathan serempak.

"Lalu bagaimana dengan kami, Lord Morgenstern?" Tanya Lord Charlevine.

"Kalian akan mendapatkan pengamanan di sini, sampai putri Marceline dan putri Madelaine kembali," jawab Lord Morgenstern. Semua orang menghela nafas lega.

"Makan malam dibubarkan! Kembalilah ke ruangan kalian masing-masing!" Titah Lord Morgenstern. Semua orang kembali ke ruangannya masing-masing dengan perasaan yang campur aduk.

---

"Apa menurutmu keputusanmu sudah benar, Hildegard?" Tanya Lady Morgenstern di kamar mereka.

"Entahlah, Veronica. Aku tidak tahu. Ramalan sudah ditetapkan. Aku sendiri tidak menyangka kalau anak dalam ramalan yang dimaksud adalah Marcie dan Maddie," jawab Lord Morgenstern lirih.

"Tetapi, ini akan sangat berbahaya untuk mereka berdua. Kau tahu, hanya Marcie yang terlatih selayaknya para prajurit, tapi Maddie? Anak itu hanya menghabiskan waktunya di istana kebanyakan untuk menyulam atau bermain musik!" Seru Lady Morgenstern.

"Aku tahu, Veronica, makanya aku menyuruhnya untuk berlatih bersama Marcie dan para prajurit, siapa tahu persiapan dasar ini bisa membantunya walaupun sedikit," jawab Lord Morgenstern lagi.

"Baik kalau itu keputusanmu, Hildegard, tapi ingatlah satu hal. Kalau mereka tidak selamat, kau yang harus menanggungnya!" Seru Lady Morgenstern sambil meninggalkan kamar menuju perpustakaan.

---

Sementara itu, di perpustakaan istana, Marceline, Madelaine,Nicholas, Thomas, Michael, Caroline berkumpul sambil mencari sebuah buku besar yang mungkin bisa membantu mereka dalam petualangan besar ini.

"Aku menemukan bukunya!" Seru Caroline sambil mengangkat sebuah buku yang terlihat berat.

"Sini kubantu, sis," ujar Michael sambil membantu adiknya itu mengangkat buku.

"Thanks, bro," ucap Caroline sambil tersenyum tipis.

"Jadi, tunggu apalagi? Ayo buka bukunya!" Seru Thomas tidak sabaran. Setelah mereka membuka buku itu, mereka segera mencari silsilah para raja di kerajaan Quarterion.

"Di mana silsilah Ratu Eleanor?" Tanya Marceline.

"Entahlah, aku tidak tahu. Coba kita cari di silsilah negeri Iceland," jawab Nicholas. Mereka segera membuka silsilah keluarga kerajaan Iceland. Mereka semua terkejut ketika melihat nama siapa yang ada di sana.

The Darkness and The SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang